25 radar bogor

Terowongan Kuno Stasiun Rekomendasi Destinasi Wisata Sejarah

Survei bunker saluran air
Tim peneliti saat melakukan survei bunker saluran air, Kamis (14/10/2021).

BOGOR-RADAR BOGOR, Tim kajian saluran air mengeluarkan rekomendasi, terowongan kuno di bawah saluran air di sekitaran Jalan Nyi Raja Permas, dijadikan sebagai tempat destinasi wisata sejarah.

Viral, Video Tawuran Pelajar di Bogor, Polisi Lakukan Ini!

Tim kajian saluran yang dibentuk Wali Kota Bogor, Bima Arya terdiri dari unsur Pemkot Bogor, Arkeologi Jabar dan tim ahli.

Mereka memandang, saluran air tersebut dapat dijadikan wisata untuk umum.

“Harapan kami yang sudah ditemukan itu bisa dipertahankan sebagai bagian dari objek destinasi wisata sejarah,” kata Kepala Balai Arkeologi Jabar, Deni Sutrisna, Jumat (15/10/2021).

Kepala Balai Arkeologi Jabar mengungkapkan, alasan penelusuran terowongan tersebut harus menjadi kebijakan ke depan bagi Pemkot Bogor.

Sebab, jangan sampai terowongan kuno yang berada di kawasan Depo KA Stasiun Bogor hilang begitu saja.

Apalagi, informasi yang didapat pihaknya, ada rencana pelebaran Depo KA Stasisun Bogor. Dimana lokasinya persis berada di temuan saluran itu.

Deni menegaskan, jangan sampai para pecinta cagar budaya kecolongan, terkait adanya rencana pelebaran depo.

“Setidaknya terkait dengan temuan laporan ini mudah-mudahan siapapun stakeholder ya g punya kepentingan ke depan itu harus memperhatikan segala sesuatunya terkait dengan peninggalan sejarah purbakalanya,” ingatnya.

“Objek situs itu sebaiknya menjadi acuan dan pertimbangan, jangan sampai niatnya ingin mempercantik kota tapi melupakan sejarah itu sendiri dalam hal ini objek situs arkeologinya,” ujar Kepala Balai Arkeologi Jabar.

Hal senada diungkapkan Ketua Tim Kajian Saluran, Wahyu Gendam Prakoso. Menurutnya, terowongan kuno sebaiknya di konservasi menjadi tempat edukasi.

Bahwa di area Stasiun Bogor, bukan hanya ada bangunan sejarah berupa stasiun dan alun-alun. Melainkan di bawahnya ada pula infrastruktur yang bersejarah.

“Kalau melihat dari satu titik itu, pas sebagai tempat edukasi sejarah seperti di Beijing Lu, Guangzhou, China,” kata pria yang juga sebagai peneliti dari Universitas Pakuan Bogor.

Menurutnya, bukan tanpa sebab terowongan kuno ini direkomendasikan untuk di konservasi menjadi tempat edukasi sejarah.

Karena, masyarakat secara luas harus belajar secara arif dari sejarah. Bahwa secara biofisik, Kota Bogor memiliki anugerah curah hujan yang tinggi.

Sehingga, lanjutnya, dengan curah hujan yang tinggi, qgar sebuah kota nyaman ditinggali. Maka diperlukan penataan air yang bagus. Dari zaman ke zaman pun hal tersebut terus dilakukan hingga saat ini.

“Ini juga menjadi landasan berpikir buat kita semua sebagai warga Kota Bogor dan Pemkot Bogor dalam merencanakan pembangunan berikutnya dari masa sekarang dan akan datang, harus memeprhatikan faktor-faktor tadi dan sejarah itu sendiri,” tukasnya.(ded/mg2)

Editor: Rany