25 radar bogor

Operasi Katarak Tanpa Jahitan, Pemulihan Lebih Cepat

Operasi Katarak
Spesialis Mata BMC Mayapada Hospital Bogor, dr. Indira Siliviandari menjelaskan soal penyakit katarak.

BOGOR – RADAR BOGOR, Penyakit katarak banyak menyerang masyarakat kategori lanjut usia (lansia). Beruntung, penyakit mata itu kini bisa diobati lebih efektif dan efisien dengan operasi Fakoemulsifikasi.

BMC Mayapada Bogor Buka Pelayanan Operasi Katarak, Mutakhir dan Tanpa Jahitan

Berbagai penyakit kerap menyambangi lansia. Mulai dari kelainan refraksi, mata kering (dry eyes syndrome), degenerasi retina, kelopak mata yang turun atau blefaroptosis, bulu mata yang melekuk ke dalam (trikhiasis), enteropion atau kelopak mata yang melekuk ke dalam, ektropion (kelopak mata melekuk keluar), hingga katarak.

Katarak menjadi salah satu penyakit yang seharusnya mendapatkan pengobatan khusus sebelum bertambah parah. Apalagi, katarak juga ternyata tidak hanya dipicu oleh faktor usia.

Tingginya paparan sinar matahari juga bisa menjadi salah pemicunya. Ditambah lagi jika pasien memiliki penyakit yang mendasari seperti Diabetes Melitus ataupun infeksi kronispada mata.

“Katarak sebenarnya terjadi karena proses kekeruhan pada lensa, sebagai akibat perubahan denaturasi protein yang terdapat pada lensa tersebut. Kekeruhan berlangsung sedikit demi sedikit hingga seluruh lensa menjadi buram,” terang Spesialis Mata BMC Mayapada Hospital Bogor, dr. Indira Siliviandari, Selasa (12/10/2021).

Tak heran, katarak memang lebih banyak menyerang para lansia. Namun, tak menutup kemungkinan juga bisa menyerang anak-anak hingga usia muda.

Misal, katarak kongenital akibat ibu saat hamil yang mengalami infeksi tertentu. Pada usia muda, bisa juga terjadi pada kasus trauma, riwayat infeksi mata sebelumnya, autoimun, maupun penyakit dengan obat-obatan steroid jangka waktu lama.

Penyakit tersebut tidak bisa diobati. Jalan satu-satunya treatment yang tepat melalui operasi. Menurutnya, pasien dengan katarak yang masih tipis dan terbantu dengan kaca mata memang masih bisa menunda operasi. Akan tetapi, jika sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, operasi adalah pilihan terbaik.

“Misal membaca sudah tidak enak, merasa silau, menyetir juga tidak enak, maka harus dioperasi. Maka katarak yang sudah tebal atau mature (dewasa), maka operasi tidak bisa ditunda,” tegas Indira.

Beruntung, teknologi semakin canggih. Operasi katarak juga sudah punya opsi yang lebih efektif tanpa jahitan, yakni Fakoemulsifikasi. BMC Mayapada Hospital Bogor sudah memiliki layanan yang kerap dijuluki metode Fako itu.

Banyak masyarakat yang telah berbondong-bondong memanfaatkannya. Untuk sementara, BMC Mayapada Hospital Bogor membuka pelayanan operasi Fakoemulsifikasi melalui konsultasi terlebih dahulu dengan Dokter Spesialis Mata.

Metode Fako itu, lanjut Indira, sangat berbeda dengan operasi konvensional. Lantaran tidak memerlukan anestesi dengan cara injeksi (suntikan).

Hanya ditetes-tetes. Tak heran, luka yang ditimbulkan dari proses operasi tergolong kecil, sekitar 2-3 milimeter. Pengerjaan pun relatif lebih cepat.

“Kalau operasi konvesnional, lukanya mencapai 7-8 milimeter. Karena lensanya itu dikeluarkan secara utuh, sehingga kita harus menjahit,” sambungnya.

Bahkan, penanganan operasi dengan metode Fako itu tidak perlu menunggu sampai katarak tebal. Pemulihannya bisa lebih cepat, bergantung dari hasil evaluasi dokter spesialis mata.

Dalam satu hari, mata sudah boleh dibuka tanpa penutup atau perban jika tidak terjadi komplikasi operasi. Berlanjut dalam dua minggu, pasien sudah bisa diberikan resep kaca mata.

Oleh karena itu, Indira menyarankan agar masyarakat Kota Bogor rutin memeriksakan kesehatan matanya. Penanganan katarak bakal lebih sulit ketika sudah terjadi infeksi atau komplikasi pada mata. Hal semacam itu banyak terjadi pada masyarakat yang terlambat mendapatkan penanganan.

Kendati demikian, Indira juga membagikan sedikit tips untuk mencegah penyakit katarak. Caranya dengan menjaga pola makan.

Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung anti oksidan tinggi. Hindari pula paparan sinar matahari setelah jam 9 pagi.

“Pada pasien dengan riwayat Diabetes Melitus (DM) atau yang mendapat terapi kortikosteroid harus sering kontrol ke dokter spesialis mata,” pungkasnya. (mam)

Editor : Yosep