25 radar bogor

Pintarpedia, Bima Arya: Tenaga Pendidik Belajar Perangkat Teknologi

RADAR BOGOR, PT Trinergi Duta Indonesia menggelar audiensi dengan Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama dengan Kepala Sekolah SD dan SMP se-Kota Bogor, Jumat (15/10/2021).

Bali 2 Kali Diguncang Gempa, 3 Tewas, 7 Luka Berat

Audiensi ini untuk memperkenalkan Aplikasi Pintarpedia, kepada para kepala sekolah SD dan SMP.

Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, ia sering menyampaikan di berbagai forum, Pandemi Covid-19 ini di satu sisi ujian buat semua.

Namun di satu sisi, momentum untuk melakukan banyak perbaikan begitu juga di dunia pendidikan.

Pandemi ini mengingatkan tentang banyak hal yang harus diperbaiki di dunia Pendidikan.

Pasalnya, ketika pandemi disadarkan dengan metode pendidikan, infrastruktur pendidikan, sistematika cara menyampaikan konten pendidikan dan cara berkolaborasi juga harus dievaluasi.

“Saya melihat kemudian itu, ditangkap banyak pihak untuk menawarkan gagasan baru dan segar. Menteri Pendidikan Nadiem Makarim pun dikenal memiliki gagasan-gagasan yang segar,” ujar Bima Arya.

Bima Arya mengatakan, pembenahan terus dilakukan bukan saja dalam rangka PSBB atau PPKM tetapi secara menyeluruh.

Ia pun mengkritisi yang melihat kebutuhan evaluasi pendidikan hanya sebatas PSBB dan PPKM. Karena faktanya tidak seperti itu.

Berdasarkan prediksi Epidemiolog dan WHO kata dia, kemungkinan besar jika tidak ada varian baru, maka di awal tahun depan, kondisinya sudah sangat-sangat jauh membaik. Artinya tidak akan ada belajar daring.

Tapi sekali lagi, kata Bima, ini momentum untuk evaluasi. Karena infrastruktur pendidikan tidak merata, fasilitasnya tidak merata, pemahaman informasi teknologinya juga tidak merata.

“Ada sekolah yang guru-gurunya sudah canggih, tapi saya juga ketemu guru-guru di beberapa sekolah yang hanya mengandalkan smartphone, dan tugas dikumpulkan langsung ke sekolah,” terangnya.

Ia menegaskan, ada beberapa PR Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Pertama, pemerataan infrastruktur dan peningkatan kapasitas pengajar.

Kedua, ketika belajar daring banyak guru-guru yang ‘mati gaya’, memikirkan konten sembari menyesuaikan dengan psikologi anak-anak yang belajar di rumah.

Tak ayal harus dievaluasi cara mengajar dengan menampilkan pendekatan-pendekatan secara lebih kekinian.

“Sebagai dosen yang juga mengajar daring, setiap saat saya harus belajar out of the box, bagaimana mengambil hati, berempati, memberikan pesan kepada mahasiswa supaya kontennya sampai. Dulu terbatas hanya dengan Powerpoint, sekarang kita bisa menggunakan berbagai macam perangkat multimedia, main video dan lainnya. Kalau tidak, kita akan kalah bersaing dengan konten-konten yang tidak mendidik, yang menghancurkan dan mendekati anak-anak kita dengan cepat, lebih menarik dan efektif. Kalau kita masih jadul kita akan ditinggalkan,” tegasnya.

Ia melanjutkan, hal paling penting saat ini adalah membangun infrastruktur, kapasitas building dan konten-konten yang kreatif.

Tidak akan bisa tanpa kolaborasi. Ia pun mendorong Disdik untuk terus berkolaborasi, seperti ketika PSBB berkolaborasi dengan beberapa mitra.

“Saya senang kalau melihat tenaga pelajar tidak terpaku pada itu-itu saja, selalu belajar menggunakan perangkat teknologi, kalau tidak bisa ditinggalkan anak didik kita yang bergerak sangat cepat. Terima kasih kepada Pintarpedia untuk gagasannya termasuk juga orang tua, komite sekolah untuk terus berkolaborasi memiliki gagasan yang up to date. Kita doakan tidak ada lagi pandemi,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Dani Rahadian mengatakan, pihak Pintarpedia baru dalam penjajakan alias perkenalan kepada Pemkot Bogor.

Terkhusus kepala sekolah SD dan SMP. Mengingat sasaran target dari aplikasi Pintarpedia yakni kepala sekolah selaku pengelola operasional sekolah.

“Baru perkenalan, jadi ini aplikasi manajemen sekolah bukan hanya untuk sekolah daring, lebih dari itu,” katanya.

Editor: Rany