25 radar bogor

Satgas Penanganan Covid-19 Perketat Pintu Masuk Jalur Laut

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. (Istimewa)
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. (Istimewa)

RADAR BOGOR, Satgas Penanganan Covid-19 memperketat penjagaan pintu masuk via jalur laut di Batam, demi menekan penularan Covid-19, berserta varian barunya, seperti Omicron.

Baca juga: Ini Alasan Kasus Virus Covid terbaru Omicron Diisolasi di RS

Langkah itu dilakukan setelah ada kabar hasil palsu tes PCR, yang dibawa pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia. Satgas Penanganan Covid-19 juga berupaya menambah tempat tidur di lokasi karantina bagi PMI, yang tiba via jalur laut.

“Penambahan tempat tidur karantina juga menjadi prioritas pemerintah saat ini demi mengantisipasi peningkatan kedatangan di periode Natal dan Tahun Baru (Nataru),” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan persnya, Kamis (30/12).

Data Satgas selama Desember 2021 menyebut, 353 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Angka itu dua kali lipat lebih banyak daripada temuan November 2021 dengan 168 kasus.

Namun, kata Wiku, belum ada temuan Omicron dalam pemeriksaan whole genome squencing (WGF) kepada pelaku perjalanan internasional melalui Batam.

“Ini menunjukkan karantina 10 hari efektif untuk melakukan penyaringan, sehingga penularan lebih luas bisa dicegah,” bebernya.

Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan menyebut, tes Covid-19 bagi setiap orang yang datang ke Indonesia, termasuk PMI dari Malaysia dan Singapura ialah keharusan.

“Selain itu kami juga akan menambah tempat-tempat karantina baru,” kata dia saat rapat koordinasi bersama Gubernur Kepulauan Riau Anshar Ahmad, Kamis (30/12).

Batam diketahui menjadi satu dari dua gerbang kedatangan menuju Indonesia melalui laut, yang dibuka pemerintah selama pandemi Covid-19. Rata-rata kedatangan harian pelaku perjalanan internasional ke Indonesia melalui Batam sebanyak 250 orang. Mayoritas berasal dari Singapura dan Johor, Malaysia.

Analisis ketersedianan tempat tidur karantina terpusat pemerintah maupun hotel di Batam diperlukan 2.750 tempat tidur. Sementara itu, ketersedian tempat tidur sebanyak 2.712 sehingga kurang 38 tempat tidur.

Dengan asumsi pemakaian hotel yang maksimum, masih terdapat kekurangan tempat karantina PPLN. “Kenyataan di lapangan, kedatangan PMI lebih banyak dibandingkan non-PMI dan keterpakaian hotel tidak sebanyak fasilitas milik pemerintah. Keterisian tempat tidur karantina terpusat untuk PMI, Pelajar dan ASN di Batam mencapai 95 persen. Adapun, untuk hotel sebesar 32 persen. (jpnn/fajar)