
BOGOR-RADAR BOGOR, Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) menjalin kesepakatan kerjasama dengan Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( BPC HIPMI) Kota Bogor dalam upaya mencetak tenaga kerja yang handal di tengah pandemi Covid-19.
Ketua HIPMI Kota Bogor Zulfikar Priyatna mengatakan, peluang sektor usaha untuk kembali bergeliat kembali dengan adanya kebijakan pelonggaran pembatasan sepertinya sudah dimulai. Sehingga, diperlukan strategi agar angkatan kerja Kota Bogor dapat terserap dengan baik di perusahaan sesuai dengan kompetensinya.
Kerjasama ini sebagai bentuk sinergi antara pemerintah dengan HIPMI untuk memberikan pelatihan bertajuk program pekerja handal akselerasi ekonomi (Pahami) di Gedung BLK Kota Bogor, Jumat (27/8/2021). “Outputnya, proses untuk mendapatkan kerja jadi lebih mudah,” kata Zulfikar.
Baca Juga: Atasi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tengah dengan Replikasi Sukses Kampung Tangguh
Pertama, tentunya akan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan skill angkatan kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan khususnya lulusan SMK.
Menurutnya karena HIPMI yang memiliki data kebutuhan perusahaan melalui forum HRD, dan forum SDM, jika ada kesenjangan maka akan ada pembenahan melalui kerjasama dengan SMK.
“Solusinya sebagai mitra untuk menjembatani dunia usaha, BLK yang latih advise-nya hasil dari pendalaman Pokja Hipmi dan Pokja BLK,” katanya.
“Jangan lagi ada orang Kota Bogor susah cari kerja di Kota Bogor. Karena peluangnya sebenarnya banyak tapi tidak diterima,” sambungnya.
Salah satu alasan yang mendasari kerjasama tersebut, banyak lulusan SMK yang tak memiliki keahlian sesuai yang diharapkan di dunia industri.
“Lulusan SMK bersaing dengan jenjang yang lebih tinggi, kalau logika pengusaha, harganya sama (gaji) mereka pasti pilih S1 ketika ada lamaran yang masuk. Kan prosesnya belajarnya aja lebih lengkap,” ucapnya.
Kedepan keahlian yang harus dimiliki SMK harus lebih spesifik, dan benar-benar memiliki keahlian yang mumpuni agar dapat bersaing dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Jika SMK hanya ala kadarnya, dua-duanya melamar perusahaan akan memilih S1. Nantinya SMK bukan salah satu opsi pencetak tenaga kerja, SMK malah menghasilkan pengangguran terbuka. Ini ada yang salah,” katanya.
Dalam kerjasama ini, kedepan akan membentuk tim berapa total lapangan kerja dan angkatan kerja di Kota Bogor.
Semisal, angkatan kerja yang paling banyak berasal dari sektor jasa dengan jabatan witers, atau administerasi. Pengurus SMK akan diberikan saran, proses pencetakan tenaga kerja dengan kahlian tersebut yang harus menjadi perhatian.
“Nanti pelatihan melibatkan semua. Pengajar bisa juga dari pakar internal perusahaan, contoh saya akan kirim HRD terbaik saya untuk melatih dan akan dikasih tau tipsnya,” ucap Zulfikar.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans Kota Bogor, Elia Buntang menambahkan, bagaimana angkatan kerja di Kota Bogor memiliki keahlian yang mudah diserap oleh perusahaan terlebih disaat pandemi Covid-19.
“Nantinya bagaimana (angkatan kerja) bisa memenuhi kebutuhan industrindengan calon pekerja. Kita harus sinkronkan yang dibutuhkan dengan industri. Kerja seperti apa yang dibutuhkan, baru diadakan pelatihan dengan HIPMI,” jelasnya.
“Kami akan bekerjasama juga memberdayakan SMK-SMK di Kota Bogor, intinya ini sebagai sarana pelatihan,” tukasnya.(ded)