25 radar bogor

Menginjak Usia 45 Tahun, Perumda Tirta Pakuan Punya Tiga Tantangan Berat

Perumda Tirta Pakuan
Puncak HUT ke-45 Perumda Tirta Pakuan di kantor pusat Jalan Siliwangi, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jumat (1/4/2022).
Perumda Tirta Pakuan
Puncak HUT ke-45 Perumda Tirta Pakuan di kantor pusat Jalan Siliwangi, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jumat (1/4/2022).

BOGOR-RADAR BOGOR, Perumda Tirta Pakuan mendapatkan tugas berat pada momentum perayaan HUT ke-45, yang dirayakan Jumat (1/4/2022).

Baca Juga : Perumda Tirta Pakuan Gratiskan Tagihan Air 1.200 Rumah Ibadah di Kota Bogor

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyebut, Perumda Tirta Pakuan memiliki beberapa tantangan berat yang mesti dihadapi dalam memberikan layanan kepada pelanggan dalam waktu mendatang.

Salah satu tantangan paling berat, yakni memenuhi 100 persen masyarakat Kota Bogor terkoneksi aliran air dari Perumda Tirta Pakuan.

“Tantangan kita ke depan adalah memenuhi 100 persen masyarakat Bogor terkoneksi dengan Perumda Tirta Pakuan dan menikmati layanan air dari Perumda Tirta Pakuan. Itu tantangan paling berat,” kata Dedie A Rachim saat acara puncak HUT ke-45 Perumda Tirta Pakuan di kantor pusat Jalan Siliwangi, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jumat (1/4/2022).

Untuk memenuhi itu, dikatakan Dedie, yang harus difikirkan adalah sumber air baku untuk melayani pelanggan. Menurutnya, hal itu menjadi penting untuk jadi perhatian.

“Mungkin kita belum alami krisis air. Tapi 5,10, 15, 20 atau bahkan 50 dan 100 tahun lagi bagaimana? Kita harapkan semua pihak sadar dan paham bahwa air itu penting dan harus diatur,” ucapnya.

Disisi lain, Dedie juga meminta masyarakat harus patuh, termasuk dunia usaha. Bersama-sama melestarikan air untuk generasi mendatang.

“Jadi tidak lagi menggunakan air tanah, karena nanti mempengaruhi sumber air yang ada sekarang,” imbuh Dedie.

Ia berharap Perumda Tirta Pakuan bisa memenuhi kepercayaan dalam mengelola air untuk warga, termasuk menyiapkan dan mencari sumber air baku baru untuk suplai air kepada pelanggan.

“Dari sumber-sumber (air baku) mana saja, serta (bagaimana) mengolah dan mendistribusikannya. Itu juga jadi tantangan paling berat,” tukas mantan petinggi KPK itu.

Selain itu, kata dia, Perumda Tirta Pakuan dihadapkan pada tantangan dalam optimalisasi aset agar bisa bernilai ekonomis dan menambah pendapatan.

Ia berharap Perumda Tirta Pakuan bisa melakukan berbagai diversifikasi usaha dengan memanfaatkan aset yang ada.

Apalagi, sambung Dedie, aset Perumda Tirta Pakuan ada di mana-mana dengan lokasi yang strategis dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun pemanfaatannya belum maksimal.

“Ini yang jadi pemikiran dari direksi yang sekarang, optimalisasi aset yang ada,” ucapnya

Diusia yang menginjak 45 tahun, Mantan Direktur PJKAKI KPK itu mengapresiasi dan berterimakasih atas kontribusi dari direksi, manajemen hingga staf karyawan juga dewan pengawas Perumda Tirta Pakuan.

Sebab telah memberikan kontribusi terbaik hingga saat ini dan menempatkan Perumda Tirta Pakuan ada di peringkat 6 terbaik se-Indonesia.

“Apresiasi dari kami. Kalau bisa terus ditingkatkan, ya paling tidak dipertahankan. Kalau bisa, tentu jadi perusahaan air minum peringkat pertama di Indonesia,” tegas Dedie.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Pakuan Rino Indira Gusniawan menuturkan, untuk mewujudkan tantangan-tantangan tersebut, pihaknya sudah merencanakan dan menjalankan berbagai program. Salah satunya perbaikan infrastruktur.

Buatnya kesiapan infrastruktur akan menunjang berbagai perbaikan dan peningkatan pelayanan dari Perumda Tirta Pakuan.

“Bicara perbaikan servis, tentu kita harus siap infrastruktu dulu. Mulai dari layanan, jumlah pelanggan baru, sumber air baku dan lainnya, tentu kita harus siap itu dulu. Memang kalau bicara pipa kita, sudah 90 persen ada di seluruh Kota Bogor,” ucapnya.

Hanya, perlu hitung-hitungan untuk mengetahui jumlah pelanggan yang mau di capai 100 persen.

“Itu kita harus tambah berapa banyak? Apalagi bicara jumlah penduduk Kota Bogor yang 1,1 juta jiwa, kita hitung dulu tambahnya berapa,” jelas Rino.

Terkait optimalisasi aset, kata Rino, salah satu tantangannya adalah merubah cara pandang pegawai Tirta Pakuan agar lebih punya jiwa enterpreneur. Sebab, pemanfaatan aset menjadi nilai ekonomis belum pernah dilakukan sebelumnya.

“Itu yang harus digali. Buat saya sih tantangannya hari ini aset kita itu jadi cost. Artinya kita harus merawat, menjaga batas-batas dan lainnya. Tapi kalau kita kerjasamakan, kepada pihak ketiga atau warga dengan MoU khusus, paling nggak warga atau pihak ketiga itu akan ikut menjaga aset kita,” tukasnya.(ded)

Editor : Yosep