25 radar bogor

Butuh Ketelatenan dalam Sebuah Karya Pirografi, Seni Lukis Bakar Ikut Dilirik

FOKUS: Prihanto saat melukis pesanan di rumahnya, Jumat (26/11) kemarin. (IWAN ADI LUHUNG/RADAR SOLO)
FOKUS: Prihanto saat melukis pesanan di rumahnya, Jumat (26/11) kemarin. (IWAN ADI LUHUNG/RADAR SOLO)

WONOGIRI-RADAR BOGOR, Karya seni beraneka ragam wujudnya. Salah satunya adalah pirografi. Seni dekorasi dari media kayu hingga triplek tersebut kini makin diminati pecinta seni.

Baca juga : Diskominfo Klaten Gelar Sosialisasi Stop Rokok Ilegal lewat Campursari Virtual

Secara singkat pirografi adalah sebuah seni yang hasil karyanya muncul dari sebuah pembakaran. Bisa dibilang pirografi adalah lukis bakar. Salah satu seniman pirografi ada di Kota Sukses. Dia adalah Prihanto, warga Dusun Bulusari RT 01 RW 03 Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri Kota. Pria 40 tahun tersebut itu belajar pirografi lewat tayangan Youtube yang dilihatnya.

Dia sebenarnya hanya seorang pehobi lukis. Pekerjaan utamanya adalah gitaris orkes campursari keliling. Namun ketika pandemi Covid-19 menghantam, semua resepsi pernikahan dengan hiburan akhirnya dilarang. Situasi ini membuat dia harus memutar otak agar dapur tetap bisa ngebul. Akhirnya terinspirasi untuk mendalami pirografi. Baginya ini jadi sebuah peluang bagus untuk dikembangkan, mengingat biasanya hasil karya lebih banyak pada media kanvas.

“Hobi saya sejak kecil memang suka menggambar. Akhirnya terus belajar pirografi. Setelah buat karya, coba saya tawarkan di medsos, ternyata banyak yang minat,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Solo.

Prihanto memilih triplek sebagai media pirografi. Sebenarnya, bisa saja dia menggunakan kayu, namun biaya pembelian kayu lebih mahal dibandingkan triplek. Selain itu, lebih banyak penggemar lukisan pirografi yang tercetak di triplek.

Alat yang digunakannya untuk membuat lukisan pirografi sangat sederhana. Salah satu yang sangat diandalkan adalah menggunakan sebuah solder, yang ujungnya telah dia modifikasi. Ujung solder yang digunakan untuk melukis dibikin gepeng.

Lukisan pirografi dibuat by request. Tak jarang, dia hanya diberi foto bagian wajah pemesan dan diminta untuk berkreasi dengan wajah itu. Contohnya, pemesan meminta agar dibuatkan lukisan dengan gaya menaiki sapi sekaligus membawa biola.

Untuk membuat lukisan pirografi, terlebih dahulu Prihanto membuat sketsa di triplek dengan menggunakan pensil. Setelah itu, sketsa dibakar dengan menggunakan ujung solder. Dalam pirografi, jika gambar yang sudah disolder bakal terus membekas. Jadi, ketika membuat kesalahan harus dilakukan penggantian media gambarnya, alias memulai lagi dari nol.

“Dulu pernah. Akhirnya yang pesan jadi gelo. Tapi sekarang untungnya sudah enggak. Sudah hafal tekniknya” kata Prihanto.

Pundi-pundi cuan pun berhasil didatangkan dari lukisan pirografinya. Untuk lukisan di triplek dengan ukuran 16 R (40 x 50 sentimeter), dibanderol dengan harga Rp 150 ribu. Dibutuhkan waktu dua hari untuk pengerjaan lukisan tersebut.

“Kalau untuk ukuran yang lebih besar saat ini bingung matok harganya berapa. Soalnya ini juga sebatas hobi saya, harga fixnya belum diatur. Ada yang Rp 300 sampai Rp 400 ribu untuk ukuran 120×155 sentimeter,” ucapnya sambil terkekeh.

Pria yang juga berjualan roti bakar di sekitar Alun-alun Giri Krida Bakti Wonogiri ini menambahkan, beberapa pemesan juga ada yang memberikannya media lukis bakar, seperti triplek. Jadi, dia belum bisa memutuskan berapa harga jasa lukisnya.

Dia selalu memberi pemahaman untuk tak bisa dikebut ke para pemesan. Ini agar hasilnya tetap maksimal.Tak hanya monokrom, ternyata pirografi karyanya juga bisa dengan warna. Dia menggunakan pigman seperti yang digunakan untuk menyablon untuk menambah aksen warna dalam karyanya.

Prihanto mengakui sudah ada ratusan lukisan pirografi yang dihasilkannya. Semua dikerjakannya sendiri. Pernah juga dia mengajak rekannya untuk membuat lukisan pirografi, namun hasilnya kurang memuaskan sebab belum mahir dalam arsirannya. Pesanan yang menumpuk pun akhirnya mau tak mau digarap sendiri. Karya yang dibuatnya, ternyata sudah sempat dibeli oleh salah satu orang asal Surabaya. (al/nik/dam). (jpg)