25 radar bogor

Kampung Arab Puncak Bangkrut Ditinggal Wisatawan Timteng, Begini Kondisinya 

Salah satu minimarket di kawasan Kampung Arab Puncak yang sudah tak beroperasi sejak pandemi. ARIFAL/RADAR BOGOR

CISARUA-RADAR BOGOR, Minimarket bertuliskan Arab itu nampak kosong. Tidak ada aktivitas jual beli di sana. Di dalamnya tak ada barang dagangan apalagi transaksi dengan bahasa Arab.

Lantai putih minimarket itu pun benar-benar kotor. Berdebu dan berkerak. Pun dengan kaca minimarketnya, kusam dan dihinggapi debu.

Tidak jauh dari minimarket itu, sebuah barber shop dengan tulisan Arab juga nampak kosong melompong. Tidak ada kursi cukur di sana. Hanya bangunan 3×4 meter dengan kaca depan bertuliskan barber shop dalam bahasa Arab.

Ya, begitulah suasana Kampung Cisampay, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Semenjak pandemi melanda Indonesia, kawasan yang dikenal Kampung Arab itu sepi. Banyak pengusaha gulung tikar. Lantaran tak ada satupun turis Timteng (Timur Tengah) yang datang berlibur ke kawasan Puncak.

“Iya, selama pandemi saja, jadi pada tutup semua,” ujar Ilham salah satu warga sekitar saya ditemui Radar Bogor Kamis (9/9/2021).

Ia mengaku banyak masyarakat yang bergantung pada wisatawan Timteng harus kehilangan mata pencaharian.

Baik itu mereka yang menjadi kasir di sejumlah minimarket khusus wisatwan Timteng, maupun sopir mobil rental yang kerap disewa oleh para turi itu.

“Dengan tidak adanya wisatawan Arab (Timteng) ini sangat berdampak bagi masyarakat,” akunya.

Hal itu diamini Kasi Trantib Kecamatan Cisarua Efendi. Kepada Radar Bogor ia memaparkan, banyak toko yang guling tikar lantaran tidak adanya wisatawan Timteng.

Mulai dari toko kelontongan yang biasa menjual perlengkapan wisatawan, pangkas rambut, salon, rumah makan juga rental mobil.

“Selama pandemi, monitoring di wilayah kenyataannya seperti demikian. Banyak yang gulung tikar,” kayanya kepada Radar Bogor Kamis (9/9/2021).

Perihal jumlah usaha yang gulung tikar, Efendi mengaku belum tahu pasti jumlahnya. Namun dari laporan dan hasil monitoring, hampir semua tutup.

“Sebagian ada masyarakat yang mengais rezeki dengan berjualan di pinggir jalan pada wisatwan lokal,” tukasnya. (all)

Editor : Yosep