25 radar bogor

KPN BPNT di Babakan Madang Terima Telur Busuk

BABAKAN MADANG-RADAR BOGOR, Berbagai permasalahan dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Bogor terus mencuat. Terakhir, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Karangtengah, Babakan Madang dipaksa menerima komoditi telur yang dalam kondisi busuk.

Baca juga: Bantuan Pangan Non Tunai Mulai Cair, Warga Diminta Buka Rekening Baru

Panji Riswara (30), salah satu warga Desa Karang Tengah mengaku menerima laporan beberapa warga yang mengalami kondisi tersebut. Bahkan hal itu juga menimpa salah seorang keluarganya.

“Sampai ada seorang ketua RT juga dapat telur busuk, pas telurnya mau dimasak, telurnya malah busuk,” akunya kepada wartawan (17/1/2022).

Menurut penuturan Panji, KPM sebelumnya mengambil haknya di Kantor Desa Karang Tengah. Tidak ada kejanggalan sampai warga membawa telur tersebut untuk langsung dimasak.

Setelah diperiksa, ternyata dari satu tray telur, beberapa diantaranya dalam kondisi busuk. Meskipun tidak semua, namun warga merasa dirugikan dengan kinerja agen penyalur.

“Kalau bentuknya ATM, kasih saja uangnya. Kalau memang mau korupsi, ambil saja uang dari sana dari pada dibelanjakan, masyarakat juga bisa belanja,” tutur Panji kesal.

Dengan begini, sambungnya, sama dengan warga dibodoh-bodohi. Yang seharusnya dapat membantu warga miskin, justru program ini jadi bisnis segilintir orang.

“Kalau mau mengurangi kemiskinan, biarkan saja warga yang belanja di warung masing-masing dengan uang BPNT,” imbuhnya.

Saat dikonfirmasi Radar Bogor, Kepala Desa Karang Tengah, Suhandi mengaku telah memanggil agen yang bersangkutan dan petugas terkait untuk membantu menengahi permasalahan tersebut.

Dari sekitar 1500 KPM yang ada, Suhandi memastikan hanya 5 KPM yang menerima telur busuk. Itupun tidak semua dan hanya beberapa butir.

“Dari satu boks, ada yang tiga, ada yang dua. Tapi sudah diganti, jadi sudah beres diganti sama agen,” jelasnya.

Dirinya pun mengimbau kepada para agen untuk lebih selektif dalam memilih bahan komiditi yang akan diberikan ke masyarakat. Pihaknya sendiri memastikan tidak terlibat maupun terikat dalam bisnis BPNT.

“Kebetulan barang-barangnya ditaruh di desa, kalau menggesek dan lain sebagainya itu agen,” tandasnya.(cok)

Editor: Rany