25 radar bogor

Agar Tidak Panik Ketika Anak Kena Covid-19 dan Isoman di Rumah, Ini Kiatnya

Ilustrasi anak sakit. (Life and health)
Ilustrasi anak sakit. (Life and health)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Klaster keluarga memicu penularan Covid-19 pada anak. Ketika anak tertular Covid-19 dan gejalanya ringan, maka mereka bisa melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Sebagai orang tua ketika anak sakit, disarankan untuk tidak ikut panik.

Dalam seminar daring #BicaraSehat Rumah Sakit Universitas Indonesia dengan tema ‘Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental Anak saat Isolasi Mandiri’ diungkapkan per 18 Juni 2021, data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan, proporsi kasus terkonfirmasi Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun mencapai 12,5 persen dari total kasus yang terjadi di Indonesia.

Atau singkatnya 1 dari 8 kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia adalah anak-anak. Angka case fatality rate Covid-19 pada anak di Indonesia juga telah mencapai 3-5 persen dan ini merupakan angka kematian anak terbanyak di dunia.

Dokter Spesialis Anak RSUI dr. Fahreza Aditya Neldy, Sp.A mengatakan, anak yang terkonfirmasi Covid-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri perlu mendapatkan pemantauan. Baik dari segi fisik maupun mental.

Dokter Fahreza menjelaskan bahwa seperti pada orang dewasa, derajat Covid-19 pada anak juga dibagi menjadi empat kategori yaitu tidak bergejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat.

“Pada anak yang tidak bergejala atau gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri di rumah, sementara anak dengan gejala sedang dan berat tidak boleh melakukan isolasi mandiri dan harus segera dibawa ke rumah sakit,” katanya secara daring baru-baru ini.

“Kita bisa membantu orang-orang yang sedang isolasi mandiri, dengan memberikan makanan, bahan dapur, mainan, serta doa. Tidak perlu merasa sedih dengan 14 hari melakukan isolasi mandiri, dalam satu tahun ada 365 hari, masih banyak hari-hari lain yang bisa kita jalani dengan melakukan hal-hal terbaik,” tegasnya.

Dokter Fahreza memberikan beberapa tips kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada saat anak melakukan isolasi mandiri di rumah. Apa saja tipsnya?

1. Positive Thinking

Tetap berpikir positif, jangan terlalu fokus pada hal-hal buruk.

2. Pastikan Gejalanya Ringan

Isolasi mandiri pada anak tanpa gejala atau gejala ringan harus dilakukan untuk memutus rantai penularan, orangtua dihimbau untuk tidak meminta anaknya dirawat di rumah sakit, jika anaknya termasuk dalam Covid-19 yang tidak bergejala atau bergejala ringan, agar ruang rawat di rumah sakit dapat tersedia untuk anak yang lebih membutuhkan. Sementara pada anak dengan gejala sedang atau berat harus segera dibawa ke rumah sakit.

3. Hilangkan Stigma

Saat terkonfirmasi Covid-19, segera hubungi faskes terdekat, jangan merahasiakan keadaan dan menanggung situasi sendirian. Penyakit Covid-19 ini bukanlah penyakit kutukan, kita harus menghilangkan stigma negatif.

4. Tentukan Pendamping

Tentukan caregiver atau orang yang merawat anak. Idealnya adalah orang dewasa yang tidak bergejala atau bergejala ringan, dan lebih baik lagi adalah orang tua anak tersebut.

Namun jika tidak memungkinkan, dapat juga dirawat oleh orang dewasa muda yang sehat atau tanpa komorbid. Anak sebaiknya tidak dirawat oleh lansia atau orang dengan komorbid.

5. Siapkan Alat Kesehatan

Persiapkan alat yang dibutuhkan untuk pemantauan diri, jangan membeli alat-alat yang tidak dibutuhkan. Beberapa alat dan barang yang dibutuhkan diantaranya termometer, oksimeter (pastikan daya terisi dengan baik untuk mencegah kesalahan pengukuran), sabun cuci tangan, masker medis, masker kain (untuk lebih memaksimalkan penyaringan), sarung tangan, serta tempat sampah khusus.

Selain itu yang penting untuk dipersiapkan juga adalah obat-obatan seperti obat demam, multivitamin terutama vitamin C dan D, serta zinc. Terkait dosis dari obat dan multivitamin tersebut, orangtua dapat berkonsultasi dengan dokter yang memantau.

6. Pisahkan Kamar

Siapkan zonasi pemisahan di rumah, yang dapat dibagi menjadi zona hijau (kamar tidur anggota keluarga yang sehat), zona kuning (tempat yang dipakai bersama), dan zona merah (tempat tidur orang yang sakit).

Saat ingin berpindah zona gunakan masker. Saat berada di zona merah, orang yang sakit boleh membuka masker. Pastikan kamar tidur memiliki sirkulasi udara yang baik dan dapat dimasuki oleh cahaya matahari. Bila keadaan rumah tidak memungkinkan dengan adanya zonasi ini, paling tidak pertahankan jarak 1-2 meter dari orang yang sakit.

7. Pakai Masker

Lakukan pembiasaan perilaku baru kepada anak diantaranya untuk menggunakan masker (masker tidak akan menganggu fungsi respirasi pada pasien yang tidak bergejala taua bergejala ringan), rajin mencuci tangan, dan menerapkan etika batuk.

Orang tua juga sebaiknya mulai melakukan disinfeksi rumah secara berkala, terutama pada bagian knop pintu dan meja. Orang tua juga sebaiknya tidak memeluk atau mencium anak.

8. Cek Kondisi Berkala

Terapkan protokol kesehatan isolasi mandiri, cek suhu tubuh dan saturasi oksigen secara berkala, serta konsumsi makanan bergizi seimbang. Jika sekitar 1-2 hari anak kurang nafsu makan, orangtua harus tetap tenang karena hal itu wajar.

Jika anak mengalami gejala yang persisten selama 7 hari, segera bawa ke rumah sakit. Orang tua juga harus memikirkan kasus yang mungkin terjadi yang juga berbahaya, misalnya demam berdarah dengue.

9. Aktivitas Fisik

Pertahankan aktivitas fisik sehari-hari, ajak anak berjemur atau bermain di pekarangan rumah. Jika tidak ada pekarangan, orangtua bisa mengajak anak bermanin games di dalam rumah.

10. Perhatikan Laju Napas Anak

Waspada tanda bahaya pada anak, beberapa diantaranya seperti anak banyak tidur, napas cepat, ada cekungan di dada, hidung kembang kempis, saturasi oksigen <95 persen, mata merah, ruam, leher bengkak, demam lebih dari 7 hari, kejang, tidak bisa makan dan minum, mata cekung, BAK berkurang, serta terjadi penurunan kesadaran, Jika terjadi tanda bahaya tersebut, segera bawa ke rumah sakit.

11. Hati-hati Limbah Medis

Pisahkan limbah infeksi dengan limbah rumah tangga. Usahakan beri tanda pada limbah infeksi agar tidak menulari petugas pembuangan sampah.

12. Waspada Pasca Isoman

Isolasi mandiri dapat diakhiri setelah 10-14 hari ditambah 3 hari bebas gejala. Hati-hati bila dalam sekitar 4 pekan setelah Covid-19 muncul demam, ruam, muntah, dan diare, mungkin terjadi peradangan pasca Covid-19 (namun hal ini sangat jarang terjadi), segara berkonsultasi ke dokter. Tetap patuhi protokol kesehatan walaupun telah sembuh dari Covid-19.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin