25 radar bogor

Lomba Bogorku Bersih Berhasil Kurangi Produksi Sampah

Berawal dari persoalan sampah di Kota Bogor yang harus membuang sampah sebanyak 600 ton perhari ke tempat pembuangan akhir (TPA) Galuga di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.

Dampaknya warga di sekitar TPA Galuga Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor sering protes atas pembuangan sampah dari warga Kota Bogor ini terjadi 2005 hingga 2016 .

Warga Galuga di Kabupaten Bogor mendesak agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor agar memperhatikan kesejahteraan warga, seperti pembangunan jalan, menyediakan air bersih, dan sanitasi bagi warga setempat.

Adalah para wartawan di Harian Radar Bogor pada 2015 silam yakni mengusulkan dan menjadi pelaksana kepada Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto untuk membuat lomba kebersihan yakni Bogorku Bersih.

Ini tak lain agar masyarakat memiliki semangat dalam mengelola sampah ini mulai dari lingkungan terkecil yakni rumah, lingkungan rukun tetangga/rukun warga (RT/RW) dan mendirikan bank sampah di setiap RT/RW.

Konsep penilaian lomba kebersihan antar RT ini yakni keindahahan dan keasrian lingkungan, inovasi dan kreativitas warga, pemanfaatan ruang secara efektif dan efisien serta kebersihan sanitasi lingkungan.

Begitu juga pengolahan sampah mandiri seperti, pemanfaatan lubang resapan biopori, komposer, Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) dan bank sampah. Bank sampah ini memiliki bobot penilaian cukup besar dalam lomba ini, karena memang masyarakat diminta mendirikan bank sampah.

Wali Kota Bogor Bima pun sangat setuju dengan usulan wartawan di Harian Radar Bogor ini, dengan memasukkan lomba Bogorku Bersih pada 2016 silam, dalam rangkaian Hari Jadi Bogor (HJB) ke-534.

Inti dari lomba Bogorku Bersih ini merupakan ajang edukasi kepada masyarakat dalam mengelola lingkungan terutama sampah. Sebisa mungkin masyarakat di Kota Bogor mengelola sampah menjadi berkah.

Pertama berkah mendapatkan nilai ekonomi dan berkah kedua lingkungan menjadi asri serta nyaman. Butuh waktu yang cukup lama untuk mengkampanyekan pengelola sampah ini. Tapi tujuan utama pada lomba ini bukan reward atau hadiah, melainkan lingkungan bersih dari sampah yang paling utama.

Tak heran bila juri yang terdiri dari wali kota, wakil walikota, pimpinan dan anggota DPRD Kota Bogor, rektor dan dosen IPB, UIKA, Unpak, perwakilan dari DLH Kota Bogor, pemerhati lingkungan, tokoh agama, wartawan selalu memberikan edukasi tentang pengolahan sampah yang benar kepada masyarakat di sela-sela penilaian lomba.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengakui lomba Bogorku Bersih ini bukan lomba biasa karena memiliki dampak serius pada perilaku warga Kota Bogor dalam mengelola sampah. Tujuan akhir lomba ini mengurangi produksi sampah di Kota Bogor ke TPA Galuga.

Ini sudah terbukti , sebelum ada lomba Bogorku Bersih produksi sampah mencapai 600 ton per hari dan setelah ada lomba ini selama tiga tahun berturut-turut tereduksi menjadi 480 ton per hari ke TPA Galuga di Kabupaten Bogor.

Tak hanya itu pada 2019 Pemkot Bogor mendapatkan penghargaan sebagai satu dari 10 kota yang angkanya dinilai signifikan dalam mengurangi volume sampah dari 20 persen menjadi 16 persen pada 2019 dan pada tahun 2020 menjadi 14 persen.

Jumlah peserta lomba Bogorku Bersih juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sebelumnya ada ada 300 RT mendaftar, pada 2019 618 RT mendaftar. Ini tak lain karena salah satunya hadiah dari lomba ini cukup menggiurkan sebesar Rp30 juta untuk juara satu, Rp20juta untuk juara kedua dan Rp15 juta untuk juara tiga. Juara sebesar itu masing-masing untuk lombar antar RT, yakni kategori permukiman teratur, permukiman swadaya dan permukiman tepi sungai.

Sedangkan kategori lainnya dalam lomba ini yakni kategori TPS3R, kategori bank sampah, kategori Mapolsek, kategori pasar, kategori pusat perbelanjaan, kategori restoran, kategori organisasi perangkat daerah (OPD), kategori hotel, kategori kelurahan, kategori kampung tematik, kategori sekolah dasar (SD), kategori SMP, kategori SMA. (*)

Oleh: Untung Bachtiar/Harian Radar Bogor