25 radar bogor

Bule Ini Kendalikan Populasi Kucing Liar di Bogor, Fokus Rehabilitasi dan Kebiri

Erin Rush bersama suaminya, Riswan Maulana memperlihatkan sejumlah kucing liar yang direhabilitasi di kediamannya, Sempur. Mereka aktif dalam menekan populasi kucing melalui Catsnip Bogor atau Yayasan Peduli Amal Kasih. Imam/Radar Bogor.
Erin Rush bersama suaminya, Riswan Maulana memperlihatkan sejumlah kucing liar yang direhabilitasi di kediamannya, Sempur. Mereka aktif dalam menekan populasi kucing melalui Catsnip Bogor atau Yayasan Peduli Amal Kasih. Imam/Radar Bogor.

BOGOR-RADAR BOGOR,  Kebiasaan masyarakat membuang kucing di jalan menggerakkan hati Erin Rush. Perempuan asal Amerika Serikat itu pun membagi separuh hidupnya untuk melakukan aksi sosial merehabilitasi kucing-kucing liar di Kota Bogor.

Baca juga: Pecinta Kucing Berkumpul Di Sini, Boxies Siapkan Kontes Kucing Internasional

Bersama sang suami, Riswan Maulana, Erin terus “berpetualang” mencari kucing-kucing jalanan yang membutuhkan pertolongan. Tak hanya anak kucing yang kehilangan induknya. Kucing dewasa yang mengalami luka-luka juga langsung dibawa pulang ke rumahnya.

“Saya pernah lihat orang-orang buang anak kucing di jalanan, termasuk jalan tol. Kan jahat banget itu. Kalau saya ketemu, saya langsung bawa pulang kucingnya,” ungkap Erin yang ditemui Radar Bogor di rumahnya.

Pekerjaannya sebagai guru TK di Jakarta tidak menghalangi nuraninya dalam menyelamatkan hewan liar. Meski bukan keturunan asli Indonesia, ia justru memperkuat tekadnya menolong kucing-kucing jalanan yang sebagian besar mengalami luka dan penyakit itu. Tak peduli jika harus merogoh kocek pribadi bersama sang suami.

Ia dan suaminya sudah rutin bolak-balik klinik hewan. Luka-luka yang diderita kucing pun beragam. Mulai dari luka patah kaki, infeksi mata, hingga luka dalam yang cukup parah. Semua luka diupayakan untuk sembuh agar kucing-kucing itu bisa tetap hidup.

Karena aksi-aksi sosial Erin dan Riswan, warga di sekitar tempat tinggalnya tak jarang dengan sengaja meninggalkan anak-anak kucing yang baru lahir di depan rumahnya. Dengan harapan, anak-anak kucing itu dirawat di sana.

“Sebenarnya di sini bukan tempat penampungan kucing. Kita cuma merehabilitasi mereka. Sekaligus melakukan kebiri untuk mengendalikan populasi kucing. Karena kucing liar di Kota Bogor itu sangat banyak,” sambung Riswan, yang duduk di sebelah istrinya.

Mereka memulai gerakan sosial “dalam senyap” itu sejak 10 tahun silam. Nyaris bersamaan dengan usia pernikahan mereka. Riswan mengakui, kecintaan istrinya terhadap hewan memang cukup tinggi. Suatu ketika, ia pernah makan bersama istrinya di sebuah warung. Mereka melihat ada orang yang membuang kucingnya di sekitar warung.

“Dielus-elus sama istri saya, dibawa pulang. Dari sana rasa peduli semacam itu mulai tumbuh dan akhirnya setiapkita nemu kucing, kita ambil. Malah, pernah sampai 27 ekor kita dapat,” tutur Riswan mengisahkan akar mula aksi sosial mereka.

Kucing-kucing yang telah sembuh itu kemudian ditawarkan agar bisa diadopsi oleh warga yang lain. Banyak yang antusias membawa kucing-kucing lucu itu. Akan tetapi, Riswan dan istrinya sempat heran kenapa banyak orang yang enggan mengadopsi kucing betina. Ternyata, alasannya karena kucing betina sering melahirkan banyak kucing baru.

Hal itulah menggerakkan Riswan untuk “berburu” kucing liar demi menekan populasi kucing. Menurutnya, masyarakat sendiri kesulitan melakukan sterilisasi terhadap kucing-kucing piaraannya karena ongkosnya yang mahal. Selain itu, sebagian masyarakat juga belum sadar akan pentingnya menekan populasi kucing tersebut. Alhasil, Riswan dan istrinya menjajal aksi non profit tersebut.

Nama Catsnip Bogor sendiri baru dikukuhkan pada pertengahan tahun 2021 lalu. Mereka sekaligus melegalkan organisasi nirlaba itu dengan nama Yayasan Peduli Amal Kasih agar bisa menghimpun donasi dalam meringankan upaya mereka. Tak bisa dipungkiri, mereka butuh dukungan dalam memperluas jangkauan aksi sosial rehabilitasi dan sterilisasi kucing liar.

Tercatat, sudah lebih dari 500 kucing terluka yang diobati dan 200 kucing yang disterilkan. Jumlah itu masih akan terus bertambah. Riswan mengatakan, target Catsnip Bogor untuk sementara mensterilkan 2-3 kucing per minggu. Selain keterbatasan waktu, mereka juga masih mempertimbangkan besaran donasi yang tertampung lewat yayasan nirlaba itu. Lantaran sebagian besar donaturnya masih berasal dari para pecinta kucing luar negeri.

“Kami berharap untuk bisa menjangkau lebih luas di area Bogor. Bukan cuma kebiri, tapi rehabilitasi. Pokoknya kita lakukan apa yang kita mampu. Kita tidak fokus dengan donasi. Cuma, memang itu sangat membantu juga karena bisa membuat kami membantu kucing lebih banyak lagi. Tujuan kita ya untuk menyelamatkan kucing jalanan,” tekan lelaki yang juga bekerja di Jakarta ini.

Tak hanya kucing. Erin dan Riswan juga pernah menyelamatkan hewan-hewan liar yang lain. Kini, rumahnya menjadi tempat tinggal lima anjing, yang juga dipungutnya dari sekitar kawasan Kota Bogor. Mereka bermain cukup akrab dengan 10 kucing yang sering lalu-lalang di rumah nuansa kuno tersebut. Tak jarang, anak-anak kucing yang masih kecil menyusu pada salah satu anjing betina yang sudah cukup tua. (mam)