25 radar bogor

Tarhib Ramadan 1443 H: Ramadan Berkah Dengan Syariat Kafah

Oleh: Mariyam Sundari (Yogyakarta)

KEGEMBIRAAN sambut bulan suci Ramadan makin terasa pada acara spesial “Ramadhan Mubarak” yang dirangkai dalam bentuk Tarhib Ramadan 1443 H secara virtual, Ahad (27/3/2022). Yang disaksikan oleh lebih dari 20.000 peserta bertajuk “Ramadan Makin Berkah Dengan Syariat Kafah”.

Dengan diawali pemutaran video berisikan rekaman jejak keadaan umat saat ini yang jauh dari kehidupan yang diinginkan dan kini seruan Ramadan yang akan membawa berkah hanya dengan menerapkan syariah kafah.

Ustaz Ramli sebagai MC memberikan pemaparan bahwa penayangan acara ini dilakukan, baik itu secara online memakai aplikasi zoom maupun offline di berbagai wilayah Indonesia, seperti Aceh, Bandung, Banten, Purwakarta, Kendari, Riau, Sorong dan Surabaya.

Untuk pembukaan, ulama aswaja K.H. Rokhmat S. Labib mengatakan pada bulan suci Ramadan inilah Allah turunkan al-qur’an yang dibawa oleh Malaikat, Jibril, pada bulan penuh berkah ini. Bahkan di malam mulia (lailatulqadar) ke tangan kekasih Allah. Rasulullah Saw. Oleh sebab itu ia menegaskan jika ingin menjadi manusia, keluarga, masyarakat, dan negara yang akan diridhoi oleh Allah. dan mendapatkan kemuliaan, tidak ada pilihan, kecuali menjadikan Al-qur’an yang harus diterapkan sebagai syariat kafah dalam kehidupan.

Selanjutnya dalam Sharing yang menjadi inspirasi dipandu oleh Ustaz Asep Supriyatna, dipaparkan berbagai motivasi dari para pembicara, yaitu ulama Ahlussunnah KH. Rokhmat S. Labib, cendikiawan muslim Ustaz Ismail Yusanto, serta pemerhati dunia Islam Ustazah Iffah Ainur Rochmah. Tidak ketinggalan dihadirkan pula para pembicara sebagai tamu, yaitu guru besar dari ITS Prof. Daniel M. Rosyid, Ph. D, Mualaf Drg. Carissa Grani dan Owner Waroeng Makan Serba Sambal (SS) Yoyok Hery Wahyono.

Prof. Daniel memberikan pandangannya terkait filosofi Ramadan. “Ramadan merupakan manifestasi pendidikan yang terbesar karena awal hancurnya dunia adalah dikarenakan manusianya yang tidak bisa mengendalikan nafsu,” ungkapnya.

Selanjutnya, Drg. Carissa Grani yang memberikan wejangan menariknya yang akan ditempuh Ramadan ketiga kalinya ini, membagikan pengalaman saat ia mempelajari Al-qur’an, khususnya saat Ramadan pertamanya. Ia sampaikan bahwa tidak ada sesuatu yang keliru dari Al-qur’an bahkan dikatakan Al-qur’an memiliki aturan yang detail lagi sempurna.

Tidak kalah menarik juga sebagai pengusaha, Yoyok pun menggambarkan bagaimana saat ia menjadikan tempat usahanya sebagai sarana dakwah, dan turut serta, aktif dalam menyebarkan syariat Islam kafah melalui tempat usahanya tersebut.

Pada forum dalam ruangan studio utama, Ustaz Ismail Yusanto sangat menyayangkan fenomena saat ini di saat seseorang ingin menjalankan ketakwaan diklaim dengan sebutan radikal. Ia menekankan bahwa puasa menempa manusia untuk meraih takwa dengan satu-satunya jalan, yaitu menerapkan syariat Islam secara kafah.

Juga Ustazah Iffah pun turut membekali umat muslim, khususnya muslimah dan juga para ibu, mengenai hal pentingnya kesadaran bahwa Ramadan merupakan bulan penuh ampunan dan dilipatgandakan pahala ketika melakukan amal saleh, juga sebagai momen untuk menjadikan individu dan masyarakat yang bertakwa. “Maka, para ibu semestinya mampu membagi porsi waktu, tenaga, dan pikiran untuk lakukan aktivitas dakwah. Tidak hanya tersita waktu untuk menata menu sahur dan berbuka,” jelasnya.

Terakhir kembali pada K.H. Rokhmat S. Labib dan Ustaz Ismail Yusanto yang memberikan pesan penutup. Mereka bersepakat bahwa tidak ada pilihan lain, sudah tibalah umat Islam berdakwah untuk menyebarkan syariat Islam kafah. Dakwah itu tidak hanya tanggung jawab individu tetapi juga dalam masyarakat lebih lagi negara.

Acara ini pun dimeriahkan dengan suasana tarhib Ramadhan yang dipopulerkan oleh para reporter di wilayah-wilayah yang mengadakannya secara offline. Dan diberitakan bagaimana suasana kemeriahan dan antusiasme para peserta acara tarhib Ramadan tahun ini yang dapat kembali melakukan acara setelah terhalang oleh kondisi pandemi. (*)