25 radar bogor

Bima Arya: Pelajar di Luar Negeri Punya Kelebihan Helicopters View

RADAR BOGOR, Wali Kota Bogor, Bima Arya, bersama Persatuan Pelajar Indonesia Dunia (PPID) berkolaborasi dengan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), menggelar webinar.

Webinar bertemakan ‘Tali Pendidikan Luar Negeri Dalam Membentuk Pemimpin Masa Depan Indonesia’ itu, dilaksanakan secara zoom meeting, Sabtu (9/10/2021).

Pemerintah Optimalkan UMKM Mahasiswa Pulihkan Ekonomi

Ketua Apeksi, Bima Arya mengatakan, ada hal yang menurutnya sangat berpengaruh pada kunci kesuksesan atau karir seseorang.

Yakni kombinasi antara karakter dan kompetensi. Penguasaan teks book, skill, berbicara dan IPK merupakan kompetensi.

Namun menjadi koordinator PPID, aktivis mahasiswa, pemimpin organisasi besar itu semua tentang karakter.

“Banyak orang-orang cerdas dan pintar tapi tidak berkarakter tidak jadi apa-apa, banyak juga orang pintar ketika sekolah tapi tidak berkembang karena cenderung fix mindset,” katanya.

Bima menuturkan, sekolah di luar negeri bukan sekedar deadline tugas atau mengejar angka-angka. Namun kesempatan untuk membangun karakter, memperluas cakrawala dengan perspektif terbuka.

Banyak alumni luar negeri yang perjalanan karirnya baik, itu karena ketika di sana, waktunya tidak hanya dihabiskan di perpustakaan. Tapi sebaliknya, ikut bersosialisasi dan berorganisasi.

“Saya titip mahasiswa yang di luar negeri bukan sekedar kecepatan tapi networking dan karakter building. Kalau hanya kompetisi bisa baca, tetapi berdiskusi, berdialog, spektrum kiri kanan, mencoba untuk survive, mencoba mengakali untuk bisa hidup itu hal luar biasa,” imbuh Bima Arya.

Menurut Bima Arya, Bung Karno, Bung Hatta, Natsir merupakan tokoh nasional yang cita-cita besarnya tumbuh di luar negeri.

Dan baru ketika umur 24 tahun, membentuk organisasi besar. Para pelajar di luar negeri ini orang-orang yang sangat selektif dan terpilih. Yang memiliki kesempatan untuk dibangun karakternya.

Tapi dengan catatan, ke luar negeri bukan sekedar belajar saja. Tapi berdinamika, mengalami banyak peristiwa yang lebih matang.

Kalau ke luar negeri tidak aktif, kata Bima, tidak punya karakter risteker tidak akan menjadi apa-apa.

“Saya bersama teman-teman PPID mengalami bagaimana kita membagi waktu antara berdiskusi dengan teman-teman dari mana-mana, mengkaji, bertukar pikiran, memahami jalan pikiran orang-orang yang sangat berbeda-beda, dilatih berinteraksi dengan pejabat dari Indonesia dan di gojlok mentalnya menembus jaringan internasional,” tegasnya.

Bima Arya menambahkan, di luar negeri inilah ia merasakan kemewahan helicopter building atas negara Indonesia.

Pasalnya, jika hanya di Indonesia ibarat ada di lapangan ‘becek’ yang tidak bisa melihat dari jauh secara obyektif.

Sebaliknya, jika melihat dari kejauhan, misalnya di Australia, Amerika, Inggris akan memiliki helicopters view terhadap apa yang terjadi di Indonesia.

“Ini melatih kita untuk jadi pengamat yang baik, untuk memiliki analisis yang baik, menjadi konseptor sekaligus untuk menyusun action kita, ini bisa dibangun ketika memiliki jarak yang cukup. Saya harap walaupun di masa Pandemi Covid-19 anggota PPID tetap mendapatkan kesempatan mengasah karakter, sebagai calon pemimpin di masa depan,” pungkasnya.

Editor: Rany