25 radar bogor

Harga Batu Bara, Minyak, dan Gas Saat Ini Masih Meroket

ilustrasi tambang batu bara
ilustrasi tambang batu bara
ilustrasi tambang batu bara
Ilustrasi tambang batu bara

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan harga komoditas energi seperti batu bara, minyak, dan gas diperkirakan masih akan mengalami kenaikan hingga pertengahan tahun ini. Kenaikan harga tersebut disebabkan oleh persoalan krisis pasokan.

Baca Juga: Sosialisasi GCG dan Kick Off Program 2022 Tirta Pakuan, Bima Ungkap Tiga Penyakit BUMD

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengungkapkan, kenaikan harga batu bara memicu para perusahaan tambang meningkatkan ekspornya. Hal itu membuat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara milik PT PLN (Persero) mengalami krisis pasokan.

“Energi seperti batu bara, gas, minyak itu masih akan cukup tinggi sampai pertengahan tahun ini,” kata Febrio Kacauribu dalam diskusi virtual, Rabu (12/1).

Namun, kata Febrio, ketiga harga komoditas energi tersebut akan mulai menurun mulai pertengahan tahun ini. Sementara harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO), nikel, dan karet akan mengikuti tren pertumbuhan ekonomi dunia. Kenaikan minyak sawit menyebabkan harga minyak goreng di dalam negeri meroket.

“Jadi kalau pertumbuhan ekonomi dunianya masih kuat maka kita akan melihat ini masih cukup berpeluang. Jadi kita masih ada peluang untuk nilai tambah dari sana,” jelasnya.

Meskipun demikian, Febrio mengungkapkan, Indonesia juga diuntungkan oleh naiknya harga komoditas tersebut. Hal itu memicu peningkatan ekspor. Keuntungannya pun mendorong kembali penciptaan lapangan kerja.

“Karena ini yang kemudian mengalir, konsumsi juga kemudian meningkat, ini yang kita lihat di 2021 kemarin. Jadi ini akan masih berlanjut untuk nikel, CPO, karet bahkan batu bara ini masih akan kita lihat cukup kuat,” pungkasnya. (jpg)