25 radar bogor

Bawa Data HIV AIDS, Siswi SMAN 2 Cibinong Raih Juara 1 Pidato

Bawa Data HIV AIDS, Siswi SMAN 2 Cibinong Raih Juara 1 Pidato
Bawa Data HIV AIDS, Siswi SMAN 2 Cibinong Raih Juara 1 Pidato

CIBINONG-RADAR BOGOR, Pelajar SMAN 2 Cibinong kembali mengharumkan nama Kabupaten Bogor dan Cadisdik wilayah 1 provinsi Jawa Barat.

Baca Juga : Warga Mengungsi Akibat Letusan Gunung Semeru Sebanyak 3.697 Jiwa

Yaitu Mutiara Cahaya Hati, siswi kelas X-3 dengan menorehkan prestasi juara satu lomba pidato ditingkat Nasional High school competition 2021 “Implementasi Strategi Competition Indonesia bebas HIV/AIDS tahun 2030”.

Lomba tersebut diselenggarakan oleh Faculty of Public Health Universitas Jember, diinisiasi UKM Komunitas Mahasiswa Peduli HIV/AIDS. Mengusung tema “GET ZERO INFECTION WITH THE BEST SOLUTION”.

Mutiara Cahaya Hati menerangkan latar belakang  mengangkat judul pidato “GET ZERO INFECTION WITH THE BEST SOLUTION” yaitu Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes).

Dilaporkan oleh Ditjen P2P, jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia ada sebanyak 558.618 orang, yang terdiri atas 427.201 HIV dan 131.417 AIDS.

Selain itu, jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Mirisnya lagi, berdasarkan data SIHA mengenai jumlah infeksi HIV tahun 2010-2019 yang dilaporkan menurut kelompok umur, kelompok umur 25-49 tahun atau usia produktif merupakan umur dengan jumlah penderita infeksi HIV terbanyak setiap tahunnya.

“Usia yang seharusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk berkarya dan bekerja, tetapi harus berhadapan dengan penyakit AIDS yang mampu menurunkan produktivitas,” jelasnya kepada Radar Bogor.

Masyarakat dunia, kata dia, tentunya tidak tinggal diam dalam menyikapi hal tersebut dan telah membuat berbagai kebijakan demi memberikan hak setiap manusia untuk mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin, dan kelayakan pelayanan kesehatan.

Target epidemi global AIDS akan berakhir pada tahun 2030 termuat dalam sasaran Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu kesepakatan negara-negara didunia untuk menanggulangi permasalahan global termasuk kesehatan.

“Kebijakan adalah serangkaian keputusan yang menjadi pedoman dasar dalam bertindak untuk mengatasi berbagai persoalan yang berkembang di masyarakat. Getting to Zero adalah salah satu kebijakan yang tercetus melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean yang diselenggarakan di Bali pada tahun 2011, dipimpin oleh Indonesia sebagai leader country untuk memperkuat komitmen dan target tingkat global. Negara-negara ASEAN bersama-sama menetapkan target dalam inisiatif yang disebut dengan ASEAN Cities Getting to Zero meliputi Zero New HIV infection, Zero Discrimination, Zero AIDS-Related Death,” urainya.

Lebih khusus mengenai upaya Zero New HIV infection, sambung dia, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai macam kebijakan sebagai implementasi strategi zero infeksi baru.

Salah satunya adalah PMTCT (Prevention of Parent to Child Transmission) yaitu upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) yang dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif mulai dari pelayanan, pencegahan, terapi dan perawatan untuk ibu hamil dan bayinya, selama masa kehamilan, persalinan dan sesudahnya.

Selain itu ada Program Pemberian Terapi ARV. Dan yang tidak kalah penting dalam upaya preventif adalah Program Kampanye KIE (Komunikasi,Informasi, dan Edukasi) yang ditujukan  untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai pencegahan penularan HIV.

Edukasi dan promosi kesehatan mengenai bahaya HIV (human immunodeficiency virus) sepatutnya diberikan sejak dini, seiring dengan pemberian pendidikan seksual.

Hal ini perlu dimulai sejak masa sekolah sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan dalam menghindari perilaku berisiko.

Selain kebijakan-kebijakan tersebut, masih banyak lagi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia demi terwujudnya negara Indonesia bebas HIV/AIDS tahun 2030.

Namun, banyaknya kebijakan yang dihasilkan tersebut tentunya harus konsisten dilaksanakan, salah satu upaya nya adalah dengan melakukan harmonisasi hubungan antar lembaga yang berperan dan bertanggungjawab dalam penanggulangan HIV & AIDS agar efektif dalam mencegah infeksi baru.

“Selain itu, yang paling penting adalah kesadaran dan perilaku masyarakat untuk memutus rantai penularan virus HIV.

Upaya preventif adalah upaya cara pencegahan (preventif) adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi baru HIV/AIDS di Indonesia.

Adapun cara pencegahan penyakit AIDS dan Virus HIV adalah dengan NASCO (nama kompetisi pidato yg diadakan oleh Universitas Jember), yaitu tingkatkan pengetahuan mengenai bahaya virus HIV dan penyakit AIDS, amankan dan jaga diri dari pergaulan bebas, kenakalan remaja, dan penyalahgunaan narkoba, Selalu menjaga kebersihan dan menjalani gaya hidup sehat, Cek kebersihan dan kesterilan jarum suntik sebelum digunakan, ODHA yang sedang hamil wajib melakukan PPTCT (Prevention of Parent to Child danTransmission,” ungkapnya.

Ia berharap sebagai pembawa pidato terhadap masyarakat Indonesia yaitu dapat memberikan kesadaran, dan meningkatkan wawasan mengenai bahaya virus HIV dan penyakit AIDS.

Kolaborasi dan keselarasan antara kebijakan pemerintah dengan kesadaran masyarakat sangat diperlukan demi terealisasi dan terwujudnya Indonesia bebas HIV/AIDS tahun 2030.

Sementara itu, Kepala SMAN 2 Cibinong, Elis Nurhayati mengatakan, seluruh civitas SMAN 2 Cibinong turut bangga atas prestasi yang telah diraih Mutiara Cahaya Hati dalam lomba pidato ditingkat Nasional.

“Semoga raihan prestasi ini menjadi booster yang mendorong para peserta didik SMAVO dan sekolah lainnya untuk semakin berprestasi dan menjadi peserta didik yang gemar membaca, cerdas berkarakter, sehingga bisa membawa nama harum SMAN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor dan Cadisdik Wilayah 1 Provinsi Jawa Barat,” pungkasnya. (Pem)