25 radar bogor

Pemerintah Diminta Tidak Cuek Soal Bocornya Data e-HAC Kemenkes

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menilai adanya dugaan kebocoran data pada aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat pada aplikasi sejenis yang dikeluarkan pemerintah. (dok DPR RI)
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menilai adanya dugaan kebocoran data pada aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat pada aplikasi sejenis yang dikeluarkan pemerintah. (dok DPR RI)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menilai adanya dugaan kebocoran data pada aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat pada aplikasi sejenis yang dikeluarkan pemerintah.

“Dugaan kebocoran data dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap aplikasi besutan pemerintah. Rakyat dipaksa secara administratif untuk menggunakan aplikasi tertentu, tapi keamanan data mereka tidak dijamin oleh pemerintah,” ujar Netty kepada wartawan, Rabu (1/9).

Netty juga mempertanyakan keamanan data di dalam aplikasi pedulilindungi yang menjadi syarat melakukan perjalanan selama PPKM. “Bagaimana kemananan data di aplikasi pedulilindungi? Apakah ada jaminan data tidak bocor? Pemerintah harus memberikan bukti adanya jaminan keamanan, bukan cuma janji-janji. Jangan salahkan jika rakyat curiga dan enggan menggunakan aplikasi pedulilindungi,” katanya.

“Jika rakyat enggan berpartisipasi mengisi data maka upaya pemantauan mobilitas masyarakat untuk mengendalikan penularan kasus akan semakin sulit dilakukan. Begitu juga terkait dengan pantauan orang sudah tervaksin atau belum,” tambahnya.

Oleh karena itu, Netty meminta pemerintah agar menyelesaikan kasus tersebut dan melakukan evaluasi terhadap sistem aplikasi data secara menyeluruh.

“Kebocoran data rakyat sudah terjadi beberapa kali. Sejak 2020 kita mendengar tentang kebocoran data BPJS, data NIK, data nomor handphone dan data lainnya. Mengapa bisa terjadi berulang? Apakah pemerintah tidak belajar dari pengalaman? Jangan-jangan selama ini pemerintah memang ‘cuek bebek’ saja dengan kegelisahan rakyat soal jaminan kemanan data,” ungkapnya.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban publik, kata Netty, seyogyanya pemerintah meminta maaf pada rakyat. ‘Akui kesalahan dan kelemahan manajemen tersebut serta meminta maaf lah pada rakyat. Perbaiki sistem dengan melibatkan tenaga expert yang mampu melindungi keamanan sistem aplikasi. Ada banyak anak bangsa yang cerdas dan pintar,” tuturnya.

Selain itu, kata Netty, libatkan aparat keamanan untuk mengusut kejahatan siber ini agar peretasnya tertangkap dan dihukum.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anas Ma’ruf meminta masyarakat untuk menghapus atau uninstall aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) Kemenkes.

Imbauan tersebut disampaikan Kemenkes, setelah adanya dugaan kebocoran data pengguna di aplikasi e-HAC yang lama. “Pemerintah meminta kepada masyarakat untuk menghapus atau men-delete atau uninstall aplikasi e-HAC yang lama, yang terpisah,” kata Anas.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin