25 radar bogor

14 SMP di Solo Penilaian Akhir Semeter Luring, Puluhan Lainnya Sistem Daring

TERTIB DAN LANCAR: Pelaksanaan penilaian akhir semester (PAS) secara luring dengan model CBT menerapkan prokes ketat di salah satu SMP Islam swasta di Kota Solo, Senin (29/11). (SEPTIAN REFVINDA/RADAR SOLO)
TERTIB DAN LANCAR: Pelaksanaan penilaian akhir semester (PAS) secara luring dengan model CBT menerapkan prokes ketat di salah satu SMP Islam swasta di Kota Solo, Senin (29/11). (SEPTIAN REFVINDA/RADAR SOLO)

SOLO-RADAR BOGOR, Mayoritas SMP di Kota Solo sudah melaksanakan penilaian akhir semester (PAS) gasal, kemarin (29/11). Dan sebagian besat memilih menggunakan sistem daring. Sedangkan yang memilih PAS secara luring, tercatat hanya 14 SMP.

Baca juga : STIES Surakarta Sulap Limbah Kopi Jadi Teh Kemasan

Kepala Bidang (Kabid) SMP, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta Abdul Haris Alamsah menjelaskan, mayoritas sekolah pilih menggelar PAS daring. Khusus SMP negeri, karena saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.

“Memang kebanyakan SMP menggelar PAS daring. Karena pembelajaran tatap muka (PTM) masih terbatas, yakni hanya 50 persen dari jumlah seluruh siswa,” ujarnya kemarin.

Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum SMP, Disdik Kota Surakarta Abi Satoto menambahkan, mekanisme PAS sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah. Baik sistem daring atau luring. Tergantung kemampuan dan kesiapan sekolah masing-masing.

“Dari total 72 SMP di Solo, hampir semua yang negeri menerapkan model PAS daring. Sedangkan yang 14 SMP masih luring. PAS luring, kapasitas ruangan tetap 50 persen. Bisa dengan model sif, yang setengah (masuk) pagi, setengahnya lagi (masuk) siang,” bebernya.

Disdik menegaskan, baik PAS daring maupun luring harus tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Guru wajib mengingatkan siswa untuk menaati prokes selama di sekolah maupun di rumah. Termasuk menerjunkan tim pengawas untuk memelototi prokes selama PAS.

“Kami sarankan jika sekolah pilih sistem daring, maka semuanya daring. Kalau luring, semuanya juga luring. Supaya tidak menimbukan kecemburuan atau yang lainnya. Dan sekaligus lebih efektif,” imbuhnya.

Salah satu sekolah yang sudah menggelar PAS, yakni SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta. Dilakukan kombinasi daring dan luring. Khusus siswa kelas IX, PAS dilaksanakan luring dengan model computer based test (CBT).

“Kami sediakan empat laboratorium komputer. Masing-masing laboratorium ada 25 unit komputer. Kelas IX ada tiga kelas, satu kelasnya ada sekitar 30 siswa. Jadi tidak ada sif, karena fasilitas mencukupi,” terang Humas SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Aryanto.

Bagi siswa kelas VII dan VIII, PAS dilaksanakan daring dari rumah masing-masing. Menggunakan Zoom Meeting dan diawasi langsung oleh guru. Model ini dinilai efektif dan efisien.

“PAS untuk kelas VII dan VIII, kami buatkan ruang-ruang khusus Zoom Meeting. Kami juga hadirkan guru pengawas di setiap ruang Zoom Meeting, agar PAS berjalan ancar,” tandasnya. (ian/fer/dam). (jpg)