25 radar bogor

Syifa Fauziah Mahasiswi Magister Disabilitas Unpak, Lulus Cumlaude hingga Jadi CPNS

Syifa
Salah satu lulusan magister (S2) Fakultas Hukum Syifa Fauziah yang merupakan penyandang disabilitas dengan predikat cumlaude.
Syifa
Salah satu lulusan magister (S2) Fakultas Hukum Syifa Fauziah yang merupakan penyandang disabilitas dengan predikat cumlaude.

ADA yang berbeda dalam prosesi 727 wisudaan Universitas Pakuan (Unpak) di lantai dasar Gedung Pakuan Siliwangi (GPS) Rabu (30/3/2022). Salah satu lulusan magister (S2) Fakultas Hukum Syifa Fauziah merupakan penyandang disabilitas dengan predikat cumlaude.

LAPORAN : Dede Supriadi/Dave Auriel

Keterbatasan fisik sejak lahir yang dimiliki Syifa tidak mengurungkan niatnya untuk menggapai pendidikan yang tinggi.

Terbukti, Mahasiswi S2 yang masuk pada tahun 2019 itu mampu menyelesaikan tesisnya dengan judul Mediasi dan Pengaruh Bagi para Pihak di Pengadilan Negeri Sukabumi dan Pengadilan Negeri Bogor Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.

Baca Juga : 727 Mahasiswa Unpak Jalani Wisuda, Rektor Bibin Beri Pesan Menyentuh

“Alhamdulillah, hari ini dapat mengikuti proses wisuda Unpak bersama ratusan wisudawan yang lainnya,” kata Syifa, kepada Radar Bogor.

Adapun, selama menempuh pendidikan magisternya, Syifa mengaku sempat terkendala saat mengajukan judul tesisnya yang semula akan mengangkat hukum ekonomi syariah. Namun, judul itu ditolak karena sempat dianggap plagiat.

Namun hal itu tak membuat patah semangat, dengan mengajukan judul tesis berbeda yakni berkaitan dengan sidang mediasi.

Syifa menjelaskan alasanya memilih tesis tersebut, lantaran dari beberapa kasus hukum, hanya beberapa saja yang memanfaatkan mediasi.

“Perjalanan mediasi ini belum terlalu lumrah di Indonesia, hanya beberapa hal yang bisa dimediasikan. Sebenarnya kenapa milih judul ini, karena proses mediasi ini justru mudah dan murah. Ketika ada sengketa proses mediasi ini tidak memakai proses sidang, cukup dengan kesepakatan antara kedua belah pihak yang dilakukan di pengadilan,” katanya.

Menurutnya, pandangan masyarakat terkait dengan mediasi masih salah kaprah karena dianggapnya dilakukan diluar pengadilan atau non ligitasi. Padahal, saat ini perkembangan peradilan di Indonesia akan mulai mengarah ke sana.

“Karena memang peraturannya baru sampai peraturan Mahkamah Agung yang mengatur terkait mediasi di pengadilan,” katanya.

Saat ditanya alasan mengapa memilih jurusan hukum, perempuan kelahiran tahun 1997 itu menanggap ilmu tersebut menarik dan masih banyak yang harus digali dan dipelajari. Sebab, dirinya menyadari saat ini masih banyak yang salah memandang hukum.

“Tapi pada faktanya ternyata bukan hukum yang salah tapi memang orang-orangnya yang salah. Dan memang meluas bahasan hukum hampir semua aspek ada ranah hukumnya. Ini jadi tantangan,” katanya.

Alasan kedua, Syifa sebenarnya bercita-cita ingin menjadi notaris. Namun saat ini dirinya harus berbangga. Karena, setahun lalu dirinya dikabarkan lolos sebagai CPNS di Mahkamah Agung setelah mengukuti serangkaian tes yang dilakukan pada tahun 2019 silam.

Untuk diketahui, Universitas Pakuan (Unpak) mewisuda 727 lulusannya yang berlangsung di lantai dasar Gedung Pakuan Siliwangi (GPS). Wisuda pada gelombang pertama ini dilaksanakan secara luring selama dua hari yaitu Selasa dan Rabu (29-30/3/2022).

Pada wisuda gelombang pertama ini, Unpak mewisuda sebanyak 727 lulusan dengan rincian yaitu Sekolah Pascasarjana S3 berjumlah 14 orang, S2 (62 orang), Fakultas Hukum (28 orang), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (134 orang), FKIP (73 orang), FISIB (127 orang), Fakultas Teknik (63 orang), Fakultas MIPA (195 orang), dan Sekolah Vokasi (31 orang).

Prosesi wisuda dibagi dalam tiga sesi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk usaha dan ikhtiar agar terhindar dari penyebaran virus Covid-19.

“Corona (Omicron) belum sepenuhnya sirna dari muka bumi. Saya mengajak pada hadirin semua untuk tetap menjaga protokol kesehatan selama acara ini berlangsung,” ujar Rektor Unpak, Bibin Rubini dalam kata sambutannya di depan para wisudawan, Rabu (30/3/2022).

Bibin menjelaskan, perkembangan teknologi digital yang ditandai dengan keterbukaan informasi memungkinkan dan sangat mendukung masyarakat untuk dapat berinteraksi, bekerjasama, berjejaring terhubung tanpa jarak.

“Perkembangan ini tentu harus disikapi dengan sangat bijak oleh masyarakat, karena berpengaruh terhadap kehidupan sosial,” ucapnya.

Kata kolaborasi, sambungnya, menjadi satu kata penting yang harus kita lakukan agar kita dapat survive dalam menghadapi era ini.

Kolaborasi yang baik dapat melahirkan energi, dan energi dapat melahirkan kekuatan untuk pengembangan inovasi yang diharapkan mampu menghasilkan jalan keluar untuk melahirkan kebahagiaan dan kemaslahatan.

“Inovasi membutuhkan kolaborasi untuk menjawab semua tantangan perkembangan teknologi digital. Dengan bekerjasama, inovasi akan berjalan cepat dan mampu menjawab tantangan revolusi digital.”

“Tanpa kolaborasi pemenuhan inovasi akan mengalami keterlambatan sehingga mengakibatkan ketertinggalan dalam persaingan,” katanya.

Bibin mengungkapkan, pada awal 2022 ini, Unpak mendapatkan penghargaan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, sebagai perguruan tinggi terbaik ketiga kategori Perguruan Tinggi Swasta Mahasiswa Berprestasi tingkat Nasional Terbanyak.

“Saya berharap pencapaian ini menjadi suatu motivasi bagi mahasiswa untuk terus berprestasi sehingga Unpak menjadi perguruan tinggi yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, mandiri dan berkarakter,” bebernya.

Rektor pun berpesan kepada para wisudawan agar tetap memiliki motivasi yang tinggi, bekerja keras, dan tidak mudah putus asa dalam meniti karir di dunia kerja.

“Kami sangat berharap agar para wisudawan tetap menjaga nama baik almamater, dengan menunjukkan sikap dan perilaku yang jujur,” tukasnya. (ded)