25 radar bogor

Pekan kedua PTM, Wali Kota Bogor Cek Prokes di SMP Bintang Pelajar

SEMANGAT : Wali Kota Bogor, Bima Arya saat menyosialisasikan 5 M.
SEMANGAT : Wali Kota Bogor, Bima Arya saat menyosialisasikan 5 M.

RADAR BOGOR – Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di berbagai tingkat sekolah di Kota Bogor memasuki pekan kedua.

Senin (11/10/2021) pagi, Wali Kota Bogor, Bima Arya langsung meninjau pelaksanaan PTM Terbatas di SMP Bintang Pelajar Islamic Boarding School (BPIBS) di Jalan Cimanggu Permai, Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal.

Didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi dan Kepala Sekolah SMP BPIBS, Mardanih serta jajaran, Bima Arya secara langsung mengecek fasilitas protokol kesehatan (prokes) di beberapa kelas.

Bima Arya menyampaikan, apresiasi kepada SMP BPIBS yang dengan cepat dalam membangun sistem, di antaranya penerapan prokes, antisipasinya lengkap mulai dari sistem karantina, hingga ada tim kesehatan khusus. Bahkan, semuanya sudah divaksin.

“Tinggal bagaimana mitigasinya agar lebih cepat jika terjadi sesuatu. Jika ada yang memiliki gejala sedikit saja, tindakannya harus cepat dan harus dipisahkan. Para siswanya tidak hanya diarahkan menerapkan prokes tetapi juga dibuat agar tetap happy dan diberikan motivasi agar imunitasnya tetap terjaga. Semoga sistem yang ada bisa tetap dijaga karena school boarding ini yang paling rawan,” papar Bima.

Selain itu, kata dia, pihak sekolah menyiapkan sistem isolasi. Selama mengikuti PTM para siswa tidak diizinkan untuk keluar dan para orang ataupun yang mengantar tidak diizinkan untuk masuk.

Ia juga menegaskan, agar selalu menjalankan 5 M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas untuk menghindari Covid-19.

Kepala SMP Bintang Pelajar Islamic Boarding School, Mardanih menjelaskan, prosedur yang diterapkan pihaknya pada intinya fokus dalam menerapkan prosedur prokes secara ketat, khususnya pada saat check in.

“Pada saat check in kita menerapkan prosedur yang sangat ketat. Sebelum anak-anak masuk, mereka menjalani double screening, H-2 tes antigen di rumah dan menjalani antigen lagi ketika sampai di sini, ini untuk menghindari keterangan negatif palsu. Orang tua mengantar secara drive thru dan tidak ikut masuk,” jelas Mardanih.

Selain itu, untuk para anak yang diizinkan masuk belajar tatap muka adalah yang telah melaksanakan vaksinasi tahap kedua. Pasca kedatangan pun para siswa tidak langsung berinteraksi, baik dengan teman maupun dengan para tenaga pengajar, tetapi menjalani isolasi dan observasi selama 10 hari.

“Setelah menjalani isolasi dan observasi selama 10 hari kemudian tidak ada gejala kasus dan dinyatakan clear, baru diizinkan bergabung. Pelaksanaan PTM menyesuaikan arahan yang diberikan pihak berwenang,” tuturnya.

Apa yang dilakukan SMP BPIBS, lanjut Mardanih, tidak terlepas dari pengalaman yang dialami pada semester lalu, dimana ada beberapa siswa SMP BPIBS yang sempat terpapar Covid-19.

Evaluasi dan check in berkala lanjut Mardanih, terus dilakukan. Sebab, menurutnya dalam rangka melindungi para siswa, tenaga pengajar dan jajaran SMP BPIBS dalam melaksanakan PTM Terbatas. (luc)