25 radar bogor

PM Israel yang Baru Lebih Berbahaya Buat Palestina

Naftali Bennett, Perdana Menteri Israel yang baru. Bennet menggantikan Benjamin Netanyahu (The Times of Israel)
Naftali Bennett, Perdana Menteri Israel yang baru. Bennet menggantikan Benjamin Netanyahu (The Times of Israel)

BOGOR-RADAR BOGOR, Israel kini memiliki Perdana Menteri yang baru menggantikan Benjamin Netanyahu. Nama PM baru itu adalah Naftali Bennett. Bagaimana kira-kira nasib Palestina nantinya saat Israel dipimpin oleh PM Bennett?

Netanyahu kehilangan kekuasaannya. Perdana Menteri terlama di Israel itu gagal mendapatkan dukungan mayoritas setelah pemilihan umum pada Maret tahun ini yakni pemungutan suara keempat yang tidak meyakinkan di negara itu dalam dua tahun terakhir.

Bennet adalah mantan ajudan Netanyahu. Dia seorang politisi berusia 49 tahun dan memiliki orang tua Amerika. Dia mantan pengusaha teknologi yang menghasilkan jutaan dolar AS sebelum beralih terlibat secara mendalam di politik sayap kanan dengan posisi politik nasionalis-agama.

Beberapa pengamat dan surat kabar di Israel telah melabelinya sebagai ‘ultra-nasionalis’ karena pandangannya. Bennett, pemimpin partai Yamina, berbincang kepada The Times of Israel Februari ini.

“Saya lebih sayap kanan daripada Bibi (Netanyahu), tetapi saya tidak menggunakan kebencian atau polarisasi sebagai alat untuk mempromosikan diri saya secara politik,” kata Bennet saat itu seperti laporan The Indian Express, Senin (14/6).

Bennett bekerja untuk Netanyahu sebagai pembantu senior antara tahun 2006 dan 2008. Namun, dia meninggalkan partai Likud Netanyahu, setelah hubungannya dengan Netanyahu memburuk.

Setelah memasuki dunia politik, Bennett bersekutu dengan partai nasional sayap kanan Yahudi, dan masuk Parlemen sebagai wakilnya pada tahun 2013.

Bennett dikenal sebagai pendukung kuat negara bangsa Yahudi, dan karena bersikeras pada klaim sejarah dan agama Yahudi atas Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan, wilayah dekat perbatasan Israel-Syria yang diduduki Israel sejak perang 1967.

Bennet pernah menjadi kepala Dewan Yesha, sebuah kelompok politik yang mewakili pemukim Yahudi. Bennett telah lama menjadi pendukung hak-hak pemukim Yahudi di Tepi Barat. Dia, bagaimanapun, tidak pernah menganjurkan klaim Israel di Gaza.

Bennett telah mengambil garis keras terhadap militan Palestina, dan telah mendukung hukuman mati bagi mereka. Pada Mei tahun ini, Bennett menuduh Hamas melakukan pembunuhan warga sipil di Gaza, yang tewas dalam serangan udara Israel sebagai tanggapan atas tembakan roket Hamas dari Gaza.

The Times of Israel melaporkan Bennet seorang sayap kanan yang tegas dan bangga akan menentang kenegaraan Palestina selamanya. Naiknya Bennett menjadi Perdana Menteri kemungkinan berarti kemunduran bagi Palestina yang berharap untuk negosiasi perdamaian dan berharap menjadi sebuah negara merdeka.

Sumber: JawaPos.Com
Editor: Alpin