BOGOR-RADAR BOGOR, Perubahan pola budaya belajar akibat pandemi, menimbulkan persoalan psikososial anak dan guru. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi PGRI Kota Bogor.
SMK PGRI Sukamakmur Buktikan Sebagai Sekolah Unggulan
Alasan itulah yang menjadikan PGRI Kota Bogor baru-baru ini menyelenggarakan webinar, dengan tema ‘Pentingnya Pendampingan Psikososial dalam Pembelajaran Tatap Muka Terbatas pada Era Normal Baru’.
Ketua Pantia Webinar PGRI Kota Bogor, Usman Tonda menjelaskan, perubahan pola budaya belajar itu membuat anak dan guru merasa tertekan.
Misal, kata dia, dari yang awalnya masuk sekolah biasa saja, saat ini sejak di pintu gerbang, anak sudah harus steril.
“Duduknya pun sendiri-sendiri. Itu kan pasti bikin anak tertekan. Jadi butuh adaptasi lagi, agar anak, guru juga berada dalam zona nyaman. Adaptasi ini butuh pendampingan,” katanya.
Seminar yang juga salah satu rangkaian HUT PGRI tersebut, kata Usman, merupakan salah satu upaya PGRI memberikan panduan kepada guru utamanya.
Mendatangkan narasumber, webinar ini membuka beberapa kebijakan, serta aturan karena mendatangkan sejumlah pemangku kebijakan baik di kota maupun provinsi.
“Kami juga memfasilitasi mereka, dengan menghadirkan pihak RS Marzoeki Mahdi,” tambah Usman.
Kerjasama dengan RSMM menurutnya sudah dilakukan beberapa sekolah di Kota Bogor. Salah satunya SMA Plus YPHB. Kerjasama ini merupaka bentuk kerjasama dalam pendampingan, baik anak maupun guru.
“Kalau ada masalah anak, guru bimbingan konseling (BK) sudah berusaha semaksimal mungkin, ya anak bisa dirujuk ke RSMM. Ini juga bisa untuk guru, orang tua murid,” tegas Usman.
Kerjasama tersebut juga dilakukan secara simbolis oleh pihak RS MM dengan perwakilan beberapa sekolah.
Usman berharap, kegiatan ini memberikan dampak jangka panjang yang baik. Khususnya bagi anak didik dalam menjalankan kegiatan PTM kedepannya. (*)