25 radar bogor

Pesan Dedie ke 136 Kader Penyuluh Wawasan Kebangsaan

Kader Penyuluh Wawasan Kebangsaan
Kader Penyuluh Wawasan Kebangsaan

RADAR BOGOR, Sebanyak 136 peserta pelatihan yang akan menjadi kader penyuluh Wawasan Kebangsaan ‘digembleng’.

Pelatihan ini digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Bogor di Hotel Green Forest, Bogor Selatan.

Prakiraan Cuaca: Bogor Diprediksi Hujan Sejak Siang

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, Senin (4/10/2021), menjadi salah satu narasumber. Dia mengatakan, wawasan kebangsaan bukan hanya terkait ideologi radikalisme, terorisme, anarkisme dan sebagainya.

Namun bagaimana cara agar masyarakat tahu tentang kesehatan dirinya. Hingga mengubah pola konsumsi hidupnya. Sehingga diharapkan kuat dan bisa menghadapi semua tantangan.

“Yang namanya pertahanan nasional itu dimulai dari kesehatan warganya. Memberikan penyuluhan tentang wawasan kebangsaan bisa dimulai dari hal-hal yang kecil, salah satunya tentang konsumsi bahan makanan yang bergizi, tidak harus mewah tapi yang utama itu bergizi,” kata Dedie.

Sebelum menyampaikan arahan, Dedie mengawali dengan menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan Balitbangkes Kemenkes RI terkait kesehatan warga Kota Bogor secara kohort. Yang dilakukan secara berturut-turut selama 5 tahun bagi balita dan orang dewasa.

Hasilnya, kata dia, ada yang menarik. Dari 2.000 warga Kota Bogor, terdapat 800 warga yang meninggal akibat hipertensi, jantung, diabetes dan stroke.

Ternyata penyebabnya adalah kurang mengkonsumsi buah dan sayur termasuk protein. Hal yang sama berlaku bagi para balita yang mengalami stunting. Ditambah sirkulasi udara di rumah yang bisa mempengaruhi kecerdasan.

“Hasil ini mungkin terkesan bercanda, tetapi berdasarkan penelitian ini adalah fakta,” tegas Dedie.

Karena itu menurut Dedie, perlu diambil langkah-langkah konkret dan teknis untuk membiasakan anak-anak dan warga pada umumnya. Untuk rutin mengkonsumsi sayur, buah dan protein.

Sebab, jika tidak maka jumlah angka yang meninggal akan bertambah. Penyebab lainnya adalah kecenderungan obesitas.

“Bagaimana mau berjuang mempertahankan NKRI jika ketika diserang saja kesulitan untuk berlari karena obesitas. Kadang warga kita, makan mie dicampur sangu (nasi) sama dengan karbohidrat sama dengan gula. Ini yang bahaya,” lanjut Dedie.

Apa yang disebutkan sambung Dedie menjadi tantangan zaman yang harus disikapi dengan menunjukkan kekompakan dalam menghadapi segala situasi dan kondisi.

Dimana antara satu daerah dengan daerah lain situasi hampir sama. Utamanya terkait isu kesejahteraan, permasalahan sosial, ekonomi dan yang lainnya.

Selain hal tersebut Dedie juga menegaskan, permasalahan ideologi bisa terbentuk karena antar sesama masyarakat tidak saling mengenal dan itu adalah tantangan ril yang ada di lapangan.

Persoalan lain juga ada seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang, khususnya di pelosok-pelosok sehingga mengakibatkan rasionalitasnya tidak berjalan, ditambah lagi gelombang gadget yang dahsyat.

“Karenanya persoalan sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat yang bisa dijadikan dasar bagi kader-kader penyuluh dalam memberikan pemahaman wawasan kebangsaan,” paparnya.

Menurutnya salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan banyak belajar, berinteraksi, berkenalan dan berkegiatan positif. Hal ini dapat mengurangi tingkat tumbuhnya radikalisme dan ideologi ekstrim.

“Kontrol sosial yang dilakukan jangan hanya sebatas lisan, tetapi harus diimbangi dengan pemantauan dalam ikhtiarnya menyadarkan warga, khususnya para orang tua agar anak-anaknya tidak terjerumus kedalam persoalan narkotika, ideologi,” sebutnya.

Kepala Bakesbangpol Kota Bogor, Dadang Sugiarta menjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk mencegah anarkis, radikalisme, terorisme dan sebagainya.

Dadang menuturkan, nama para peserta yang hadir sebanyak 136 orang kader yang merupakan usulan dari seluruh kelurahan di Kota Bogor.

“Setiap kelurahan mengusulkan 4 kader. Untuk pelatihan tahap pertama setiap kelurahan diwakili dua kader, dua kader berikutnya akan menyusul,” jelasnya.

Dalam tugasnya, para kader penyuluh wawasan kebangsaan kata Dadang, persis seperti para kader posyandu di kelurahan, namun beda hanya bidangnya saja.

“Kalau kader posyandu dibidang kesehatan, sementara kader penyuluh kebangsaan peningkatan wawasan kebangsaan. Mereka adalah tokoh masyarakat yang dipilih lurah di wilayahnya masing-masing dan resmi,” jelas Dadang.

Adapun para narasumber yang akan hadir di antaranya dari perwakilan Kemendagri, Kemenko Polhukam, BNN dan Forkopimda Kota Bogor.

Editor: Rany