25 radar bogor

Nectars Siap Gebrak Pasar Bersama STP IPB

Pemilik Nectars, Ruri P. Arimbi

BOGOR – Setelah lulus seleksi tenant, Nectars berkolaborasi dengan Science Techno Park Institut Pertanian Bogor (STP IPB). Syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti seleksi ialah alumni IPB dan usahanya terus melakukan inovasi.

Tahun pertama bergabung nectars mengikuti pelatihan. Dua tahun inkubasi, Nectars menyewa ruang untuk workshop dan pameran. Menurut Pemilik Nectars, Ruri P. Arimbi mengatakan, kolaborasi dengan STP IPB mampu mempertegas keberadaan Nectars.

https://www.youtube.com/watch?v=XcrAgL8m5iw&t=12s

Ia menambahkan, berkolaborasi dengan STP IPB mendapatkan kesempatan untuk memperluas dan survey pasar. “Dengan adanya survey pasar, tenant tidak gegabah untuk mendirikan pabrik,” tuturnya.

Start up yang berkantor di Gedung TBI 2 STP IPB, Taman Kencana Kota Bogor ini sudah memiliki pabrik di Loji, Sindang Barang, Kota Bogor. “Walaupun terkena gempuran pandemi, nectars berhasil bertahan,” kata wanita lulusan Biologi IPB ini.

Ia melanjutkan, saat pandemi omset turun hampir setengah dari tahun-tahun sebelumnya karena daya beli yang sangat berkurang.

https://www.youtube.com/watch?v=kX0dMNRplEI

Menurutnya, bergabung dengan STP IPB menambah relasi dan jaringan. “Tiga kali dalam seminggu dipertemukan dengan kalangan akademisi yang berasal dari dalam dan aluar negeri,” kata dia.

Nectars menggunakan endorse yang dilakukan akademisi tanpa biaya. “Bergabung di sini, berdiskusi dan mendapat pengakuan dari para akademisi merupakan strategi marketing kami,” terangnya.

Soal penjualan, Nectars mengalami peningkatan karena memiliki ruang untuk menambah konten digital marketing. Menurutnya, jarang ada brand kosmetik yang melakukan konten di kawasan science. Dan itu menjadi keuntungan tersendiri.

“Akibatnya, nectars menjadi produk yang dipercaya dan eksklusif. Orang yang membeli nectars kebanyakan teredukasi dengan konten digitalnya. Di STP IPB setiap produk harus berinovasi. Karya yang dihasilkan otentik, tidak ada yang bisa menyamai,” katanya.

Ia menuturkan, ke depannya Nectars akan mengembangkan produk tradisional yang berinovasi. Menjadikan produk skincare menjadi kebutuhan primer, dan mengembangkan skincare paripurna yang aman digunakan, bahkan oleh anak-anak sekalipun dengan mengusung keunikan biodiversitas yang ada di Indonesia.

Wanita yang akrab disapa Ruri ini mengatakan, membuka peluang seluas-luasnya bagi yang ingin memproduksi brand organic skincare dengan produksi paling minimal. “Tidak masalah bersaing dengan brand baru asal punya kualitas yang bagus,” katanya.

https://www.youtube.com/watch?v=bN-_a3SpQ_8&t=11s

Ruri menyarankan, agar konsumen yang memilih nectars sebagai skincarenya untuk menggunakan nectars tak terlalu banyak dikarenakan nutrisi yang trekandung. Hampir tidak ada residu di setiap pembuatan produk nectars.

“Saat diaudit oleh BPOM pun, tidak ditemukan limbah selama proses produksi,” tuturnya.

Menurut uji logam yang dilakukan baru-baru ini, skincare yang tidak mengandung bahan pengawet kimia ini bisa bertahan selama delapan bulan. “Uji logam yang baru-baru ini kami lakukan membuktian produk nectars awet selama 1,5 tahun,” pungkasnya. (*/ded)