25 radar bogor

Waspada Kanker Kepala Leher, Seperti Ini Gejalanya

ILUSTRASI. Kanker kepala dan leher adalah salah satu masalah kesehatan mengkhawatirkan baik bagi laki-laki maupun perempuan. (Shutterstock)
ILUSTRASI. Kanker kepala dan leher adalah salah satu masalah kesehatan mengkhawatirkan baik bagi laki-laki maupun perempuan. (Shutterstock)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Masyarakat diminta menyadari jika ada gejala sakit atau nyeri pada tubuhnya. Jika didiamkan, bisa jadi itu adalah sinyal bahaya penyakit kanker. Misalnya kanker kepala leher, mungkin jarang terdengar. Namun gejalanya ternyata cukup khas.

Dalam rangka memperingati Hari Kanker Kepala dan Leher sedunia, Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC) bersama didukung oleh PT Merck Tbk, mengajak masyarakat mewaspadai bahaya kanker kepala leher. Kanker kepala dan leher adalah salah satu masalah kesehatan mengkhawatirkan baik bagi laki-laki maupun perempuan.

Berdasarkan data GLOBOCAN 2020, di dunia tercatat lebih dari 900 ribu kejadian baru kanker kepala dan leher. Indonesia sendiri menyumbang lebih dari 30 ribu kasus baru setiap tahunnya.

“Prevalensi kanker kepala leher di Indonesia yang terus meningkat menjadi perhatian. Kami mengajak masyarakat agar lebih waspada dan tidak mengabaikan tanda-tanda penyakit ini dengan melakukan deteksi dini mengingat gejala kanker kepala leher dapat terlihat jelas di tubuh pasien dan sangat mempengaruhi kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, dan berbicara. Sehingga ketika mulai mengalami gejala, perlu memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter,” kata Ketua Umum CISC Aryanthi Baramuli Putri, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/7).

Ahli Onkologi Prof. Dr. dr. Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo, Sp.Rad(K), Onk.Rad mengatakan pada kanker kepala dan leher, pencegahan primer dapat dilakukan dengan menghindari faktor risiko. Tindakan prevensi merupakan pendekatan utama pengendalian kanker yang paling penting dan cost-effective, jika dibandingkan dengan tindakan pengobatan yang mahal. Deteksi dini merupakan tatalaksana yang paling efektif yang penting untuk dilakukan dengan cara mengenali faktor risiko dan gejala kanker kepala dan leher sedini mungkin.

“Semakin cepat kanker terdeteksi dan semakin cepat ditangani, maka semakin tinggi pulalah kesempatan untuk sembuh dan menghindari komplikasi lebih lanjut,” kata dr. Soehartati.

Gejalanya

Masyarakat perlu waspada jika mengalami gejala-gejala berikut. Sakit tenggorokan, suara serak, ada benjolan di leher, sakit di bagian lidah, mengalami sariawan atau adanya bercak merah atau putih di rongga mulut atau lidah yang tak kunjung membaik, nyeri dan kesulitan menelan lama, serta mengalami hidung tersumbat yang menetap pada salah satu bagian hidung dan keluar darah dari hidung terus-menerus.

Pemicunya

Terdapat banyak faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kanker kepala dan leher ini, seperti faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan. Pengaruh faktor genetik dapat dilihat pada kejadian jenis kanker tertentu, misalnya kanker nasofaring, lebih banyak terjadi di Asia dibandingkan di Eropa.

Faktor gaya hidup yang meningkatkan risiko kanker ini antara lain kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, makanan berpengawet ataupun higienitas mulut yang buruk. Faktor lingkungan yang dapat diamati anntara lain paparan bahan kimia dan radiasi pada daerah kepala dan leher, infeksi Human Papilloma Virus dan Epstein-Barr Virus.

Pengobatannya

Pengobatan kanker kepala dan leher tergantung dari lokasi, jenis, stadium kanker, dan juga kondisi pasien secara keseluruhan. Terapi bedah, terapi radiasi dan terapi sistemik merupakan pilar pengobatan kanker.

Ahli dr. Nadia Ayu Mulansari, Sp.PD-KHOM menjelaskan tatalaksana pengobatan kanker kepala leher dapat ditentukan berdasarkan kondisi pasien serta tingkat kegawatan kankernya. Pilihan terapi ditentukan berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut terhadap karakteristik tumor, komorbid yang diderita pasien serta profil toksisitas. Pilihan terapinya bervariasi mulai dari pembedahan, radiasi, kemoterapi, terapi target dan imunoterapi, atau bahkan kombinasi terapi.

Lebih dari 80 persen kanker didiagnosis dengan stadium lanjut. Oleh karena itu, pencegahan, skrining dan deteksi dini penting untuk dilakukan. Penatalaksaan kanker yang komprehensif dengan tim multidisiplin disertai dengan kemajuan teknologi pengobatan kanker saat ini di Indonesia juga berkontribusi penting dalam meningkatkan keberhasilan terapi dan kesembuhan pasien kanker.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin