25 radar bogor

Paripurna HJB ke-540, Kenakan Pakaian Pangsi hingga Gunakan Pengantar Bahasa Sunda

BOGOR-RADAR BOGOR, Puncak Peringatan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-540 diawali dengan rapat Paripurna Istimewa yang berlangsung di DPRD Kota Bogor, Jalan Pemuda, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jumat (3/6/2022).

Rapat Paripurna Istimewa dipimpin oleh Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto yang didampingi wakil ketua yakni Eka Wardhana dan Dadang Danubrata.

Acara berlangsung di Gedung DPRD Kota Bogor, tepat pukul 09.00 WIB. Kegiatan dilakukan setelah dua tahun sidang paripurna HJB digelar secara terbatas.

Hari ini dilakukan tatap muka, dan disiarkan langsung melalui kanal You Tube DPRD Kota Bogor.

Hadir pada rapat paripurna istimewa tersebut, Plh Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Danrem 061 Suryakancana Brigjen TNI Rudy Saladin, Danim 0606 Kota Bogor Letkol Inf Ali Akhwan.

Selain itu Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, Dan Lanud Atang Sendjaja Marsma TNI Suliono, dan unsur Forkopimda lainnya. Hadir juga undangan lainnya.

Satu hal yang istimewa, pada rapat paripurna istimewa HJB ke-540 tersebut adalah semua yang hadir pada kegiatan tersebut menggunakan pakaian khas Sunda, pun bahasa pengantar yang digunakan juga bahasa Sunda.

Wali Kota Bogor Bima Arya, dan wakilnya Dedie A Rachim kompak mengenakan pakaian pangsi berwarna hitam, lengkap mengenakan totopong.

Sedangkan Plt gubernur Jabar Uu dan unsur pimpinan DPRD, beserta anggotanya tampak mengenakan pakaian pangsi warna putih.

Bima Arya sempat menyampaikan pada peringatan HJB ke-540, situasinya berbera karena kasus Covid-19 yang mulai melandai. Hal itu juga yang menandai Pemkot Bogor mengadakan helaran atau festival budaya.

“Hari ini kita syukuri perjalanan panjang kota ini sudah menginjak usia ke 540 tahun. Hanya karena takdir Allah dan ikhtiar kita, kondisi dan situasi kota Bogor sudah kembali ke kondisi normal dan siap memasuki masa endemi,” kata Bima Arya.

Dalam kesempatan itu, Bima Arya juga mengucapkan apresiasi atas kerja keras seluruh unsur Forkopimda, unsur TNI/Polri, dan seluruh unsur yang terlibat, termasuk para tenaga kesehatan dan perawat.

“Tanpa kerja keras semua, tidak mungkin pendemi bisa kita atasi. Doa kita untuk seluruh petugas yang telah gugur dalam penanganan covid dan juga bagi warga yang telah wafat di masa pandemi. Semoga diberikan tempat paling mulia di sisi Allah SWT,” ucap Bima Arya mendoakan.

Menurutnya, pandemi yang terjadi mungkin cara Tuhan untuk mengingatkan semua, agar dapat lebih menjaga kesehatan.

“Mungkin kita lupa untuk menjaga apa yang kita miliki dan nikmati. Kita lalai atas Kesehatan kita, dan kita abai akan alam kita,” ucapnya.

Karenanya, dirinya mengingatkan agar tidak boleh lupa dengan asal usul, termasuk leluhur.

“Apa karya mereka dan apa yang mereka tinggalkan untuk kita. Kota Bogor tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebesaran kerajaan Pajajaran,” katanya.

Hari ini 540 tahun yang lalu, terjadi peristiwa besar. Prabu Siliwangi, pemimpin kerajaan Pakuan Pajajaran mulai bertahta. Memulai jaman keemasan Kerajaan Sunda
Pakuan Pajajaran. Ketika warga hidup dengan sejahtera di alam yang indah dan sejuk.

Sang Prabu adalah raja yang visioner. Berpikir jauh ke depan untuk kepentingan generasi masa depan.

Menjaga lingkungan dan kelestarian alam menjadi salah satu perhatian utama dari Prabu Siliwangi.

“Beliau membangun Hutan Samida untuk menjaga kelestarian lingkungan. Hutan ini yang sekarang menjadi paru-paru utama Kota Bogor, Kebun Raya Bogor,” katanya.

Bogor yang asri dan hijau yang dinikmati hari ini adalah buah kerja keras pendahulu pada masa lalu. Kerja keras yang tidak boleh dihentikan atau bahkan dirusak.

“Kalau jaman dulu saja ketika penduduk Bogor masih 50 ribu, para pendahulu kita sudah berpikir untuk melestarikan alam apalagi saat ini ketika kota ini sudah dihuni lebih dari satu juga warganya,” imbuhnya.

Kota Bogor tidak boleh mengingkari sejarahnya, kota boleh tidak boleh mengkhianati para pendahulunya, kota bogor jangan sampai di rusak oleh warganya.

Kota Bogor harus selalu hijau dan lestari.
Kita perlu pembangunan dan perubahan,
tapi tidak dengan merusak lingkungan.

“Kita perlu pertumbuhan ekonomi, tapi tidak mengorbankan anak cucu kita. Kita perlu mengejar investasi, tapi hanya yang peduli pada pembangunan yang berkelanjutan,” ucapnya.

Bima Arya menambahkan, tema HJB tahun ini adalah Abhinaya Satya Lestari. Artinya semangat yang tulus untuk menghadirkan program-program berkelanjutan bagi lingkungan agar bumi terus hidup atau lestari.

“Di hari istimewa ini saya mengajak kepada seluruh warga bogor untuk menjaga alam kita yang tidak ada duanya di indonesia. Saya meminta kepada ASN agar semua bekerja dengan hati untuk bumi yang lestari,” ajaknya.

“Saya mengajak kepada seluruh warga Bogor agar mulai menggunakan produk ramah lingkungan setiap hari. Kurangi pemakaian plastik, batasi pemakaian listrik di rumah dan mari kita promosikan busana yang dalam proses produksinya mengutamakan kelestarian lingkungan,” sambungnya.(ded)

Editor: Rany