25 radar bogor

Idul Adha Dihantui Wabah PMK, Ini Strategi Penanganan dari DKPP

Wabah PMK sedang marak menyerang hewan jelang Idul Adha
Wabah PMK sedang marak menyerang hewan jelang Idul Adha

BOGOR-RADAR BOGOR, Waktu perayaan hari raya Idul Adha semakin dekat. Keadaan ini berbanding terbalik dengan kondisi hewan ternak di Indonesia yang sedang dilanda wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Menyikapi kondisi ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor sudah menyiapkan rangkaian strategi penanganan agar masyarakat merasa nyaman menjalani hari raya Idul Adha mendatang.

Baca juga: Pemenang Lomba Karya Tulis Raden Saleh Diundang ke Balai Kota

Kepala DKPP Kota Bogor, Anas S Rasmana menjelaskan, menyambut hari raya Idul Adha pihaknya akan melaksanakan biosekuriti. Tindakan ini dilakukan kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyembelihan hewan kurban.

Pada saat proses pembelian masyarakat akan mendapatkan edukasi terkait cara membeli dan memilih hewan kurban.

“Pada saat membeli masyarakat diimbau untuk melakukannya dari jauh, bahkan disarankan melalui video saja. Sehingga tidak menyentuh hewan karena dapat menyebarkan virus PMK ke hewan lain,” ujarnya pada Kamis, (9/6).

Baca juga: Marak Upaya Penipuan Perbankan, BRI Imbau Masyarakat Jaga Kerahasiaan Data dan Password

Selain itu, program biosekuriti juga akan diberikan di setiap tempat penjualan serta penyembelihan hewan kurban.

“Nanti kita adakan penyemprotan disinfektan di setiap kandang dan tempat penyembelihan bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lain,” tuturnya.

Penyemprotan disinfektan tersebut akan berlangsung setiap minggu hingga pelaksanaan ibadah kurban.

Anas mengatakan proses monitoring akan terus berjalan pada seluruh pedagang hewan ternak selama periode Idul Adha. Pengawasan kesehatan dilakukan bekerja sama dengan OPD lainnya.

Baca juga: Dilarikan ke Rumah Sakit Gara-gara Keripik Pedas, Irfan Hakim : Kepikiran Mau Mati!

“Kita periksa hewan-hewan yang dijual. Jika terbukti sehat kita berikan surat keterangan kesehatan hewan, apabila sakit akan disarankan untuk isolasi dan kita lakukan pengobatan,” terangnya.

Sebagai upaya menjaga kondisi ternak, Anas menyebut pihaknya akan terus berupaya memberikan bantuan vitamin, dan asupan herbal kepada para pedagang.

Strategi kebijakan lainnya juga dikeluarkan DKPP dalam pelaksanaan ibadah kurban pada masa wabah PMK.

Anas mengatakan, sapi yang akan disembelih disarankan untuk datang pada H-1 pemotongan. Hal ini dilakukan untuk menghindari gejala berat yang dialami sapi saat pemotongan, karena hal itu dapat membuat sapi tidak sah untuk dikurbankan.

Baca juga: Garap Kasus Korupsi Lahan Rusun di Cengkareng, Polri Sita Aset Rp 700 Miliar

Strategi penanganan wabah PMK juga diterapkan pada waktu pemotongan hewan kurban. DKPP menyarankan agar tempat pemotongan hewan kurban disentralisasikan.

“Jadi tidak semua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dapat melaksanakan kurban. Masjid yang berdekatan dengan sentra peternakan tidak disarankan menyelenggarakan penyembelihan. Khawatir menjadi sumber penularan ternak yang ada di sana,” tutur Anas.

Selain itu, para petugas pelaksana penyembelihan serta pengelolaan daging kurban juga akan disertai dengan pakaian alat pelindung diri (APD).

Ia mengatakan dalam pendistribusian hewan kurban masyarakat diharap untuk tidak mengambil secara perorangan melainkan dilakukan oleh pihak RT.

Baca juga: Geger! Temuan 7 Janin Bayi Dalam Kotak Makanan, Korban Aborsi Sejak 2012

Anas mengimbau masyarakat untuk tidak mendistribusikan bagian kepala, kaki, buntut, dan jeroan dalam kondisi yang segar, melainkan harus melalui proses perebusan terlebih dahulu.

“Bahkan kalau bisa dimasak oleh pihak penyelenggara, jadi masyarakat menerima dalam keadaan sudah matang,” ujarnya.

Ia juga berpesan agar masyarakat langsung memasak daging kurban yang telah dibagian. “Setelah dibagikan langsung dimasak, jangan ditaruh di lemari es,” tambah Anas.

Setelah proses penyembelihan selesai, para petugas diharapkan membersihkan sisa air, darah, dan kotoran hewan dengan cara dikubur.

Baca juga: Pria 26 Tahun Terjun dari Jembatan Suramadu, Sempat Kirim Wasiat ke Keluarga

Anas menegaskan daging kurban hewan yang terkena PMK aman untuk dikonsumsi. Segala upaya yang dilakukan pihaknya bertujuan untuk menghindari adanya penyebaran PMK pada hewan lain.

“Ini untuk menghindari hewan lain terjangkit wabah PMK. Selain hewan ternak sapi, kerbau, kambing, ini juga menghindari penyebaran pada hewan peliharaan,” tutupnya. (cr1)

Editor: Rany