25 radar bogor

PT MNR Keukeuh Operasionalkan Wisata Malam Glow Kebun Raya Bogor

Wisata Malam Glow
Manajemen PT MNR saat menjelaskan rencana pengoperasionalan Wisata Malam Glow Kebun Raya Bogor.

BOGOR-RADAR BOGOR, PT Mitra Natura Raya (MNR) keukeuh akan mengoperasionalkan wisata malam Glow Kebun Raya Bogor dalam waktu dekat ini.

Kebun Raya Bogor Ada Sejak Zaman Kerajaan Sunda, Tertua se-Asia Tenggara

Wisata malam dengan menyuguhkan atraksi menggunakan lampu hias itu, akan dibuka bagi masyarakat untum umum dua pekan ke depan.

“Saya rasa satu atau dua minggu ke depan kita akan coba,” kata Direktur Sales dan Marketing PT MNR, Michael Bayu A. Sumarijanto.

Bayu-sapaanya menjelaskan, sebelum wisata malam Glow ini benar-benar bisa dioperasionalkan bagi masyarakat umum, ada beberapa hal yang harus dipenuhi dan diselesaikan terlebih dahulu.

Seperti, penyediaan tong sampah yang belum mencapai 100 persen dan pengaturan-pengaturan terhadap yang dilakukan di lapangan.

“Mungkin satu dua minggu ke depan ini kita sudah bisa mempublikasikan dan kita buka wisata malam Glow di Kebun Raya Bogor,” ucap dia.

Disinggung mengenai permintaan Pemkot Bogor agar menunda rencana operasional wisata malam Glow sebelum kajian keluar, Bayu menuturkan, berdasarkan informasi yang didapat dari Badan Riset Nasional (BRIN), bahwa kajian akan terus bergulir beriringan dengan pengoperasionalan wisata malam Glow.

Sebab, kajian itu tidak mungkin bisa selesai dan tuntas dengan cepat. Melainkan membutuhkan waktu yang cukup panjang.

“Kalau dari informasi teman-teman BRIN, bahwa kajian akan terus bergulir. Karena tidak mungkin kajian itu bisa dilakukan sekarang, lalu selesai dan tuntas, sementara kajian itu harus diabsahkan oleh lembaga-lembaganya dan seterusnya,” imbuhnya.

“Dan ketika kita beroperasi kajian secara dalamnya baru bisa berjalan, artinya (operasional) berjalan saja, (dibuka untuk umum) dilakukan bulan Oktober,” sambung Bayu.

Ditambahkan Bayu, mengenai keberatan beberapa pihak terkait adanya bangunan permanen, melakukan pengerasan secara besar-besaran dan pembangunan kontruksi, dapat di lihat sendiri bahwa di lokasi hal tersebut tidak lah benar atau tidak ada.

Sebab, yang dilakukan pihaknya di wisata malam Glow hanya bersifat semi permanen yang kapan pun bisa di take out.

“Bisa dilihat sendiri kalau itu tidak ada, yang kita lakukan di sini sifatnya semi permanen semua. Kapan pun bisa kita take out, maka tidak terlalu berdampak terhadap infrastruktur di Kebun Raya Bogor ini,” bebernya.

Adapun, ditambahkannya, wisata malam Glow ini bertujuan untuk membuat sebuah kemasan baru dalam berkomunikasi tentang kekayaan hayati Indonesia, yang dikemas sedemikian rupa untuk menggugah anak-anak muda atau milenial sebagai penerus bangsa yang masih terbelenggu dengan gadget, individualistik, kebanyakan di rumah atau kurang kembali ke alam.

“Kami berharap wasata malam Glow ini bisa menjadi sebuah atraksi baru dimana mereka (anak muda atau milenial) mau mencintai lagi kekayaan hayati kita, inilah intinya dari wisata malam Glow itu sendiri,” ujar Bayu.

Sementara itu, Plt Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi Nasional pada BRIN, dr Yan Rianto menjelaskan alasan pihaknya tetap mengizinkan wisata malam Glow tetap beroperasi meski kajian belum keluar.

Sebab, jika operasional wisata malam Glow ditunda, pihaknya tidak bisa melakukan riset atau penelitian.

“Justru kalau wisata malam Glow ditunda kita jadi tidak bisa melakukan riset,” katanya.

Meski demikian, dr Yan memastikan pengoperasionalan wisata malam Glow ini aman dilakukan, karena seperti yang sudah dijelaskan bahwa operasional wisata malam Glow ini dilakukan dalam waktu yang terbatas.

Artinya, seperti hari yang terbatas hanya beroperasi Sabtu dan Minggu, waktunya terbatas hanya berlangsung selama empat jam dan secara area hanya menggunakan 10 persen lahan dari luas Kebun Raya Bogor.

Untuk itu, operasional wisata malam Glow akan digunakan pihaknya sebagai situs penelitian.

“Maka ini jadi kesempatan bagi kami di BRIN untuk menjadikan sebagai situs penelitian,” ucap dia.

“Dan ini nanti bisa kita kumparasi dengan daerah lain di Kebun Raya yang 90 persennya tidak terpapar cahaya, jadi itu kombinasi penelitian yang akan dilakukan,” sambungnya.

Selain itu, bahwa saat ini penelitian sudah dirancang dan pihaknya pun sebenarnya sudah mengidentifikasi jumlah tanaman yang masuk ke dalam indanger. dr Yan menyebut ada 25 jenis tanaman. Sementara, sisanya merupakan tanaman biasa.

“Tapi nanti tetap semua kita amati baik tanaman biasa dan koleksi. Masing-masing peneliti sudah menyiapkan designya dan nanti kita juga berencana memasang sensor, jadi bukan hanya wisata malam Glow tapi aspek lainnya juga,” imbuh dia.

“Kalau penelitan kita biasanya dilakukan perbandingan dan itu biasanya memakan waktu satu tahun,” tukasnya.(ded)

Editor : Yosep