25 radar bogor

Pekan Kedua PTM Terbatas, Bima Arya Cek Prokes di SMP Bintang Pelajar

PTM Terbatas
Bima Arya saat meninjau pelaksanaan prokes PTM terbatas di SMP Bintang Pelajar Islamic Boarding School (BPIBS) Jalan Cimanggu Permai, Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (11/10/2021).

BOGOR-RADAR BOGOR, Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka atau PTM terbatas di berbagai tingkat sekolah di Kota Bogor memasuki pekan kedua sejak dimulai Senin (4/10/2021) lalu.

Mulai 4 Oktober, 200 Sekolah Siap Gelar PTM Terbatas 

Wali Kota Bogor, Bima Arya secara langsung meninjau pelaksanaan PTM terbatas di SMP Bintang Pelajar Islamic Boarding School (BPIBS) Jalan Cimanggu Permai, Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (11/10/2021).

Didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi dan Kepala Sekolah SMP BPIBS, Mardanih serta jajaran, Bima Arya secara langsung mengecek fasilitas protokol kesehatan (prokes) di beberapa kelas.

Usai meninjau, Bima Arya menyampaikan apresiasi kepada SMP BPIBS yang dengan cepat dalam membangun sistem saat PTM terbatas.

Di antaranya penerapan prokes, antisipasinya lengkap mulai dari sistem karantina, hingga ada tim kesehatan khusus. Bahkan, semuanya sudah divaksin.

“Tinggal bagaimana mitigasinya agar lebih cepat jika terjadi sesuatu. Jika ada yang memiliki gejala sedikit saja, tindakannya harus cepat dan harus dipisahkan. Para siswanya tidak hanya diarahkan menerapkan prokes tetapi juga dibuat agar tetap happy dan diberikan motivasi agar imunitasnya tetap terjaga. Semoga sistem yang ada bisa tetap dijaga karena school boarding ini yang paling rawan,” kata Bima Arya.

Selain itu kata dia, pihak sekolah menyiapkan sistem isolasi. Selama mengikuti PTM terbatas, para siswa tidak diizinkan untuk keluar dan para orang ataupun yang mengantar tidak diizinkan untuk masuk.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Bintang Pelajar Islamic Boarding School, Mardanih menjelaskan, prosedur yang diterapkan pihaknya saat PTM terbatas pada intinya fokus dalam menerapkan prosedur prokes secara ketat, khususnya pada saat check in.

“Pada saat check in kita menerapkan prosedur yang sangat ketat. Sebelum anak-anak masuk, mereka menjalani double screening, H-2 tes antigen di rumah dan menjalani antigen lagi ketika sampai di sini, ini untuk menghindari keterangan negatif palsu. Orang tua mengantar secara drive thru dan tidak ikut masuk,” jelas Mardanih.

Selain itu, untuk para anak yang diizinkan masuk PTM terbatas adalah yang telah melaksanakan vaksinasi tahap kedua. Pasca kedatangan pun para siswa tidak langsung berinteraksi, baik dengan teman maupun dengan para tenaga pengajar, tetapi menjalani isolasi dan observasi selama 10 hari.

“Setelah menjalani isolasi dan observasi selama 10 hari kemudian tidak ada gejala kasus dan dinyatakan clear, baru diizinkan bergabung. Pelaksanaan PTM terbatas menyesuaikan arahan yang diberikan pihak berwenang,” kata Mardanih.

Apa yang dilakukan SMP BPIBS lanjut Mardanih, tidak terlepas dari pengalaman yang dialami pada semester lalu, dimana ada beberapa siswa SMP BPIBS yang sempat terpapar Covid-19.

Evaluasi dan check in berkala lanjut Mardanih, terus dilakukan. Sebab, menurutnya dalam rangka melindungi para siswa, tenaga pengajar dan jajaran SMP BPIBS dalam melaksanakan PTM terbatas. (ded)

Editor : Yosep