25 radar bogor

Kemendikbudristek Percepat Vaksin Merah Putih

Ilustrasi Vaksin Booster
Ilustrasi Vaksin Booster
Ilustrasi: Vaksinasi Covid-19 di Amerika Serikat Dijadwalkan Mulai Senin
Ilustrasi: Vaksinasi Covid-19 

RADAR BOGOR – Sempat tak ada kabar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan proses pembuatan vaksin Merah Putih terus berjalan. Bahkan, ada yang sudah sampai pada tahap preklinis tahap II.

Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek, Nizam menegaskan, penelitian vaksin Merah Putih terus didorong percepatannya oleh pemerintah. Saat ini, semua tengah berjalan on the track.

Dia mencontohkan, untuk vaksin yang sedang diteliti oleh Universitas Airlangga (Unair). Ia mengatakan, bahwa tahapannya sudah memasuki fase preklinis kedua.

”Sudah pada pre-klinis terus meningkat untuk maju ke proses uji klinis mudah-mudahan ini segera berhasil,” ujarnya dalam Serah Terima Penggunaan Mobile Vaccinator Ditjen Dikti kepada Pemprov DKI, kemarin (6/7).

Ia berharap, proses pengembangan vaksin ini akan memiliki efikasi tinggi. Mengingat, vaksin yang dikembangkan di Unair menggunakan strain lokal. ”Basisnya adalah virus lokal, diharapkan bisa lebih ampuh. Efikasinya lebih tinggi agar dapat mengatasi Covid-19 di Indonesia,” ungkapnya.

Sebagai informasi, hasil uji preklinik tahap pertama vaksin Unair telah berhasil baik. Kini, pengembangan uji praklinik tahap kedua dengan menggunakan hewan makaka diharapkan pun demikian. Sehingga, ditargetkan pada Agustus atau September bisa memasuki tahap uji klinis langsung kepada manusia.

Dalam kesempatan tersebut, Nizam turut menyerahkan dua mobil vaksinasi keliling untuk provinsi DKI Jakarta. Awalnya, mobil tersebut akan dikirim ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, melihat kondisi saat ini, DKI dirasa lebih membutuhkan untuk upaya peningkatan vaksinasi Covid-19.

Nizam mengungkapkan, mobil ini memiliki kelengkapan mulai dari tempat pentimpanan vaksin, sterilizer, genset, dan lainnya. ada pula tenda kanan kiri yang dapat dimanfaatkan sebagai area tunggu. Mobil ini juga bisa dimanfaatkan sebagai laboratorium. Sehingga, sangat memudahkan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.

Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Pendidikan dan Pemukiman DKI Jakarta Surhati mengaku sangat berterimakasih atas bantuan yang diberikan. Menurutnya, ini akan sangat membantu DKI dalam mencapai target baksinasi sebanyak 8,8 juta penduduk. Saat ini sendiri, tercatat sudah 4,8 juta penduduk usia 12 tahun ke atas yang sudah divaksin.

”Sekitar 24-27 persen penduduk Jakarta adalah warga luar DKI. Jadi bantuan ini bukan hanya membantu DKI tapi masyrakat luas,” paparnya.

Selain mobil vaksinasi keliling, lanjut dia, Kemendikbudristek jug atelah memberikan bantuan sebanyak 50 tenda darurat untuk menambah kapasitas IGD di DKI. Tenda-tenda tersebut pun sudah didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit di Jakarta.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin menjelaskan pihaknya diminta Presiden Joko Widodo untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19 sebanyak satu juta vaksinasi pada Juli ini. Selain itu, Jokowi juga menuntut pada Agustus vaksinasi ditingkatkan menjadi dua juta orang. “Kalau perlu dinaikan sampai lima juta,” ucap Budi.

Untuk memenuhi itu, Budi mengatakan ketersediaan vaksin harus terus ada. Untuk Juli ini, pemerintah akan mendatangkan 31 juta dosis vaksin. “Jadi kira-kira dengan 31 juta dosis, harusnya (target) bisa tercapai,” bebernya. Pada Agustus juga akan ditambah lagi 45 juta dosis vaksin. Dengan jumlah yang ada maka cakupan vaksinasi akan lebih banyak.

Dia menyatakan kecepatan distribusi vaksin sudah membaik. Pada awalnya, ketercapaian 10 juta vaksinasi pertama dalam waktu delapan minggu. Lalu 10 juta kedua dalam empat minggu. Terakhir, 10 juta vaksinasi dapat dicapai dalam dua minggu. “Kita sudah menembus 1 juta suntikan. Menurut pengamatan saya ada tiga hari yang kita dapat menembus 1 juta suntikan,” ungkapnya.

Selanjutnya untuk vaksinasi anak, Kemenkes berkoordinasi dengan BPOM dan ITAGI sudah memberikan izin. Pemberian vaksin untuk anak diberikan pada usia 12 sampai 17 tahun. “Vaksinasi ini dilakukan di sekolah agar tidak bentrok dengan yang berusia 18 tahun ke atas,” bebernya.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono meninjau serbuan vaksinasi yang dilaksanakan di Markas Komando Pasukan Marinir 1, Marunda, Jakarta Utara. Dalam agenda tersebut, tidak kurang 1.500 masyarakat divaksin. “Tenaga kesehatan kami bekerjasama dengan Yayasan Dharmais hari ini menyiapkan 1.500 vaksin, namun karena animo masyarakat di sekitar sini banyak yang ingin divaksin, jadi akan kita perpanjang bisa sampai besok (hari ini, Red),” terang Yudo.

TNI AL memastikan terus melaksanakan vaksinasi dengan sasaran masyarakat maritim yang tinggal di daerah pesisir dan kepulauan. Tujuannya tidak lain agar target satu juta vaksin per hari tercapai secara konsisten. Tidak hanya di Markas Komando Pasukan Marinir 1, serbuan vaksinasi juga dilaksanakan oleh komando utama TNI AL lainnya. Salah satunya Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Kemarin mereka melakukan serbuan vaksinasi di Muara Tawar, Kabupaten Bekasi.

Panglima Kolinlamil Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah menyampaikan bahwa serbuan vaksinasi di Kabupaten Bekasi dilaksanakan sejak dua hari lalu (5/7) sampai hari ini (7/7). “Ini juga sebagai bentuk dukungan percepatan vaksinasi Covid-19 yang digalakkan pemerintah,” ungkap Arsyad. Perwira tinggi bintang dua TNI AL itu menyatakan bahwa pihaknya siap jemput bola dalam serbuan vaksinasi. “Jadi, kalau ada kepala daerah atau kepala suatu instansi yang dihubungi atau menghubungi kami, bahwa ada warganya yang siap divaksin. Maka kami akan ke sana, begitu juga wilayah pesisir dan kepulauan,” tambah dia.

Selain Kolinlamil, Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) juga melakukan serbuan vaksinasi. Serbuan vaksinasi oleh Pushidrosal dilaksanakan di Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara. Dalam kesempatan itu, sedikitnya 300 masyarakat maritim divaksin oleh Pushidrosal. Di lain pihak, TNI AU kian masif melakukan serbuan vaksinasi. Salah satunya dilaksanakan di Wisma Aldiron, Jakarta Selatan. Serbuan vaksinasi itu dilaksanakan selama lima hari. Mulai 5 Juli sampai 9 Juli. Targetnya dua ribu orang divaksin setiap harinya. Sehingga total sepuluh ribu masyarakat mendapat vaksinasi di Wisma Aldiron.

Polri kembali memberikan warning terhadap penimbun obat dan oksigen, Kadivhumas Polri Irjen Argo Yuwono menuturkan bahwa penimbunan obat dan oksigen tidak boleh dibiarkan. Masyarakat yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran penjualan obat-obatan untuk Covid 19 dan oksigen diharapkan melapor ke hotline 110. ”Layanan 110 siap 24 jam,” tuturnya.

Dia menuturkan, masyarakat juga bisa melaporkan secara langsung ke kantor kepolsiian terdekat bila menemukan pelanggaran tersebut. Polri berupaya keras mencegah terjadinya penimbunan obat dan oksigen yang mengakibatkan harga melonjak. ”Kami tindak segala jenis pelanggaran terkait itu,” tegasnya.

Siapapun yang melanggar pasti akan diberikan hukuman. Baik dari pabrik, distributor hingga penjual nakal lainnya. ”Tidak pandang bulu, siapa saja semua diproses,” paparnya kepada wartawan kemarin (6/7).

Sementara Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, dalam menindak penimbun obat dan oksigen, penyidik akan menggunakan Undang –Undang Nomor 4/1984 tentang Penyakit Menular dan Perlindungan Konsumen. ”Barang siapa yang menghalangi penanggulangan wabah diancam pidana satu tahun penjara dan atau denda Rp 1 juta,” jelasnya.

Dia mengatakan, penegakan hukum terhadap pelanggaran protokol kesehatan juga terus dilakukan. Polri memahami semua itu memang tidak nyaman, namun kebijakan itu untuk menyelamatkan masyarakat. ”hukum tertinggi adalah keselamatan rakyat,” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet meminta agar tenaga kesehatan bisa disuntik vaksin ketiga. Pasalnya, banyak tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 du kali walaupun sudah vaksin dua kali. Bahkan, sebagian masi mengalami mengalami kesakitan sedang hingga berat. Bahkan, meninggal dunia.

”Dan kita tidak tahu efikasi sinovac sebenernya berapa. WHO mengatakan 51 persen, kita 65 persen, brazil 50 persen,” paparnya. Karenanya, diharapkan tenaga kesehatan bisa divaksin kembali. Sehingga, bisa lebih terlindungi. ”Karena kalau di pelayanan kesehatan sakit otomatis tidak bisa melayani pasien. Pasien yang dirugikan,” sambungnya.

Selain itu, ia juga mendesak agar pemerintah segera bertindak mengatasi kelangkaan obat, alat kesehatan, hingga oksigen. Menurutnya, rumah sakit saat ini hanya bisa menyediakaan oksigen untuk kebutuhan satu hari saja. Mereka harus mencari cara untuk mengisi ulang oksigen di hari berikutnya. Begitu pula untuk obat. Jenis Remdesivir dan favipiravir juga menurun sekali jumlahnya, bahkan hampir menghilang. (mia/lyn/syn/idr)