25 radar bogor

Muncul Varian Covid-19 Delta Plus, Ini yang Dikhawatirkkan

Ilustrasi. Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Paledang, Kota Bogor, jalani Vaksinasi Covid-19. Dede/Radar Bogor
Ilustrasi. Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Paledang, Kota Bogor, jalani Vaksinasi Covid-19. Dede/Radar Bogor

JAKARTA-RADAR BOGOR, Varian Delta Plus (juga disebut B.1.617.2.1 atau AY.1) yang dianggap sebagai subvarian dari varian Delta kini mulai banyak dibicarakan dan dikhawatirkkan di berbagai negara. Kekhawatiran ada pada efek kemanjuran vaksin.

Dilansir dari Medicine Net, Rabu (26/7), varian ini memiliki mutasi tambahan pada protein lonjakan yang digunakan virus untuk memasuki sel manusia, yang disebut K417N, yang memungkinkan virus menyerang sel paru-paru dengan lebih baik.

Kebanyakan sifat virus ini mirip dengan varian Delta. Meskipun varian Delta Plus kini telah ditemukan di beberapa negara termasuk AS, namun WHO dan CDC belum menyebut varian tersebut sebagai kekhawatiran.

Apa perbedaan varian ‘plus’?

Mutasi baru pada varian Delta pertama kali terdeteksi di Eropa pada Maret lalu. Pada Juni, pasien Covid-19 di India juga ditemukan memiliki virus mutan. Perkembangan ini telah menimbulkan kekhawatiran. Beberapa ilmuwan di India khawatir mutasi itu dapat memicu gelombang infeksi lain di negara itu.

Akankah vaksin manjur melawan Delta plus?

Menurut kementerian kesehatan India, Delta plus dapat memiliki kemampuan yang sama untuk menghindari kekebalan dan kemampuan untuk mengurangi efek terapi antibodi monoklonal yang digunakan untuk mengobati Covid-19. Mutasi ini mengkhawatirkan karena terletak di bagian penting virus, protein lonjakan, yang digunakan untuk menembus sel manusia.

Mutasi sebelumnya telah terjadi pada domain pengikatan reseptor dari protein lonjakan yang memungkinkan virus untuk menempel pada reseptor di sel kita.

Varian Delta selama ini telah terbukti mengurangi kemanjuran vaksin. Artinya jika hanya satu dosis vaksin mungkin menawarkan perlindungan yang lebih rendah. Namun, dosis kedua telah terbukti menghasilkan antibodi yang cukup terhadap infeksi simtomatik dan penyakit parah.

Peneliti Inggris menemukan vaksin Pfizer memiliki kemanjuran 33 persen terhadap Delta setelah satu suntikan, dan 88 persen setelah kedua dosis. Dalam kasus vaksin AstraZeneca, kemanjurannya hanya 33 persen setelah dosis pertama tetapi naik menjadi 60 persen setelah dosis kedua seperti dalam laman The Conversation.

Varian Delta plus mungkin memiliki tingkat pengurangan kemanjuran yang sama terhadap vaksin yang saat ini digunakan. Meskipun studi sedang dilakukan di India untuk menilai efektivitas vaksin terhadap Delta plus. Sampai saat ini Organisasi Kesehatan Dunia belum mengklasifikasikannya sebagai varian kekhawatiran.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin