25 radar bogor

Periksa Kesehatan Pohon di KRB, 5 Zona Ini Dilarang Dilintasi Pengunjung

Ilustrasi kesehatan pohon di Kebun Raya Bogor
Ilustrasi kesehatan pohon di Kebun Raya Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Sejumlah peneliti dari Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), melakukan pemeriksaan kesehatan pohon di Kebun Raya Bogor.

Spot dan Tempat Keren di Kebun Raya Bogor

Pemeriksaan kesehatan pohon dilakukan dengan menggunakan alat dan metode khusus untuk mengantisipasi terjadinya pohon tumbang akibat kropos, terutama saat kondisi cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah Bogor.

Koordinator Tim Analis Kesehatan Pohon dan Peneliti di Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Rizmoon Nurul Zulkarnen mengatakan, kegiatan tersebut rutin dilakukan untuk memeriksa kesehatan pohon dan koleksi pohon di Kebun Raya Bogor.

Dalam pemeriksaan kesehatan pohon itu, pihaknya menggunakan sejumlah metode yakni visual dengan form khusus untuk menilai kerusakan yang terjadi dimodifikasi dari International Society of Arboriculture (ISA).

Bahkan dalam kasus tertentu peneliti biasanya menggunakan metode FHM atau Forest Health Monitoring.

“Kedua metode itu esensinya sama yaitu untuk mendeskripisikan kerusakan yang terjadi pada akar, batang, dan tajuk percabangan,” kata dia.

Selain menggunakan metode visual, peneliti juga menggunakan alat yang bernama Picus Sonic Tomograph yang merupakan alat canggih buatan Jerman, digunakan untuk mengetahui persentase kelapukan atau keropos yang terjadi pada pohon.

“Hingga triwulan ke tiga tahun 2021 ini sudah 185 pohon yang menjadi koleksi di Kebun Raya Bogor dicek kesehatanya,” kata dia.

Menurut dia dari hasil pengecekan kesehatan pohon tersebut pihaknya memberikan sejumlah rekomendasi penanganan, yakni berupa pemangkasan ranting, pemotongan batang, dan penebangan total (tebang habis) akan tetapi penindakan tersebut sangat dihindari karena ada kepentingan konservasi yang lebih utama.

“Namun, jika terpaksa karena ada aspek keselamatan nyawa, maka tindakan pemangkasan berat dengan menyisakan 4-6 meter batang utama atau tebang habis akan dilakukan,” kata dia.

Kemudian, pihaknya juga mekomendasi perbanyakan koleksi harus juga disertakan agar KRB tidak kehilangan materil koleksi.

Dengan pertimbangan rekomendasinya, kata dia, melihat objek tumbuhannya, bagaimana status konservasinya dan status koleksinya di kebun raya.

“Kami juga akan melihat lokasi tempat tumbuhnya juga menjadi pertimbangan dalam rekomendasi, jika lokasi tumbuhan sangat jauh di dalam dan jarang dilewati/dikunjungi oleh pengunjung,” kata dia.

Selain itu, pihaknya juga meminta pertimbangan tim kurator koleksi dalam menentukan pertimbangan rekomendasi jika diperlukan.

“Tim kurator beranggotakan senior-senior peneliti kebun raya yang notabene lebih paham dan mengerti kondisi koleksi tumbuhan kebun raya,” kata dia.

Ada lima zona di areal KRB yang harus dihindari oleh pengunjung. Lima lokasi itu adalah Jalan Astrid, Jalan Kenari 1, Jalan Kenari 2, sekitar kantor KRB, dan dekat Griya Anggrek.

“Kita pasang pembatas di lima zona tersebut, agar pengunjung tidak mendekati lokasi itu atau menggelar acara di tempat tersebut,” kata dia.

Hingga kini, KRB memiliki koleksi 222 famili, 1.259 marga, 3.423 jenis, 13.563 spesimen yang ditanam di atas areal kebun seluas 87 hektar.

Adanya polusi udara, aktivitas manusia dan faktor biologi serta usia pohon-pohon di KRB yang makin meningkat diduga mengakibatkan penurunan kualitas dan kesehatan pohon KRB.

Penurunan kualitas dan kesehatan pohon KRB dapat dilihat dari tingkat kerusakan yang diderita oleh pohon-pohon penyusunnya.

Kerusakan yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya penyakit, serangga hama, gulma, api cuaca, satwa maupun akibat kegiatan manusia.(ded)

Editor : Yosep