25 radar bogor

Peserta Didik SMAN 2 Cibinong Raih Beasiswa ke Italia

SEMANGAT : Berfoto bersama Keane Edbert Walerian.

RADAR BOGOR – Prestasi membanggakan telah diraih Keane Edbert Walerian. Ya, peserta didik klas XII SMAN 2 Cibinong Kabupaten Bogor, Cadisdik Wilayah 1 itu meraih beasiswa full selama dua tahun studi di Italia.

Kepala SMAN 2 Cibinong, Elis Nurhayati mengatakan, SMAN 2 Cibinong saat ini menjadi salah satu sekolah pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP) Tahun 2021.

Hal tersebut, kata dia, sangat bangga dengan prestasi Keane yang dapat turut mengharumkan nama baik almamater dan menjadi Pioner Penerima Beasiswa ke Italia.

“Raihan prestasi ini akan menjadi pembuka peluang baru itu  peserta didik  SMAN 2 Cibinong lainnya agar mendapatkan beasiswa yang sama di tahun-tahun mendatang,” jelasnya.

Ia menambahkan, perjuangan panjang untuk meraih prestasi ini, telah dilalui putra dari Eva Natalia Kristianti dan Raja Junjungan Sipayung  tersebut.

Menurutnya, Keane sempat beberapa kali mengikuti tes atau program-program beasiswa, diantaranya pertukaran pelajar ke Jepang dan beasiswa ke USA, tetapi saat itu masih belum berhasil.

Semangat Keane untuk terus berusaha dan belajar, serta  pengalaman-pengalaman tes sebelumnya, membuahkan hasil yang luar biasa.

Perjuangan Keane akhirnya berbuah manis, dan lolos/mendapatkan satu program beasiswa fully funded atau gratis selama 2 tahun dari United World College (UWC).

“UWC setiap tahunnya memberikan kesempatan emas ini kepada peserta didik berprestasi di seluruh dunia, dan mayoritas peserta didiknya berasal dari berbagai negara yang lolos seleksi program beasiswa. Sekolah yang disediakan oleh UWC adalah setara Jenjang SMA, dengan menerapkan kurikulum internasional dengan bahasa pengantarnya menggunakan Bahasa Inggris,” ungkapnya.

Keane saat ini sudah tiba di Italia, dan sedang menjalani isolasi mandiri, sesuai prokes untuk pendatang dari luar negeri.

Elis mengungkapkan, selama ini peserta didik sudah sering mendapatkan beasiwa ke Jepang, Amerika, dan negara lainnya, tetapi baru kali ini ada yang mendapat beasiswa ke Italia.

“Semoga adik-adik kelasnya termotivasi untuk mendapatkan kesempatan beasiswa full yang luar biasa ini. Dan kami mengingatkan para peserta didik SMAVO untuk selalu semangat belajar, walau saat ini masih dalam Masa Pandemi COVID-19. Nilai Rapor yang diberikan oleh para guru, menjadi salah satu persyaratan penting untuk meraih beasiswa di manapun.  Tentunya nilai-nilai rapor selama sekolah harus bagus bagus dan menunjukkan progres di setiap semesternya,” Harapnya.

Ia juga berpesan, Keane agar menjadi perwakilan pelajar Indonesia yang senantiasa santun dan rendah hati, berkarakter, memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, mandiri, kreatif, bernalar kritis, dan memiliki jiwa gotong royong atau senang membantu, sebagaimana harapan Kemendikbudristek yang tertuang dalam profil pelajar Pancasila.

“Semoga raihan prestasi Keane ini, turut berkontribusi untuk mewujudkan visi misi Pemerintah Daerah/Provinsi/Pusat, yaitu menjafikan Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten termaju di Indonesia, JABAR JUARA LAHIR BATIN, dan SMA Maju Bersama Hebat Semua,” tuturnya.

Sementara itu, Keane menjelaskan, pengalamannya terkait tahapan-tahapan yang harus dilalui agar mendapatkan beasiswa bergengsi ini.

“Di tahap pertama seleksi, peserta  wajib membuat essay dan mengisi berkas-berkas, tentunya dalam bahasa Inggris. Dari sini sudah jelas ya teman-teman,  bahwa kalau mau study keluar negeri, nomor satu yang wajib dikuasai adalah  bahasa Inggris dan pengetahuan yang luas,” paparnya.

Banyak yang harus dilengkapi, diantaranya berkas-berkas formulir diantaranya biodata diri, pengalaman organisasi (profit dan non profit), prestasi-prestasi yang pernah diraih (lomba akademis dan non akademis, diutamakan tingkat nasional dan internasional), menyiapkan bakat khusus (musik, olahraga, dance), dan lain-lain.

Disamping itu, nilai rapor diharapkan rata-rata nilainya 85,”ungkapnya kepada Radar Bogor.

Keane melanjutkan, tahap berikutnya setelah lolos tahap awal, tentunya interview. “Of course it’s in English. Di sesi interview ini, juri bertanya mengenai essay yang kita ajukan pada saat pendaftaran tadi. Dan juga akan ada sesi tanya jawab oleh team work dari UWC,” paparnya.

Dari situ, sifat asli peserta akan terlihat. Karena jurinya mampu membuat sesama peserta saling menjelekkan atau membuat karakter asli calon penerima Beasiswa muncul.

“Test nya lebih ke tes psikologi. Dari sini, lanjut ke tes Bakat. Peserta diminta mengisi kolom bakat, dan ini memiliki nilai tambah. Bakat ini sih tidak harus yang memiliki sertifikat,  tetapi lebih ke tes bakat atau kemampuan tambahan apa yanh dimiliki oleh calon penerima beasiswa, dan ditampilkan pada sesi interview,” terang Keane.

Orang tua Keane menambahkan, Keane tergolong anak yang aktif berorganisasi di sekolah maupun di luar sekolah.

Sehingga ketika mengisi bagian tersebut, Keane malah sampai melebihi kolom yang tersedia. “Maksud dari organisasi profit yaitu kegiatan yang menghasilkan keuntungan,” ucapnya.

Di kolom itu, sambung dia, Keane kosong karena tak pernah ada pengalaman.

“Kalau organisasi non profit ini contohnya adalah anggota OSIS / MPK (tapi lebih baik lagi bila perannya sebagai Ketua atau Wakil Ketua). Jadi kalau calon peserta terlibat dalam banyak organisasi , tentunya hal ini akan menjadi highlight tersendiri bagi para juri,” papar Ibunda Keane. (pem)