25 radar bogor

RS Makin Kewalahan, Sehari Tambah 15.308 Pasien Covid-19

Pasien-RS-Kemang
Pasien Covid-19 kembali ke RS Sentosa Kemang setelah sempat kabur dari ruang isolasi, Kamis (18/2/2021). Dok RS for radar Bogor
Pasien-RS-Kemang
ILUSTRASI: Pasien Covid-19 kembali ke RS Sentosa Kemang setelah sempat kabur dari ruang isolasi, Kamis (18/2/2021). Dok RS for radar Bogor

JAKARTA-RADAR BOGOR, Pertumbuhan kasus Covid-19 kembali memecahkan rekor baru. Kemarin (23/6) jumlah pasien positif korona bertambah 15.308 orang. Situasi yang mengkhawatirkan itu membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pemda memperketat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.

Jokowi menyatakan, pemerintah telah menerima banyak masukan terkait kebijakan penanganan Covid-19. Salah satu usul yang didengar adalah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan lockdown atau karantina wilayah.

”Pemerintah telah mempelajari berbagai opsi penanganan Covid-19 dengan memperhitungkan kondisi ekonomi, sosial, politik, dan juga pengalaman-pengalaman negara lain,” katanya.

Presiden menegaskan bahwa pemerintah telah memutuskan penerapan PPKM mikro. Langkah tersebut dinilai menjadi kebijakan yang paling tepat untuk menghentikan laju penularan Covid-19 hingga ke tingkat desa.

Sebab, PPKM mikro bisa berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat. ”Saya sampaikan bahwa PPKM mikro dan lockdown memiliki esensi yang sama, yaitu membatasi kegiatan masyarakat,” ungkapnya.

Jokowi meminta agar tidak perlu dipertentangkan antara PPKM mikro atau lockdown. Selain itu, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut meminta PPKM mikro dapat diimplementasikan dengan baik di lapangan. Jokowi mengakui bahwa PPKM mikro saat ini belum menyeluruh dan masih sporadis di beberapa tempat.

Dia meminta gubernur, bupati, dan wali kota serius menegakkan aturan PPKM. ”Optimalkan posko-posko Covid-19 yang telah terbentuk di desa atau kelurahan. Fungsi utama posko adalah mendorong perubahan perilaku masyarakat agar disiplin 3M dan menguatkan 3T,” ucapnya.

Mantan wali kota Solo itu juga meminta vaksinasi Covid-19 terus dilakukan hingga membentuk kekebalan komunitas (herd immunity). ”Jika sudah ada kesempatan mendapatkan vaksin, segera ambil. Jangan ada yang menolak,” tutur Jokowi. Menurut dia, vaksinasi merupakan upaya terbaik saat ini. ”Saya minta satu hal yang sederhana ini, tinggallah di rumah jika tidak ada kebutuhan yang mendesak,” tuturnya.

Sementara itu, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menerangkan, dalam lima minggu terakhir, perkembangan pertambahan kasus positif lebih tinggi daripada kasus sembuh. Hal tersebut, kata dia, harus menjadi perhatian bersama.

Satgas mencatat pertambahan 15.308 kasus baru. Angka itu jauh di atas jumlah kasus sembuh yang mencapai 7.167 orang. Pertambahan kasus tersebut juga melampaui rekor pada 21 Juni lalu, yakni 14.536 kasus. Sekaligus menjadi pertumbuhan kasus tertinggi selama pandemi di Indonesia.

Wiku menyebutkan, selama lima minggu terakhir, kasus baru selalu lebih tinggi daripada angka kesembuhan, dengan puncak selisih 17.391 kasus pekan ini. Dia mengungkapkan, kondisi tingginya kasus positif dibandingkan angka kesembuhan mingguan perlu mendapatkan perhatian. ”Angka kesembuhan yang lebih rendah dibandingkan kasus positif perlu menjadi target utama perbaikan penanganan Covid-19,” tuturnya kemarin.

Berdasar data per 20 Juni 2021, terdapat enam provinsi yang memiliki gap (selisih) paling besar antara kasus positif dan angka kesembuhan. Yakni DKI Jakarta (selisih 13.032 kasus), Jawa Tengah (7.171 kasus), Jawa Barat (6.670 kasus), Jawa Timur (2.239 kasus), DI Jogjakarta (2.131 kasus), dan Banten (878 kasus).

Selain tingginya gap antara kasus positif dan angka kesembuhan, satgas menyoroti enam provinsi yang memiliki kasus aktif tertinggi, yaitu Jawa Barat (29.784 kasus aktif), DKI Jakarta (11.411), Jawa Tengah (10.050), Papua (8.799), Riau (6.291), dan Kepulauan Riau (3.431).

Wiku meminta kepada seluruh provinsi tersebut untuk segera memperbaiki kondisi Covid-19 di wilayahnya. Caranya melalui evaluasi kebijakan yang diterapkan terkait kegiatan masyarakat.

Sesuaikan aturan terkait kapasitas kantor, pusat perbelanjaan, restoran dan tempat makan, tempat wisata, serta fasilitas umum lainnya yang berpotensi menjadi titik penularan Covid-19. Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit (RS) terus menunjukkan tren yang kurang baik.

”BOR lima dari enam provinsi ini mencapai lebih dari 80 persen per tanggal 21 Juni 2021. Hanya Jawa Timur yang BOR-nya di bawah 80 persen, yaitu 66,67 persen,” jelas dia. Wiku menambahkan, Indonesia secara nasional mengalami peningkatan kasus mingguan sebesar 92 persen sejak empat minggu terakhir. ”Ini adalah kenaikan yang sangat tajam dan tidak dapat ditoleransi,” pungkasnya.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin