25 radar bogor

Tewasnya Pelajar, KPAID: Bisa Hapus Bantuan untuk Sekolah

Ketua KPAID Kota Bogor, Dudih Syiarudin
Ketua KPAID Kota Bogor, Dudih Syiarudin

BOGOR-RADAR BOGOR, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bogor, memberikan catatan khusus, bagi sekolah yang terlibat kasus kekerasan dan tawuran pelajar di Kota Bogor.

Sadis, Kronologis Pembacokan Pelajar Kota Bogor

Ketua KPAID Kota Bogor, Dudih Syiarudin mengatakan, akan segera melakukan koordinasi dengan sekolah-sekolah yang ada di Kota Bogor.

Kedatanganya sekaligus memberikan apresiasi ketika sekolah sudah mengikuti sejumlah indikator pengawasan yang diberlakukan pada sekolah-sekolah yang diawasi oleh KPAI.

Namun bagi sekolah yang mengabaikan indikator, salah satunya kasus pengeroyokan yang menewaskan seorang pelajar SMA berinisial RMP (17) di Jalan Palupuh Raya, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Rabu (6/10/2021) malam.

KPAI dapat memberikan sanksi dengan memberikan rekomendasi kepada dinas terkait, salah satunya dengan meminta untuk menunda bantuan yang selama mereka terima.

“Bisa saja direkomendasikan untuk ditiadakan, ya kita tunda dulu,” ucap Dudih, Jumat (8/10/2021).

Dudih menjelaskan, punishment yang diberikan kepada sekolah agar kedepan bisa memperbaiki diri agar dapat mendidik anak didiknya lebih baik lagi.

“Tentu saja ini bukan salah sekolah saja. Karena selama ini daring, utamanya adalah keluarga dan orang tua, karena malam itu (kasus kekerasan yang menyebabkan RMP tewas) bukan ranah sekolah,” katanya.

Menurutnya, sebelum peristiwa nahas tersebut terjadi, KPAID sebenarnya sudah melakukan koordinasi dengan SMAN 7.

Hal itu, kata dia, sebagai bentuk pengawasan, namun dirinya mendapatkan kabar buruk tersebut pada Rabu (6/10/2021) malam.

“Tentunya saya sangat menyelesaikan,” ucapnya.

“Insya allah kami akan intensif, beserta berbagai lembaga teknis, kita harus ingatkan karena eforia (pembelajaran tatap muka) bisa banyak dampak terutama dampak negatif seperti sekarang (kasus kekerasan),” katanya.

Saat ini adanya pelonggaran sejumlah kegiatan dan aktivitas masyarakat PPKM Level 3 dan 4 di Jawa-Bali juga menimbulkan masalah baru.

“Anak-anak jangankan saling teriak, saling melotot saja salah sangka. Jadi energi mereka (harus disalurkan) sesuai dengan potensinya, jadi kalau seandainya memberikan alternatif potensi yang cukup, dan tidak stuck pada satu kasus saja, maka Insya Allah bisa kita didik pada hal-hal positif,” paparnya.

Kedepan KPAID Kota Bogor juga merekomendasikan sekokah harus ramah anak.

“Bukan menjadi jargon saja, tapi didalamnya tidak diperlakukan layaknya sekolah ramah anak,” katanya.

Dudih juga mengimbau agar orang tua terus memberikan pengawasan kepada anak-anaknya, sehingga mereka tetap terpantau dan terawasi paska pulang dari sekolah.

“Insya allah KPAI akan mengeluarkan gerakan Gembira, gerakan menyapa, mendengatkan, dan berbicara dengan anak. Banyak kejadian ini anak tidak didengarkan, tidak disapa, dan tidak diingatkan, jadi kalau sudah kejadian ini saya yakin orang tua mengelus dada,” tukasnya.

Sebelumnya, motif pengeroyokan pelajar SMA berinisial RMP (17) hingga tewas di Jalan Palupuh Raya, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Rabu (6/10/2021) malam, terungkap.

Pelaku pengeroyokan pelajar SMA hingga tewas itu, menyimpan dendam pribadi kepada korban yang masih sama-sama remaja.

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Dhony Erwanto mengatakan, pelaku memiliki dendam pribadi.

Saat sebelum pengeroyokan pelajar SMA itu, pelaku mengaku sempat dianiaya yang kemungkinan besar dilakukan oleh korban.

“Sekitar pukul 15:00 WIB, pelaku sempat dipukulin dan dianiaya. Sebenarnya pelaku tidak mengenal yang menganiaya, tapi tau anak mananya,” kata Kompol Dhony, Kamis (7/10/2021).

Tak lama berselang, korban RMP dan saksi didatangi oleh terduga pelaku menggunakan tiga kendaraan motor.

Satu orang berhasil melarikan diri, sedangkan RMP tewas usai diserang oleh kelompok RA.

“Korban saat itu langsung meninggal dunia di TKP akibat mengalami luka terbuka di bagian dada akibat sabetan senjata tajam (clurit),” katanya.

Mendapati informasi tersebut, polisi langsung memburu pelaku yang diketahui tengah berada di kediaman RM yang juga terlibat dalam penyerangan tersebut.

Pada saat dilakukan penggeledahan di kediaman RM, ditemukan barang bukti berupa satu buah celurit yang ditemukan di dalam tas milik pelaku utama RA.

Kemudian polisi melakukan pengembangan kepada pelaku lainnya di beberapa wilayah di Kota Bogor.

Yakni Ciluar, dan Indraprasta, Kecamatan Bogor Utara, serta Jalan Baru, Kecamatan Tanah Sareal.

Dari pengembangan tersebut, diamankan pelaku lainnya, sehingga total yang diamankan sebanyak enam orang.

“Yang kita amankan ada 6 orang, tapi kan kami masih proses penyidikan sampai saat ini,” kata Dhony.

Dhony menjelaskan, dari keenam pelaku pengeroyokan pelajar SMA yang diamankan, ada yang mengetahui dan ada yang tidak terkait rencana penyerangan kepada RMP di Jalan Palupuh Raya.

Sehingga Polisi hanya menetapkan dua orang tersangka RA dan ML (17), pelaku yang masih berstatus di bawah umur. (ded)

Editor: Rany