25 radar bogor

Literasi Bisa Bernilai Ekonomis, Pelaku Seni : Membaca Buku Itu Tidak Menakutkan, Lho!

Webinar Duta Baca Indonesia bertemakan “Literasi Kolaborasi, pada Jumat, (1/10/2021).
Webinar Duta Baca Indonesia bertemakan “Literasi Kolaborasi, pada Jumat, (1/10/2021).

JAKARTA—RADAR BOGOR, Dasar dalam pembangunan ekonomi kreatif adalah penguatan literasi. Oleh karena itu, literasi jangan dimaknai sempit sebagai gerakan baca-tulis atau gerakan mengunjungi perpustakaan.

Literasi harus dipahami sebagai kemampuan menciptakan berbagai kreativitas penciptaan produk barang/jasa yang tumbuh dari kebiasaan membaca.
Dengan kualitas literasi yang baik, masyarakat diyakini sanggup mengubah apa yang semula dianggap tidak bernilai ekonomis menjadi ekonomi.

“Literasi akan mendorong siapapun untuk berpikir kreatif, meningkatkan kemampuan life skill sebagai solusi dari persoalan kesejahteraan yang dialami,” terang Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional, Adin Bondar pada Webinar Duta Baca Indonesia bertemakan “Literasi Kolaborasi, pada Jumat, (1/10/2021).

Hal senada diungkapkan Ketua IKAPI Provinsi Banten yang juga Inisiator Forum Ekonomi Kreatif (Fekraf) Banten, Andi Suhud. Dia sependapat jika pemahaman literasi tidak berpatok pada kemampuan baca-tulis melainkan juga kemampuan problem solving, meski di tengah kondisi pandemi. Di samping, proses kreativitas yang harus tetap ditumbuhkan agar mampu bertahan.
“Keberhasilan ekonomi kreatif sangat erat berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki tiap individu. Karena itu betapa penting mengenali potensi diri sendiri. Apalagi di tengah kondisi pandemi, sektor UMKM dipandang sebagai solusi untuk membangkitkan ekonomi rakyat,” ujar Andi.

Sementara itu, seniman dari Jawa Barat, Ferry Curtis menambahkan untuk menjadi bangsa yang maju ditentukan dari kesadaran masyarakat dalam aktivitas membaca. Indonesia belum banyak berubah jika melihat kondisi saat ini. Contohnya, masih banyak dijumpai para tuna wisma di banyak tempat.

Sebagai pelaku seni, Ferry menuangkan segala kegundahan yang dirasakan ke dalam lirik musiknya.

Ferry pun tidak keberatan jika disebut musisi literasi karena hanya dengan membaca dan berliterasi, Indonesia akan lepas dari kondisi kemiskinan dan kesenjangan sosial.
“Lagu tidak akan lekang oleh jarak dan waktu. Namun, prosesnya sampai menjadi lagu yang menginspirasi harus paham dulu dengan konsep literasi,” urai Ferry.

Ferry pun merasa bangga bahwa Perpustakaan Nasional bersumbangsih terlibat dalam proses produksi dan kampanye literasi lewat musik yang ia bawakan ke tiap daerah. Ferry pun mengidamkan suatu saat nanti anak-anak Indonesia mau mencintai buku dan membacanya. “Membaca itu tidak menakutkan,” tambah Ferry.

Konsep Literasi Kolaborasi yang diusung Duta Baca Indonesia Heri Hendrayana Harris atau yang akrab disapa Gol A Gong adalah awalan dalam menebarkan virus literasi kepada masyarakat dengan mengajak para pegiat literasi dari berbagai daerah berkontribusi lewat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. (*/rur)

Editor : M. Ruri Ariatullah