25 radar bogor

Empat Warisan Budaya Takbenda Indonesia Diajukan ke UNESCO, Salah Satunya Tempe

Pedagang tempe melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Sejumlah pedagang tempe dan tahu di pasar Kebayoran Lama mengancam mogok produksi pada 21-23 Februari 2022 mendatang karena tingginya harga kedelai di pasaran. Harga kacang kedelai saat ini sudah menyentuh Rp11.250 per kilogram (Kg) dari yang sebelumnya Rp9 ribu. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun ini menominasikan empat elemen budaya Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO. Keempat elemen tersebut adalah tenun Indonesia, Reog, jamu, dan tempe.

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan, pengajuan nominasi ini telah melewati kajian dan tahapan yang panjang sampai akhirnya diajukan secara resmi pada 25 Maret 2022.

“Kami terus mengupayakan agar elemen budaya Indonesia tidak hanya mendapatkan status di tingkat Internasional. Namun, yang terpenting adalah agar masyarakat Indonesia turut memberikan perhatian dan ikut melestarikan,” kata Hilmar kepada wartawan, Selasa (12/4).

Sementara itu, terkait adanya isu negara lain yang turut mengajukan Reog sebagai WBTb, Hilmar menyebut belum menerima informasi resmi. “Sampai saat ini tidak ada informasi resmi yang kami terima bahwa ada negara lain yang turut mengajukan Reog,” ucapnya.

“Selain itu, publik perlu memahami bahwa Konvensi WBTb UNESCO bertujuan untuk melestarikan WBTb sesuai dengan kesepakatan internasional. Bukan untuk klaim kepemilikan budaya oleh negara yang mengajukan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Hilmar mengatakan, karena keterbatasan sumber daya di UNESCO sendiri, tidak ada jaminan bagi setiap negara elemen budaya yang dinominasikan akan berhasil disetujui sebagai WBTb. Rata-rata suatu negara hanya bisa mengusulkan satu nominasi per dua tahun.

“Sejak tahun 2016, Komite WBTb UNESCO mengatur batasan jumlah elemen budaya yang dapat diinskripsi sebagai WBTb UNESCO, yaitu 50 elemen budaya saja per tahun dari 193 Negara Anggota UNESCO,” jelasnya.

Sampai saat ini terdapat 12 WBTb Indonesia yang telah berhasil mendapatkan status WBTb Dunia dari UNESCO. Yakni Wayang (2008); Keris (2008); Batik (2009); Pendidikan dan pelatihan batik (2009); Angklung (2010); Saman (2011); Noken (2012); Tiga genre tari Bali (2015), Seni Pembuatan Kapal Pinisi (2017); Tradisi Pencak Silat (2019); Pantun (2019); dan Gamelan (2021).(jp)