25 radar bogor

Diperlukan Kebijakan Pengendalian Covid-19 Yang Tegas & Cerdas !

Fahmy Alaydroes
Fahmy Alaydroes

RADAR BOGOR, Negeri kita menjadi sorotan banyak pihak, karena pengendalian pandemi Covid -19 tak kunjung efektif, malah semakin buruk.

Lonjakan korban yang terpapar Covid semakin mengerikan. Hingga hari Senin (5/7/2021) pukul 12.00 WIB menunjukkan, ada penambahan 29.745 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Angka ini merupakan penambahan kasus harian tertinggi sejak pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia.

Penambahan tersebut menjadikan jumlah total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 2.313.829 orang. Selama dua hari terakhir, tanggal 4-5 Juli 2021, ada 558 pasien Covid-19 yang wafat.

Dengan demikian, angka kematian akibat Covid-19 mencapai 61.140 orang sejak awal pandemi. Tenaga kesehatan (nakes) semakin kelelahan.

Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) mengungkapkan, ada 1.031 tenaga kesehatan yang meninggal selama pandemi Covid-19 hingga 28 Juni 2021 lalu.

Rumah Sakit semakin penuh, rata-rata tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate) rumah sakit rujukan pasien terpapar virus corona (covid-19) di Provinsi Jawa Barat mencapai 91,05 %. Di Provinsi Jawa Tengah mencapai 85%, bahkan ada beberapa daerah yang mencapai hampir 100%.

Di Jawa Timur juga mencapai 100%. Ketersediaan oksigen juga semakin menipis, beberapa rumah sakit (RS) telah kehabisan persediaan.

Di negeri kita, kebijakan pengendalian covid 19 berjalan lamban dan kurang mendengarkan atau mengikuti saran, nasehat dan pendapat para pakar (epidemolog).

Sejak awal kebijakan pengendalian pandemi ini dibayang-bayangi dengan kebijakan ekonomi. Kebijakan pembatasan gerak masyarakat dilakukan setengah hati, ambigu, dan tidak konsisten.

Ditambah pula dengan perilaku sebagian pejabat yang tidak konsisten (tidak member teladan) dan sikap masyarakat yang kurang disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (Prokes).

Padahal sangat jelas bahwa pergerakan dan pertumbuhan ekonomi akan mengalami gangguan selama pandemic ini tidak tertangani dengan baik. Jadi, seharusnya pemerintah memang harus focus terhadap kebijakan pengendalian pandemi. Kita mesti meyakini bahwa bila pandemi terkendali, ekonomi akan pulih kembali.

Sesungguhnya wabah penyakit menular yang diakibatkan oleh virus dapat dipelajari, diketahui dan difahami.

Banyak para pakar (epidemolog, virolog) yang sudah menyampaikan dan menjelaskan bagaimana sifat kerja virus covid 19 ini, bagaimana pula cara yang efektif menghadapinya.

Pada sisi yang lain, riset dan uji klinis untuk memproduksi vaksin juga berlanjut dan sudah menghasilkan beberpa jenis vaksin dengan variasi keefektifannya.

Berbagai negara yang pernah mengalami lonjakan korban telah berhasil menekan laju penularan Covid 19, bahkan ada beberapa yang sudah dalam kondisi sepenuhnya terkendali.

Negara-negara tersebut menerapkan kebijakan dan langkah-langkah yang responsive, cepat, rasional, terukur dan berbasis ilmiah. Kebijakan yang konsisten, tegas dan fokus. Semua dilakukan dengan analisis yang cermat dan seksama.

Kebijakan dirumuskan, ditetapkan dan diberlakukan dengan cara yang ‘bijak’, semata-mata untuk kepentingan dan kebaikan negeri, bukan kepentingan yang lain.

Tak ada kata terlambat. Kebijakan PPKM Darurat seharusnya diterapkan secara all-out dan konsisten.

Pemerintah pusat dan daerah mesti kompak, dengarkan pendapat para ahli dan akademisi. Tunda semua alokasi biaya untuk pembangunan (infrastruktur) yang tidak mendesak.

Pastikan ketersediaan dan kesiapan tenaga kesehatan di garda terdepan, sambil dukung dan fasilitasi mereka dengan perlindungan kesehatan dan jiwa, lengkapi dengan alat kesehatan yang cukup, dan tentu saja berikan perhatian dan dukungan kesejahteraan mereka. Kebijakan mesti dijalankan dengan cara yang tegas dan cerdas.

Fahmy Alaydroes
Anggota DPR-RI Fraksi PKS