25 radar bogor

Besok, Disdik Kota Bogor Pastikan 57 SDN Tahap 6 PTM terbatas

Banyak guru dan siswa terpapar Covid-19
Besok, Disdik Pastikan 57 SDN Tahap 6 PTM terbatas

BOGOR-RADAR BOGOR, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor memastikan akan melangsungkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas tahap 6, Senin (22/11/2021), meski ditemukan kasus positif Covid-19 pada pelajar dan guru di lingkup sekolah.

Baca Juga : Legenda Bulutangkis Indonesia, Verawaty Fajrin, Meninggal Dunia

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi mengatakan, rencana PTM terbatas tahap 6 untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) sesuai rencana yakni besok, 22 November 2021.

“Tahap 6 berjalan saja, sudah bisa mulai hari senin 22 November. Semua sudah diverifikasi faktual dan sebagainya. Jumlahnya total keseluruhan sebanyak 211 ditambah 96 sekolah (SD). Semuanya sudah,” kata Hanafi saat dikonfirmasi Radar Bogor, Minggu (21/11/2021).

Hanafi menjelaskan, PTM terbatas tahap 6 merupakan tahapan terakhir di lingkup SD di Kota Bogor dengan menitik beratkan hanya pada kelas 4, 5, dan 6 saja.

Sedangkan untuk kelas 1, 2, dan 3 belum dapat dilakukan tatap muka.

“Evaluasi sudah dilakukan surveilans di beberapa sekolah untuk mengantisipasi temuan kasus,” kata Hanafi.

Apalagi saat ini tingkat vaksinasi Covid-19 di Kota Bogor sudah 90 persen, artinya dengan ikhtiar tersebut diharapkan tak terjadi lonjakan yang mengakibatkan anak-anak terpapar covid.

Sedangkan untuk kasus SDN Sukadamai 2, memastikan saat ini sekolah tersebut ditutup selama 10 hari untuk dilakukan tracing.

“Sedang ditracing oleh puskesmas. Sekolah tutup,” kata Hanafi.
Adapun, dilanjutkan Hanafi, ke-24 pasien positif itu terdiri dari sebanyak 14 murid dan 10 guru.

“Semuanya dari SDN Sukadamai 2,” tandas Hanafi.

Mantan Kepala Bappeda Kota Bogor itu mengaku, juga pernah ditemukan kasus serupa menimpa SMPN 7 satu orang pada bulan pertama PTM terbatas.

Namun setelah dilakukan tracing baik guru dan murid murid yang satu kelas ternyata negatif.

“Termasuk orang tuanya negatif dan selama 3 hari itu kita liburkan yang bersangkutan diisolasi 14 hari. Itu disurvei dari mulai SD sampai SMA, dan SMK. Sedangkan untuk kasus SMA dan SMK kalo tidak salah pada saat itu SMK 4 ada 1 dan sekarang sudah kembali (PTM terbatas),” aku Hanafi.

Kemudian, kasus terpapar Covid-19 juga pernah ditemukan di SMA Al-Ghazly Bogor.

“Mudah-mudahan terjadi seperti apa yang di Kota Depok. Wali Kota Depok mengeluarkan pernyataan surat edarannya untuk menghentikan (PTM terbatas). Tentu ini yang perlu menjadi instrospeksi bagi kami,” ucapnya.

Dirinya juga meminta dukungan kepada orang tua murid ketika dilakukan PTM agar tidak menunggu di sekolah.

“Makanya kami belum mengambil kebijakan kelas 1, 2, 3 untuk mulai sekolah. Kita lihat dulu semuanya, kelas atas dulu setelah bagus melandai baru kita berangsur angsur kita lakukan PTM buat kelas 1, 2, 3,” paparnya.

Untuk itu, protokol kesehatan harus tetap dilakukan baik menjaga jarak, tidak berkerumun, termasuk bagi siswa yang sedang sakit tidak dianjurkan untuk pergi ke sekolah.

“Nah itu yang perlu kita ingatkan. Kemudian anak pulang sekolah, banyak yang jualan di depan, kita koordinasi sama kelurahan yang berjualan itu harus dikontrol anak-anaknya, jangan sampai mereka jajan berakibat terpapar covid,” katanya.

Hanafi kembali menjelaskan, saat ini hampir sekolah di Kota Bogor sudah melaksanakan PTM terbatas kecuali SMA 6 dan SMA 7 kerena terlibat tawuran.

“SD terakhir. Ada 57 sekolah yang bakal tatap muka pada tahap 6,” tukasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya telah meminta Dinas Pendidikan (Disdik) agar menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) sementara kepada SDN Sukadamai paska ditemukan sejumlah murid dan guru yang terpapar Covid-19.

Bima menyatakan, Satgas Covid-19 Kota Bogor secara rutin melakukan skrining di lingkup pendidikan sebagai antisipasi adanya paparan virus corona selama PTM berlangsung. Dari hasil evaluasi, pada bulan pertama ditemukan 5 kasus yang positif.

“Nah bulan ini kemarin dilakukan skrining di SD Sukadamai ditemukan ada 24 yang positif, semuanya tanpa gejala, sebagaian siswa, sebagaian lagi guru,” kata Bima Arya saat memberikan keterangan terkait perkembangan kasus Covid-19 di Lapangan Basket Semi Indoor Gor Pajajaran Bogor, Sabtu (20/11/2021).

Dirinya juga menjelaskan, sesuai dengan aturan sekolah yang ditemukan kasus covid untuk menghentikan sementara kegiatan PTM selama 10 hari.

Kemudian, Satgas Covid-19 juga tengah melakukan tracing kepada mereka yang melakukan kontak erat untuk kemudian di lakukan Swab PCR.

“Jadi langkah cepatnya adalah tracing kemudian penghentian PTM selama 10 hari. Namun karena semuanya 100 persen tanpa gejala saya kira ini indikasi herd immunity sudah terbentuk,” katanya.

“Karena ini berbeda jadi mudah-mudahan bukan indikasi gelombang ke tiga. Mudah-mudahan ini indikasi herd immunity. Jadi virus ya semakin melemah, positif tapi tidak ada gejala. Tapi tetap terus kita observasi, 10 hari kedepan kita observasi. Kontak erat juga kita telusuri dan saya minta Disdik juga terus berkoordinasi dengan sekolah memantau kalau ada yang bergejela,” imbuhnya.

Politisi PAN itu kembali melanjutkan, pekan depan pemerintah pusat akan melakukan skrining yang lebih banyak di Kota Bogor, targetnya diatas 1.000 orang.

Di samping itu, Pemkot Bogor juga menyiapkan apa yang diperlukan sebagai antisipasi karena bagaimanapun tetap siaga dan waspada termasuk rumah sakit perluasan Kota Bogor juga saat ini siap diaktivasi.

Kemudian tempat isolasi di Pusdiklatwas Ciawi juga sudah siap untuk kembali beroperasional.(ded/mg2)