25 radar bogor

Begini Upaya IPB Lakukan Pencegahan dan Penanganan dari Serangan Ular

Mahasiswa IPB Ditemukan Tewas Di Area Kampus, Diduga Digigit Ular
Mahasiswa IPB Ditemukan Tewas Di Area Kampus, Diduga Digigit Ular

DRAMAGA-RADAR BOGOR, IPB University mengklaim, peristiwa tewasnya mahasiswa yang diduga tergigit ular berbisa di lingkungan kampus, beberapa waktu lalu merupakan yang pertama kalinya.

Baca Juga: Vakum dan Tak Punya Sekretariat, Ini Harapan Pelaku Seni Bogor

Kampus yang bertempat di Desa Babakan, Dramaga ini pun membantah adanya kelalaian dalam Standar Operasional Prosuder (SOP) keamanan sehingga peristiwa tersebut terjadi.

https://youtu.be/oB56BHcO-Tw

Dalam siaran pers, sejauh ini IPB University telah mengidentifikasi keberadaan jenis-jenis satwa liar, termasuk ular. Dan telah menerapkan protokol keamanan untuk beberapa titik yang berpotensi terjadi serangan satwa liar, seperti ular dan monyet ekor panjang.

“Upaya ini dilakukan dalam rangka menjaga keamanan dan kenyamanan seluruh warga IPB University dalam menjalankan aktivitas akademiknya,” Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University, Dr Drajat Martianto.

Sebagai kampus biodiversitas dengan masih adanya lahan berhutan dan kebun yang cukup luas, pihaknya telah mengidentifikasi keanekaragaman flora dan fauna dan telah dijadikan pembelajaran bagi civitas akademika.

Nyoto Santoso, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE) IPB University menerangkan, di kalangan mahasiswa, ada sebuah Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova).

Aktivitas mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Pemerhati Satwa (Ular, Burung, Mamalia, Flora, Kupu-Kupu, Gua, Ekowisata).

Khusus terkait ular, terdapat Kelompok Pemerhati Herpetofauna (Amphibia dan Reptilia) dalam Himakova yang secara rutin melakukan monitoring jenis dan keberadaan ular di Kampus IPB Dramaga dan sampai saat ini tidak mengalami kendala atau menemui masalah dalam melakukan aktivitas tersebut.

Di samping itu juga ada organisasi Uni Konservasi Fauna (UKF) yang merupakan wadah bagi mahasiswa IPB University dalam upaya konservasi fauna termasuk ular.

“IPB University itu bukan seolah-olah baru tanggap ketika telah terjadi kasus, tetapi sudah tahu jauh-jauh hari soal ular dan paham bahwa ular ini ada di mana-mana,” tegas Dr Nyoto.

Tidak hanya itu, lanjut Dr Nyoto, IPB University juga telah memberikan pelatihan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan (K3L) bagi tenaga pengajar dan tenaga kependidikan.

Upaya ini dilakukan dalam rangka mitigasi dan antisipasi keamanan warga IPB University dalam melakukan aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Lebih jauh Dr. Nyoto mengungkapkan, Kampus IPB Dramaga, Bogor yang luasnya sekitar 250 hektar masih banyak memiliki areal berhutan.

Sekitar 20 hektar di kampus Darmaga bagian belakang (Taman Hutan Kampus) dan sekitar 10 hektar areal berhutan untuk Arboretum yang masih berbentuk hutan lebat dan dihuni satwa liar.

Dia mengaku, areal hutan bagian belakang tersebut menjadi rumah bagi berbagai satwa liar seperti landak, trenggiling, dan ular.

“Jika berkegiatan di hutan Taman Hutan Kampus bagian belakang itu, harus melakukan protokol ketat terkait dengan safety-nya,” terang Dr Nyoto.

Dosen IPB University itu menyarankan agar memakai sepatu boot, pakaian panjang serta pelindung kepala ketika memasuki kawasan hutan Taman Hutan Kampus.

“Kita harus meningkatkan protokol keamanan ketika berada di areal berhutan IPB University, baik itu sepatu, pakaian maupun penutup kepala,” imbau Dr Nyoto.

Meskipun begitu, menanggapi peristiwa kemarin, IPB University melalui klinik kesehatan akan menyiapkan anti racun yang siap digunakan apabila terjadi kasus gigitan ular maupun sengatan hewan liar lain.

Tak hanya itu, sebuah tim akan dibentuk untuk memberikan pelatihan dan penyadaran tentang keamanan dan keselamatan kerja bagi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta mahasiswa, agar lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas.

“Kami tidak ingin kejadian serupa terulang lagi. Oleh karenanya, kami akan terus melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan,” katanya.

Langkah pencegahan dan penanganan dimaksud adalah: Pertama, melakukan pembersihan di area-area dekat tempat praktikum, praktik lapang dan hunian serta fasilitas kampus.

Kedua, menegakkan implementasi K3L. Ketiga, menjaga biodiversitas dan keseimbangannya. Keempat, melakukan edukasi kepada warga IPB University yang melakukan aktivitas di lapang (kebun percobaan) tentang pengenalan; pencegahan dan penanganan bahaya ular berbisa.

Kelima, melakukan upaya pencegahan dan penegakan aturan untuk mereka yang menangkap atau berburu biawak di dalam kampus. Biawak selama ini adalah musuh alami ular cobra.

IPB Unversity juga akan memperketat pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) keamanan dalam menjalankan kegiatan akademik maupun nonakademik.

“Upaya mitigasi ini melekat dengan SOP keamanan yang dilakukan untuk kegiatan akademik maupun nonakademik,” tandas Dr. Nyoto.(cok)