25 radar bogor

Hari Ini Bantuan Rp 2 Triliun Seharusnya Dicairkan

SIMBOLIS : Perwakilan keluarga Akidi Tio saat menyerahkan sumbangan.

RADAR BOGOR – Hari ini semestinya dana bantuan penanganan Covid-19 dari Akidi Tio (almarhum) dan keluarga senilai Rp 2 triliun akan mulai dicairkan. Tapi, tanda tanya masih menggelayut terkait rencana tersebut.

Seperti dilansir Sumatera Ekspres, belakangan malah muncul kabar tak sedap terkait Heryanti, putri Akidi, yang menjadi salah satu perwakilan keluarga saat penyerahan secara simbolis bantuan itu.

Heryanti dikabarkan justru terlibat utang senilai Rp 3 miliar kepada seseorang yang menyebut dirinya ”Si Cantik dari Palembang”. Tapi, Heryanti belum bisa dimintai konfirmasinya mengenai klaim tersebut.

Selain itu, penelusuran Sumatera Ekspres, sejumlah pengusaha besar dan tokoh Tionghoa Sumatera Selatan (Sumsel) mengaku tak kenal siapa Akidi.

”Saya pribadi tidak mengenal dan baru mengetahui ada nama Akidi Tio. Namanya tidak terdengar,” kata Halim Sutanto, pengusaha kapal angkutan barang, kontraktor, dan SPBU.

Pengusaha lain Ko Alam juga tidak mengenal Akidi dan anaknya. Namun, dia mengakui, ada beberapa kerabatnya yang tahu Akidi. ”Katanya, Akidi merupakan orang lama yang sering bolak-balik Palembang-Aceh. Dia sering mampir ke Kelenteng Dewi Kwan Im, 10 Ulu,” ujarnya.

Pada Senin (26/7) pekan lalu Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Eko Indra Heri MM menerima bantuan Rp 2 triliun untuk penanganan pandemi Covid-19 dari Akidi Tio dan keluarga.

Seremoni penyerahan berlangsung di Mapolda Sumsel. Turut hadir Gubernur Herman Deru. Juga perantara keluarga almarhum Akidi Tio, Prof dr Hardi Darmawan.

Heryanti dan kakak angkatnya, Harry, turut hadir pula. Ikut menyaksikan, para tokoh agama dan petinggi Polda Sumsel.

Kapolda langsung membentuk tim khusus (timsus). Awalnya dana dijanjikan cair Kamis (29/7). Saat itu Heryanti dibawa ke Polda Sumsel. Diajak ke salah satu bank untuk mengurus proses pencairan.

Ternyata proses pencairan baru akan dilakukan Senin hari ini (2/8). Melalui cek BG (bilyet giro) Bank Mandiri. Dalam channel YouTube Helmy Yahya, Prof Hardi menegaskan bahwa uang bantuan sudah diserahkan. ”Sudah, sudah,” katanya.

Jawaban itu diungkapnya pada menit 26:53 dari 34:44 saat Helmy ingin memastikan (uang bantuan) sudah diserahkan ke Polda Sumsel atau belum. Sayangnya, tak ada penjelasan detail kapan pencairan, ditransfer ke rekening mana, bank apa, dan lainnya.

Sementara itu, Chandra Husin, pengusaha senior di Palembang, juga mengaku tidak mengenal sosok Akidi Tio. ”Saya juga marga Tio, tapi tidak kenal. Teman yang juga sama-sama marga Tio juga tidak mengenalnya,” terang dia.

Namun, Chandra menilai bisa saja orang tersebut tidak mau dikenal masyarakat secara luas. ”Namun, itu tadi, uang Rp 2 triliun bukan nilai yang kecil. Akan bermanfaat banyak bagi warga saat masa pandemi seperti sekarang,” tuturnya.

Akidi Tio, dari berbagai informasi yang dikumpulkan Sumatera Ekspres, punya pabrik limun di Aceh. Lalu membangun usaha pabrik kecap Apollo dan roti marie. Dia juga seorang kontraktor perkebunan dan masih banyak lainnya. Salah satu bisnis yang sekarang dikelola putranya adalah PT Cipta Futura (Cifu).

Namun, Ketua Kadin Palembang Akbar Alfaro juga mengaku tak kenal Akidi. Namun, dia menghargai inisiatif yang diambil keluarganya. ”Mudah-mudahan setelah ini akan lahir dermawan-dermawan lain,” harapnya.

Timsus Bekerja

Dirintelkam Polda Sumsel, Kombespol Ratno Kuncoro meminta masyarakat Sumsel menghargai proses pencairan yang sedang dikerjakan. ”Uang Rp 2 triliun itu tidak sedikit. Tapi, semua kan berproses. Timsus lagi mengawalnya,” tutur dia.

Sementara itu, pantauan di kediaman Heryanti pada Sabtu (31/7) pukul 11.58 WIB, sebuah mobil Sigra hitam berhenti di depan rumah tersebut. Heryanti buru-buru turun. Menuju pagar yang terbuka sedikit. Dia disambut seorang laki-laki yang langsung mengunci pagar dengan rantai.

Heryanti yang ketika itu mengenakan busana biru tua terus melangkah masuk ke dalam rumah. Sedangkan mobil tadi yang diduga taksi online langsung pergi meninggalkan tempat tersebut.

Kemudian, sekitar pukul 15.00 WIB, seorang pria yang mengaku pekerja di rumah anak bungsu almarhum Akidi itu terpantau keluar dari rumah bercat cokelat dan berpagar hitam tersebut. Pria yang mengaku bernama Darwin itu mengatakan bahwa rumah dalam keadaan kosong. ”Tidak ada orang. Bapak dan ibu tidak ada,” ujarnya sembari mengunci pagar rumah dari luar dengan rantai.

Pukul 15.47 WIB terlihat Rudy, suami Heryanti, naik sepeda motor Beat putih ingin pulang. Saat itu dia hanya mengenakan celana pendek dan kaus oblong putih. Namun, ketika dari jauh dia melihat ada beberapa orang di dekat rumahnya, pria paro baya tersebut tancap gas. Entah ke mana.

Usman, penjaga keamanan kawasan itu, mengatakan, Rudy baru menghuni rumah tersebut sekitar dua tahun terakhir. Selama menjadi petugas keamanan di sana, dia mengaku beberapa kali pernah bertemu dengan Rudy. ”Kalau di keluarga tersebut Pak Rudy memang sering tegur sapa. Namun, kalau istrinya, saya tidak pernah bertegur sapa,” ungkapnya.

Kata Usman, Rudy sempat meminta kepadanya, jika ada tamu, diharap menghubungi ketua RT dulu. Dalam kesehariannya, lanjut Usman, aktivitas Heryanti selalu menggunakan taksi online. Sebab, Xenia yang dipakainya telah dijual. ”Sekitar beberapa bulan lalu dijual,” katanya. Saat ini keluarga tersebut hanya memiliki motor untuk aktivitas harian. ”Biasanya yang pakai motor Pak Rudy,” tambahnya.

Terkadang, sambung Usman, Rudy keluar untuk berbincang dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar kompleks itu. ”Tapi memang beberapa hari ini mulai jarang keluar. Selalu tutup pagar rumahnya,” jelas dia.

Disebutkan Usman pula, Rudy dalam kesehariannya selalu di rumah. Berbeda dengan istrinya yang punya aktivitas kerja ke luar rumah. Kata dia, Heryanti memang punya usaha ekspedisi. (rei/iol/afi/rip/c9/ttg)