25 radar bogor

Masa Perpanjangan PPKM Level 4 Berakhir Hari Ini

Penyekatan di Kota Bogor masih tetap berlangsung. Salah satunya di Simpang Salabenda, Kamis (15/7). Imam/Radar Bogor
Penyekatan di Kota Bogor

RADAR BOGOR – Masa perpanjangan PPKM untuk kali kedua akan berakhir hari ini (2/8). Belum ada kepastian dari pemerintah tentang kelanjutan kebijakan pembatasan tersebut.

Melihat berbagai indikator epidemiologis, pertumbuhan kasus positif memang belum pernah lagi melampaui puncak seperti pada 15 Juli, yakni saat pertumbuhan kasus mencapai 56 ribu. Beberapa hari terakhir, pertumbuhan kasus stabil pada angka 30–40 ribuan kasus baru per hari.

Angka kesembuhan per hari juga makin meningkat menjadi 30 ribuan per hari. Dalam hari-hari tertentu jumlah kesembuhan melebihi pertumbuhan kasus.

Namun, angka kematian juga menunjukkan perkembangan yang mencemaskan. Saat ini pertumbuhan angka kematian harian tidak lagi turun di bawah angka 1.000 nyawa per harinya. Itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia.

Hingga tadi malam, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang menjadi leading sector penerapan PPKM darurat dan PPKM level 4 belum memberikan jawaban atas permintaan update PPKM level 4 yang berakhir hari ini. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan pun belum mengeluarkan statemen apa pun.

Dengan kondisi selama masa PPKM, epidemiolog memperingatkan bahwa laju penularan di masyarakat hingga hari ini belum berhasil diperlambat secara signifikan.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama, itu setidaknya terlihat dari tingkat kepositifan (positivity rate) yang masih tinggi. Selama satu bulan lebih menerapkan pengetatan atau PPKM, Indonesia belum berhasil menurunkan angka positivity rate ke batas aman yang ditentukan WHO, yakni 5 persen.

Yoga memaparkan, pada 3 Juli 2021 saat dimulainya PPKM, angka kepositifan totalnya adalah 25,2 persen. Jika murni didasarkan pada tes PCR/TCM maka menjadi 36,7 persen. Dibandingkan dengan menjelang masa akhir PPKM kemarin (1/8), positivity rate justru naik menjadi 27,3 persen yang jika dideduksi pada murni PCR/TCM menjadi 52,8 persen.

”WHO menentukan angka kepositifan di bawah 5 persen untuk menyatakan situasi sudah terkendali. Sedangkan angka Indonesia masih lima kali lebih besar dari patokan aman itu,” jelasnya.

Hal tersebut diperparah dengan angka tes dan telusur yang belum bisa bergerak naik dari angka 100–150 ribu per hari. Padahal, menurut saran para ahli, tes setidaknya harus mencapai 300–400 ribu orang per hari agar upaya menghadang persebaran virus bisa efektif.

Pada masa awal PPKM (3/7), jumlah tes adalah 110.983 orang dengan 157.227 spesimen. ”Hari ini (kemarin, Red) angkanya memang naik menjadi 112.700 orang. Pemerintah pernah menargetkan pemeriksaan 400 ribu sehari, yang jelas masih jauh dari tercapai,” terang Yoga.

Dari segi kasus kematian, pada awal PPKM ada 491 warga Indonesia yang meninggal dunia. Per 1 Agustus, angkanya naik menjadi 1.604 yang wafat.

Sementara untuk pertumbuhan kasus, pada 3 Juli tercatat 27.913 kasus baru. Per kemarin, angkanya naik menjadi 30.738. ”Harus diingat bahwa pernah ada target agar sesudah PPKM angka dapat turun di bawah 10 ribu per hari, jadi masih jauh tampaknya,” jelas dia. (tau/c9/fal)