25 radar bogor

Mahasiswa IPB University Kembangkan Potensi Usahatani Tanaman Ubi Jalar di Desa Cikarawang

Ubi Jalar
Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam program One Village One CEO (OVOC), mengembangkan potensi usahatani tanaman ubi jalar di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
Ubi Jalar
Mahasiswa IPB University yang tergabung dalam program One Village One CEO (OVOC), mengembangkan potensi usahatani tanaman ubi jalar di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

DRAMAGA – RADAR BOGOR, Mahasiswa IPB University terdiri dari Tedi Irfan, Azighah Zahra, dan Elda Remalya yang tergabung dalam program One Village One CEO (OVOC), mengembangkan potensi usahatani tanaman ubi jalar di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

Baca Juga : Walneg Pimpin HA IPB 2021-2025

Dalam program OVOC, mahasiswa diajak untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada setiap desa terutama pada proses pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) desa serta sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan yang stabil.

Menurut perwakilan kelompok OVOC Desa Cikarawang, Elda Remalya, kebutuhan pangan akan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk yang ada saat ini.

Untuk mewujudkan suatu ketahanan pangan maka diperlukan peningkatan produksi pangan pokok yang bersumber dari komoditi beras dan aneka palawija.

Palawija sebagai sumber pangan pokok diantaraya adalah umbi-umbian seperti ubi kayu, ubi jalar, talas, uwi dan lain-lain tergantung dari kondisi daerah.

Untuk wilayah Desa Cikarawang ubi jalar merupakan komoditas utama sebagai sumber bahan pangan pokok sehingga produksinya perlu terus ditingkatkan. Ubi jalar termasuk kedalam tanaman palawija yang sudah sedari dulu di tanam oleh mayoritas masyarakat di desa Cikarawang.

“Sehingga peluang untuk berhasil dalam upaya pengembangan ubi jalar cukup besar karena ditunjang oleh potensi lahan dan masyarakat yang sudah terbiasa dengan budidaya ubi jalar,” tuturnya, Selasa (21/12/2021).

Elda melanjutkan, dengan melimpahnya bahan baku ubi jalar sudah barang tentu diperlukan pasar yang besar untuk menampung hasil yang ada.

Oleh karena itu, banyak para petani yang sudah bermitra dengan beberapa perusahaan untuk menampung hasil panen mereka, tetapi ketika harga ubi turun hal itu menyebabkan kerugian yang besar bagi para petani di Desa Cikarawang.

“Adanya permasalahan ini yang menyebabkan mereka menciptakan produk-produk seperti tepung, butter cookies, brownies, keripik, hingga saus. Tetapi banyak nya produk yang ada memiliki satu permasalahan yang sama yaitu pemasaran yang masih belum maksimal,” kata Elda.

“Oleh karena itu kami tertarik untuk menyelesaikan permasalahan yang tersebut dengan mengikuti kegiatan OVOC ini. Kegiatan dibagi menjadi tiga rangkaian, yaitu observasi lapang, sosialisasi, dan evaluasi,” sambung mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat ini.

Elda dan kawan-kawan melakukan observasi lapang pada rentan waktu antara 25-31 Oktober 2021. Observasi dilakukan untuk melihat sebaran potensi bahan baku dan mempelajari terkait dengan alur dari hulu hingga hilir ubi jalar yang menjadi komoditi utama di Desa Cikarawang.

“Dengan melihat potensi yang ada terkait pengembangan produk ubi jalar diperlukan arahan yang tepat terkait dengan bagaimana cara memasarkan produk UMKM yang ada sehingga dilakukan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan pada 19 November 2021 tentang bagaimana cara memasarkan produk UMKM yang ada dengan cara online untuk meningkatkan penjualan produk,” tutur Elda.

Pada rangkaian terakhir, Elda dan kawan-kawan mengevaluasi kegiatan sekaligus doa dan makan bersama dengan warga Desa Cikarawang.

“Hal tersebut sebagai ucapan rasa syukur atas kegiatan yang telah selesai dilaksanakan selama rangkaian kegiatan OVOC berlangsung,” pungkasnya. (MHT)