radar bogor

Pasar Non Pangan Sudah Boleh Beroperasi, Tapi Ada Syaratnya. Apa Saja?

Wali Kota Bogor Bima Arya didampingi Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya melakukan peninjauan ke Pasar Bogor, Senin (26/7/2021).
Wali Kota Bogor Bima Arya didampingi Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya melakukan peninjauan ke Pasar Bogor, Juli  lalu.

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 turut berdampak pada pelonggaran kebijakan di beberapa sektor. Salah satunya, operasional pasar tradisonal di bawah kendali Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPPJ).

Dalam kebijakan yang baru, pasar rakyat non kebutuhan sehari-hari kini sudah boleh beroperasi dengan batas waktu hingga pukul 17:00 WIB dan kapasitas pengunjung 50 persen. Kebijakan itu berlaku mulai Selasa (31/8) hingga 6 September mendatang.

Direktur Operasional (Dirops) Perumda Pasar Pakuan Jaya Deni Ariwibowo mengatakan, saat kebijakan PPKM beberapa waktu lalu, pasar rakyat non kebutuhan sehari-hari sempat tidak diperbolehkan beroperasi.

“Operasional pasar non pangan sempat tidak diperbolehkan beroperasi. Setelah level 3, pasar kebutuhan non pangan, kebutuhan sehari-hari, itu boleh buka sampai jam 17:00 WIB dengan pembatasan pengunjung maksimal 50 persen,” katanya saat ditemui di ruangannya, Rabu (1/9/2021).

Meski begitu, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes), salah satunya mewajibkan penggunaan masker bagi pedagang dan pengunjung.

Dengan kelonggaran tersebut, sambung dia, memberikan dampak positif bagi geliat ekonomi pasar. Sayangnya, tidak terlalu signifikan. Salah satunya, imbas dari penerapan kebijakan ganjil genap di Kota Bogor.

Pihaknya berharap ada evaluasi terhadap operasional ganjil genap karena berpengaruh secara langsung terhadap jumlah pengunjung yang datang ke pasar.

“Jadi kalaupun kita boleh buka maksimal 50 persen pengunjung, nyatanya sekarang-sekarang itu (jumlah) pengunjung nggak sampai segitu” ujar Deni.

“Salah satunya imbas ganjil genap, terasa setelah itu diterapkan. Masyarakat malas keluar, ke pasar, kalau pedagang ya datang saja,” imbuhnya.

Menurutnya, dampak pengunjung pasar relatif sepi saat ganjil genap diterapkan setiap hari dibandingkan saat diterapkan hanya pada akhir pekan.

Ia pun berharap, pemerintah bisa mengkaji kebijakan ganjil genap agar tidak diterapkan setiap hari. Secara umum, pihaknya tidak keberatan dengan kebijakan ganjil genap. Hanya waktu penerapannya yang mesti dievaluasi.

“Kalau diterapkan saat weekend saja mungkin nggak terlalu terasa, karena ada hari biasa itu ramai. Biar masyarakat juga nggak malas keluar. Tapi tetap tidak mengabaikan prokes,” tuntasnya. (ded)

Editor : Yosep