25 radar bogor

Ingin Kualitas Mahasiswa dan Dosen Meningkat, Ini yang Dilakukan FKIP Unpak

Dekan FKIP Universitas Pakuan, Entis Sutisna

 

Dekan FKIP Universitas Pakuan, Entis Sutisna

BOGOR-RADAR BOGOR, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan (FKIP Unpak) program studi Pendidikan Biologi, mengadakan workshop pengembangan RPS berbasis case method dan project based sebagai perwujudan hibah program kompetensi Kampus Merdeka, Sabtu (24/7/2021) pekan lalu.

Tujuan inti dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dosen dalam menyusun RPS berbasis studi kasus yang akan berimplikasi pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Dekan FKIP, Entis Sutisna mengatakan,  kegiatan ini merupakan lanjutan dari lokakarya sebelumnya yang membahas topik sama.  “Saya berharap pengembangan RPS berbasis case method dan project based bisa menghasilkan lulusan yang relevan dengan perkembangan zaman. Serta siap menghadapi era disrupsi,” ujarnya.

Lulusan perguruan tinggi harus lebih lincah dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Untuk merespon hal tersebut para dosen secara berkala harus meng-update RPS. “Setiap semester ditinjau lagi. Harus disesuaikan jika ada bahan kajian atau referensi atau hasil riset-riset terbaru,” imbuhnya.

Dijelaskan Entis, paradigma pembelajaran saat ini sudah bergeser. Dalam proses pembelajaran, bukan hanya mahasiswa yang belajar tetapi juga dosen sebagai pendidik dan akademisi. “Satu hal yang harus kita perhatikan adalah sumber belajar yang up to date atau terbarukan. Dosen sebagai life long learners, harus banyak membaca banyak referensi dan hasil-hasil riset  dimasukkan dalam RPS,” tuturnya.

Ia meyakini cara itu akan ampuh dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Salah satu metode pembelajaran yang selaras dengan indikator kinerja utama perguruan tinggi yaitu telah menjadi opsi metode pemecahan kasus. Atau pembelajaran kelompok berbasis project.

Mahasiswa belajar dari kasus yang faktual sebagai implementasi belajar berbasis HOTS. Pembelajaran dengan metode kasus sebagai pembelajaran partisipatif berbasis diskusi , bertujuannuntuk memecahkan kasus atau masalah.

“Pas sekali metode ini diterapkan sebagai sebagai wujud pembelajaran abad 21. Bila diterapkan dapat mengasah dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah, kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, dan kreativitas,” tukas Entis. (*/rur)