25 radar bogor

Yang Sekolahnya Rusak Sabar Dulu, Anggaran Disdik Soalnya Dipangkas

Sekolah-rusak
Kondisi tiga ruang kelas SDN Jampang 01 sangat memprihatinkan

BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) masih memberikan porsi anggaran sektor pendidikan lebih besar pada tahun 2021.
Namun rencana belanja sektor pendidikan di Kota Bogor tak luput dari pengurangan atau rasionalisasi, mengingat tahun depan diprediksi masih terdampak Covid-19.

Salah satunya anggaran rencana belanja sarana prasarana untuk perbaikan sekolah yang rusak.

Secara umum, anggaran Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor untuk tahun 2022 mengalami rasionalisasi yang cukup signifikan jika dibandingkan saat pengajuan Rencana Kerja (Renja).

Sekretaris Disdik Kota Bogor Dani Rahadian mengatakan, ada rasionalisasi anggaran mengingat tahun depan diprediksi masih terdampak pandemi.

Menurutnya, alokasi di Renja sendiri berjumlah Rp547 miliar. Namun setelah dirasionalisasi, berkurang menjadi Rp454 miliar.

Salah satu yang paling terdampak yakni alokasi sarana prasarana sekolah, termasuk perbaikan gedung sekolah.

Mulanya saat Renja itu sekitar Rp547 miliar. Namun, setelah itu ada rasionaliasi mulai dari pengurangan belanja gaji pegawai sekitar Rp20 miliar, TPP RP12 miliar, termasuk sarpras Rp92 miliar.

“Memang untuk rasionalisasi masih belum final dan masih diutak-atik lagi dengan BKAD (Badan Keuangan Aset Daerah, red). Koreksi di belanja pegawai,” katanya, Selasa (31/8/2021).

Dani mengatakan, sektor sarpras juga termasuk yang kena rasionaliasi. Dari berbagai kegiatan pembangunan, hanya melanjutkan pembangunan Sekolah Satu Atap yang dipertahankan.

“Yang lainnya hilang karena untuk dipotong yang Rp92 miliar itu,” tandasnya.

Namun pihaknya juga kembali mengusulkan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk memprioritaskan pembangunan atau perbaikan yang benar-benar membutuhkan mengingat kedepan pembelajaran tatap muka sudah dilakukan.

“Yang benar-benar urgen, takut ada sekolah yang runtuh atau sangat rawan. Itu sempat kami usulkan Rp51 miliar, tapi yang di-acc hanya Rp19 miliar. Itu sudah disampaikan by phone lah ya oleh Bappeda, bahwa dari usulan Rp51 miliar ke mereka, tapi yang dia-acc hanya Rp19 miliar,” tukas Dani.

Sedangkan Sekolah Satu Atap tetap prioritas dengan anggaran Rp13 miliar.

Diketahui untuk tahun ini juga masih dilakukan pembangunan dengan alokasi dana Rp11,8 milar. Sebab menurutnya, berdasarkan daya tampung siswa SMP di Kota Bogor masih sangat kurang dan hanya ada 20 SMP negeri.

Diharapkan proyek ini selesai pada 2022 dan tinggal dilanjut interior pada tahun 2023.

Selain pemotongan anggaran sarpras, Disdik juga menghilangkan mata anggaran untuk meeting di hotel dan diganti dengan rapat virtual. Kecuali, sambung dia, kegiatan Bimtek BOS dan Dapodik yang tetap harus tatap muka karena berurusan dengan sekolah.

“Artinya kegiatannya tetap ada, tapi anggarannya hilang. Diganti virtual. Kalau Bimtek BOS dan Dapodik harus tatap muka langsung” tukasnya.

Reporter: Dede
Editor: Rany