25 radar bogor

Startup Teknologi Lebih Kuat Hadapi Pandemi

Kepala BPPT, Hammam Riza

RADAR BOGOR – Usaha rintisan sangat rentan. Apalagi, saat ini pandemi Covid-19 terjadi. Namun, mereka bisa bertahan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Hal itu terjadi pada 40 startup yang didampingi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui fasilitas Balai Inkubator Teknologi (BIT).

Kepala BPPT, Hammam Riza mengatakan, melalui pendampingan startup tersebut, pihaknya menjalankan salah satu perannya yang di bidang komersialisasi teknologi. Menurut dia, perusahaan rintisan tersebut perlu didampingi untuk membangkitkan perekonomian nasional.

’’Saat ini, kondisi dunia usaha pada umumnya mengalami permasalahan. Karena kebijakan pengetatan mobilitas membuat produksi dan distribusi barang jadi terhambat,’’ katanya dalam webinar Pengembangan Startup dan Social Entrepreneurship di Indonesia kemarin (4/8).

Selain itu, biaya-biaya justru mengalami peningkatan. Dia lantas mengutip hasil survei Bank Indonesia pada Maret 2021 yang menyebutkan sebanyak 87,5 persen UMKM (usaha mikro kecil menengah) terdampak pandemi.

Mencapai 93,2 persen merasakan dampak negatif. Seperti pendapatan, laba, dan arus kas yang tertekan.

’’Namun demikian masih terdapat sisi positif di mana 12,5 persen tidak terkena dampak ekonomi dari pandemi. Bahkan 27,6 persen diantaranya menunjukkan peningkatan penjualan,’’ tuturnya.

Menurut Hammam, UMKM yang menggunakan media online dan menambah variasi produksi berhasil lepas dari dampak negatif Covid-19.

Pada kondisi saat ini, Hammam mengatakan startup teknologi memiliki keunggulan dalam bidang inovasi dan eksperimentasi dibandingkan dengan bisnis konvensional yang sudah besar. Oleh karena itu, upaya pendampingan oleh BIT-BPPT itu sangat penting.

Dia mengatakan dalam pendampingan tersebut, tidak semata bagaimana cara mengejar keuntungan. Tetapi juga penekanan pada dampak bagi masyarakat sekitar.

Seperti membawa dampak terbukanya lapangan kerja, menekan pembangunan yang tidak merata. Serta, menanggulangi kerusakan lingkungan dan misi kemanusiaan lainnya.

Dia lantas mengungkapkan salah satu usaha rintisan yang mereka bina adalah Cleansheet. Startup itu memberdayakan mahasiswa kurang mampu dan masyarakat putus sekolah. Mereka dijadikan mitra untuk bersama-sama memecahkan permasalah kebersihan melalui platform teknologi bernama sociopreneur.id.

’’Mereka menginisiasi program kewirausahaan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui pendidikan dan aksi kolaborasi multi-stakeholders,’’ tuturnya.

Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi BPPT Gatot Dwianto menambahkan, pemerintah berencana membangun sebanyak seratus kawasan sains dan teknologi.

BPPT mendapatkan tugas membangun sembilan diantara seratus kawasan itu. Adanya kawasan sains dan teknologi tersebut, diharapkan dapat merangsang hadirnya startup berbasis teknologi di sejumlah daerah. (wan/dio)