25 radar bogor

Risiko Infeksi Covid-19 Sangat Tinggi, Indonesia Disarankan Belajar dari India

Ilustrasi. Pasien Covid-19 saat mendapat perawatan medis di dalam tenda darurat IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (24/06/2021). Akibat ruang IGD sudah penuh, pihak rumah sakit mendirikan tenda untuk men-screening pasien virus Corona (COVID-19) yang berdatangan ke ruang instalasi gawat darurat (IGD). (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)
Pasien Covid-19 saat mendapat perawatan medis di dalam tenda darurat IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (24/06/2021). (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Berdasar laporan per 14-20 Juni 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan adanya transmisi komunitas (CT) level 4 di Indonesia. Artinya, ada risiko infeksi Covid-19 yang sangat tinggi.

Berdasar panduan sementara WHO, CT level 4 berarti ada risiko infeksi Covid-19 yang sangat tinggi di publik dan sebagian besar kasus merupakan transmisi lokal yang terdeteksi dalam 14 hari terakhir.

Sementara, CT level 3 berarti ada risiko tinggi Covid-19 pada populasi umum dan bahwa sejumlah besar didapat secara lokal yang terdeteksi dalam 14 hari terakhir.

Selain itu, WHO juga melihat ada peningkatan konfirmasi varian Delta yang harus menjadi perhatian pemerintah. Sementara, kapasitas sistem kesehatan di beberapa provinsi tingkat huniannya sudah lebih dari 90 persen.

Oleh karenanya, Indonesia diminta segera melakukan tindakan terkait potensi lonjakan kasus ini terutama di provinsi yang disorot. Yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, dan Banten.

WHO pun menyarankan agar Indonesia bisa belajar dari India yang pernah mengalami kondisi serupa pada Februari lalu. Indonesia diminta untuk perkuat testing untuk mencegah penularan dan percepat vaksinasi, terutama bagi usia lanjut dan mereka yang memiliki komorbid.

Dikonfirmasi atas hal ini, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, pihaknya sudah memverifikasi informasi tersebut. Menurutnya, pihak WHO menekankan tidak pernah membuat klasifikasi negara dengan predikat A1 dan kode lainnya.

Sementara, terkait aturan tentang travel ban penumpang asal negara tertentu biasanya dipraktikkan health quarantine atau kantor kesehatan pelabuhan atau pemerintah negara tujuan.

Hal ini sudah merupakan praktik umum dalam International Health Regulations sejak 2005. ”Sama seperti kita yang saat ini tidak menerima WNA dari India, Pakistan, bahkan kemarin sempat juga dari Inggris,” paparnya.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin