25 radar bogor

Kemendikbudristek Bawa Program Kampus Merdeka Mendunia, Ini Buktinya

ILUSTRASI. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah resmi meluncurkan platform Kedaireka.
ILUSTRASI. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah resmi meluncurkan platform Kedaireka.

RADAR BOGOR, Kemendikbudristek berupaya membawa program Kampus Merdeka (Merdeka Belajar Kampus Merdeka/MBKB) ke tingkat dunia.

Salah satunya dengan menggandeng Australia. Pemerintah berharap Negeri Kanguru itu berkenan membuka akses implementasi Kampus Merdeka di negaranya.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Dorong Seluruh Ekosistem Pendidikan Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan

Upaya tersebut disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Tjitjik Srie Tjahjandarie dalam Kelompok Kerja Pendidikan G20/G20 Education Working Group (EdWG). Kegiatan ini merupakan bagian dari gelaran G20 dimana Indonesia sebagai ketuanya.

Tjitjik mengemukakan dalam forum tersebut beberapa isu di bidang pendidikan tinggi, riset, dan teknologi. Tjitjik mengusulkan beberapa poin kerja sama dengan pihak Australia.

“Antara lain dalam bidang pengakuan kualifikasi, implementasi Kampus Merdeka melalui program Indonesia Internasional Student Mobility Awards (IISMA),” katanya Sabtu (19/3).

Selain itu program Joint Working Group, serta kerja sama pengembangan riset dan inovasi melalui kerangka Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO).

Menurut dia, Indonesia sudah bermitra cukup dekat dengan Australia. Indonesia mendorong agar Australia juga membuka kesempatan apprenticeship dan internship bagi mahasiswa Indonesia ke Australia.

“Tentunya dengan skema yang akan ditetapkan melalui program Kampus Merdeka,” jelasnya. Setelah berhasil, perguruan tinggi dapat menduplikasi bentuk kegiatan ini, agar banyak mahasiswa Indonesia memiliki wawasan global dan berdaya saing.

Sementara itu sejumlah perguruan tinggi di Indonesia menyambut baik program Kampus Merdeka. Diantaranya disampaikan Wakil Rektor I Bidang Pengembangan Akademik, Inovasi, Kerjasama dan SDM Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) Dr Lidia Sandra.

Menurut dia program MBKM bisa membuat mahasiswa keluar dari zona nyaman perkuliahan. Sehingga lebih siap memasuki dunia kerja.

“Kamis mengidentifikasi bahwa ada mata rantai yang putus antara kompetensi yang diajarkan dengan kebutuhan dan kemajuan di dunia kerja,” kata Lidia kepada wartawan Sabtu (19/3). Menurut dia program MBKM digulirkan untuk mengatasi persoalan mahasiswa belum siap masuk dunia kerja.

Sebelumnya saat menerima rombongan kampus swasta dari Papua dan Papua Barat, Lidia mengatakan melalui program MBKM mahasiswa bisa mempersiapkan diri masuk dunia kerja sesuai minat atau passion-nya. Dengan demikian mahasiswa menjadi keluar dari zona nyaman perkuliahan sehari-hari. “Mahasiswa menjadi lebih berkembang dan merasakan sensasi belajar langsung di dunia nyata,” tuturnya.

Lidia menambahkan tidak ada batasan semester untuk memulai program MBKM. Selama ada kesiapan dari diri para mahasiswa, kurikulum yang mendukung dan fleksibel, program MBKM bisa dilaksanakan. Meskipun tidak ada aturan baku, kebanyakan kampus memulai program MBKM untuk mahasiswanya mulai semester V.

Menurut Lidia, dalam melaksanakan program MBKM kampus perlu membentuk Tim Satgas sebagai penanggung jawab. Tim ini yang bertugas membantu setiap langkah implementasi MBKM. Mulai dari pendaftaran hingga mahasiswa mendapat pengumuman diterima. Kemudian melakukan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan MBKM.

Lidia mengatakan mereka siap berkolaborasi dengan kampus lain untuk berbagi pengalaman. Sehingga semakin banyak kampus yang menjalankan program MBKM dengan baik. Ujungnya membawa dampak positif bagi mahasiswa. Mereka menjadi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja. (*)