BOGOR-RADAR BOGOR, Proyek revitalisasi Masjid Agung Kota Bogor hingga pertengahan Februari 2022, belum juga rampung.
Padahal, masa perpanjangan salah satu proyek strategis Kota Bogor itu berakhir Selasa (16/2/2022) kemarin.
Baca juga: Pembangunan Masjid Agung Molor Lagi, Bima Beberkan Alasannya
Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor kembali memberikan perpanjangan pada proyek tahun anggaran 2021.
Sedianya, pekerjaan dengan nilai Rp30 miliar dari APBD Kota Bogor itu harus selesai pada akhir kontrak di 17 Desember 2021.
Namun mengalami keterlambatan dan diputuskan diperpanjang hingga 5 Februari.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, perpanjangan kedua kembali dilakukan karena terdapat masalah teknis pada tahap pemasangan atap.
“Pembangunan Masjid Agung ini dapat perpanjangan kedua. (Perpanjangan) pertama (sampai) 5 Februari 2021,” katanya, Rabu (16/2/2022).
“Tapi karena ada masalah teknis produksi enamel, (yaitu) bahan untuk menutup atap bebahan alumunium, ada kelangkaan, sehingga berdasarkan aturan bisa diperpanjang untuk ke dua kali, sampai 5 Maret 2022,” imbuh Bima Arya.
Meski demikian, secara umum, kata dia, progres pembangunan Masjid Agung Kota Bogor diklaim sudah rampung 91 persen. Dengan deviasi positif sekitar 3,4 persen.
Untuk pemasangan atap pada pembangunan Masjid Agung, sambung Bima, diperlukan enamel sebanyak 14.800 buah dan baru terkirim 9.700 buah.
Sehingga masih ada sekitar 5.000 buah enamel yang belum dikirim dari produsen yang disanggupi untuk dipenuhi dalam empat hari kedepan.
“Jadi langsung dipasang ketika barang sampai. Jadi ada kendala di produsen enamel itu, karena bahan enamel itu impor,,” ucapnya.
Sehingga, ia berharap pada awal Maret pekerjaan untuk tahun anggaran 2021 bisa rampung dan kembali dilanjut pada alokasi tahun anggaran 2022.
Menurutnya, untuk kelanjutan proyek Masjid Agung, saat ini sudah mulai tender untuk konsultan pengawas. Kemungkinan, pada bulan Maret atau April sudah mulai pekerjaan lagi. Meliputi interior, lantai dan tangga masuk.
“Itu selesai, baru 2023 dilanjut lagi untuk finishing, eksterior dan lainnya. Jadi akhir tahun ini ditargetkan bisa dipakai kembali untuk beribadah,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Chusnul Rozaqi membenarkan adanya perpanjangan kedua hingga Maret 2022.
Sehingga, jumlah denda sebagai konsekuensi perpanjangan pekerjaan pun bertambah. Jika menghitung denda satu per mil dari nilai kontrak, denda perpanjangan pertama mencapai Rp1,5 miliar.
“Dengan perpanjangan kedua, maka jumlah denda juga bertambah. Kalau sampai batas akhir (perpanjangan kedua), jumlah dendanya bisa mencapai Rp2 miliar,” tukasnya.
Disinggung soal kendala pekerjaan, ia juga membenarkan ada force mejure terkait produksi di material karena semua impor dan cutting di workshop di Balaraja.
“Saat ini cutting sudah selesai. Tinggal finishing pengecatan dan akan segera dikirim ke proyek,” tutupnya.(ded)
